Emiten properti PT Puri Sentul Permai Tbk akan membuka Hotel Xpress di kawasan istirahat Jalan Tol Cipali Kilometer 166 dan 164. Jika pembangunan berjalan lancar, hotel itu akan beroperasi pada Juli dan Agustus 2023.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Para pengendara yang melintasi Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di Jawa Barat bakal dapat beristirahat di hotel jika kelelahan. Dalam waktu dekat, pada tempat peristirahatan di jalur tersebut akan dibangun hotel.
Emiten properti PT Puri Sentul Permai Tbk akan membuka Hotel Xpress di kawasan istirahat (rest area) Jalan Tol Cipali Kilometer 166 dan 164. Jika pembangunan berjalan lancar, hotel tersebut akan beroperasi pada Juli dan Agustus tahun ini.
”Hotel pertama yang dikenal dengan Swiss Bellexpress Rest Area Km 166 berlokasi di Km 166 Tol Cipali, Jawa Barat, memiliki 27 kamar,” kata Direktur Puri Sentul Permai Aan Rohanah dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (20/4/2023).
Puri Sentul akan bekerja sama dengan operator Swiss-Belhotel untuk mengoperasikan hotel di kawasan rest area tersebut.
Puri Sentul akan bekerja sama dengan operator Swiss-Belhotel untuk mengoperasikan hotel di kawasan rest area tersebut. Perjanjian kerja sama kedua pihak sudah berlaku efektif mulai 18 April lalu. Jangka waktu operasi komersial disepakati mulai tanggal berlaku hingga 10 tahun sejak soft opening. Hotel tersebut akan diluncurkan pada 1 Juli 2023.
Dalam kerja sama tersebut, Puri Sentul akan membayar bersih dari pajak kepada Swiss-Belhotel sebagai operator sebesar Rp 250 juta. Dana itu akan digunakan untuk pelayanan biaya prapembukaan. Pembayaran akan dilakukan lima kali hingga Desember 2023, masing-masing sebesar Rp 50 juta.
”Sementara biaya pengelolaan dasar sebesar 2 persen dari jumlah total pendapatan kotor hotel dan lounge,” tambah Aan lagi. Biaya lain yang harus dibayar adalah biaya lisensi sebesar 1 persen bersih dari pajak dari total pendapatan kotor hotel dan lounge. Selain itu, ada lagi biaya penjualan dan biaya pemasaran grup sebesar 1 persen bersih dari pajak dari total jumlah pendapatan kotor kamar.
Puri Sentul juga harus mempersiapkan rekening cadangan sebesar 1 persen dari total pendapatan kotor untuk tahun pertama, 2 persen tahun kedua, 3 persen tahun ketiga, dan seterusnya dari total pendapatan kotor.
Dapat pinjaman
Sementara itu, emiten farmasi PT Indofarma Tbk mendapatkan pinjaman dari induknya, PT Bio Farma (Persero), sebesar Rp 157 miliar. Dana pinjaman itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka restrukturisasi Indofarma. Tingkat suku bunga yang dikenakan untuk pinjaman ini 7 persen per tahun. Angka ini lebih rendah dari rata-rata tingkat pinjaman investasi dan modal kerja yang berlaku. Indofarma akan menggunakan arus kas untuk membayar kembali pinjaman terafiliasi ini.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Kamis (20/4/2023), manajemen Indofarma mengatakan transaksi tersebut akan dilakukan selambatnya pada 30 Juni 2023.
Indofarma memerlukan pinjaman untuk restrukturisasi dan mendukung rencana kerja, terutama untuk mendukung percepatan implementasi strategi fokus usaha pada bidang alat kesehatan dan herbal. Strategi tersebut sesuai dengan program kerja BUMN Holding Farmasi.