PLN Gandeng Siemens Kembangkan Teknologi dan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Kerja sama ini akan ada peningkatan kapasitas pegawai di PLN untuk mengembangkan teknologi energi berkelanjutan. Ini penting bagi PLN dalam rangka mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J, ARIS PRASETYO
·2 menit baca
SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo menekankan Indonesia terbuka untuk investasi dalam upacara pembukaan Hannover Messe 2023 di Hannover Congres Centrum, Hannover, Jerman, Minggu (16/4/2023).
HANNOVER, KOMPAS — Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Hartanto Wibowo menandatangani nota kesepahaman atau MOU kerja sama bisnis dengan Executive Board Member Siemens Energy AG Anne-Laure Parrical De Chammard, Senin (17/4/2023), di tengah pameran inovasi industri Hannover Messe di Hannover, Jerman. MOU tersebut mengenai kerja sama dan implementasi teknologi energi berkelanjutan dalam rangka mengakselerasi transisi energi di Tanah Air.
Menurut Hartanto, dalam kerja sama ini akan ada peningkatan kapasitas pegawai di PLN untuk mengembangkan teknologi energi berkelanjutan. Hal ini merupakan langkah penting PLN dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
”Di tengah cepatnya peningkatan permintaan energi dewasa ini, pengembangan teknologi berkelanjutan adalah langkah besar yang diambil PLN untuk meningkatkan ketahanan energi domestik,” ujar Hartanto.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo turut menyaksikan penandatanganan tersebut. ”Kerja sama ini memfasilitasi inovasi yang komprehensif dalam mempercepat transisi energi. Contohnya pengembangan sistem baterai penyimpan energi dan hidrogen hijau. Inovasi ini diharapkan dapat membuat masyarakat memperoleh energi bersih yang murah,” tuturnya saat ditemui usai penandatanganan MOU.
Secara teknis, Darmawan memaparkan, kerja sama akan mencakup sistem perencanaan, termasuk jaringan pintar (smart grid). Menurut dia, sejumlah sumber energi terbarukan bersifat intermiten sehingga membutuhkan sistem kendali cerdas (intelligent control system) yang merupakan bagian dari smart grid. Dari sisi sumber daya manusia, kerja sama tersebut dapat membangun kompetensi serta kemampuan dan pengetahuan teknis.
”PLN sudah mulai sejumlah proyek hidrogen hijau dan co-firing hidrogen. Oleh sebab itu, perseroan akan menindaklanjuti kerja sama tersebut dengan mengecek posisi pengembangan proyek hidrogen antarperusahaan lalu saling mengisi satu sama lain,” ujar Darmawan.
Anne-Laure menyebutkan, kerja sama bisnis tersebut turut mencakup pelatihan pengembangan sumber daya manusia. Dia juga akan menjadikan kerja sama dengan PLN tersebut sebagai proyek yang penting dan akan dipantau saat mengunjungi Indonesia nanti.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Darmawan Prasodjo (paling kanan) menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama bisnis antara Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Hartanto Wibowo (dua dari kanan) dengan Executive Board Member Siemens Energy AG Anne-Laure Parrical De Chammard (dua dari kiri) dalam gelaran pameran industri Hannover Messe 2023 di Hannover, Jerman, Senin (17/4/2023)
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN Icon Plus Ari Rahmat Indra Cahyadi mengumumkan kerja sama bisnis dengan perusahaan asal Jerman bernama ABB. Kerja sama ini mencakup penguatan peluang investasi yang bertujuan mempercepat pembangunan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik. Kolaborasi kedua perusahaan juga bertujuan memperkuat riset mengenai tantangan kelistirikan di Indonesia.
Secara umum, di tempat yang sama, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Arsjad Rasjid menilai, Jerman unggul dalam pengembangan teknologi yang berorientasi pada efisiensi energi. Dia juga menggarisbawahi pengembangan energi dari hidrogen sebagai sumber alternatif.
Terkait transisi energi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggarisbawahi, Indonesia akan mulai menghapus (phasing out) pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil, seperti batubara dan minyak. Pembangkit tersebut akan diganti dengan sumber energi terbarukan, seperti tenaga air atau surya.