Volatilitas Jangka Pendek, Pindahkan Dana ke Obligasi
Sejumlah analis memperkirakan bakal ada volatilitas di bursa saham dalam jangka pendek. Namun, pasar saham dinilai masih akan menguat dalam jangka panjang. Investor disarankan mengalokasikan investasinya ke obligasi.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para analis memperkirakan akan ada volatilitas dalam jangka pendek di bursa saham. Dengan demikian, investor disarankan mengalokasikan lebih banyak investasinya ke obligasi.
Meski demikian, dalam jangka panjang, pasar saham dinilai masih akan menguat. Beberapa faktor akan memengaruhi gejolak di bursa, terutama yang berasal dari luar, misalnya angka produk domestik bruto Amerika Serikat yang diperkirakan melenceng dari ekspektasi.
Ada strategi yang dapat dilakukan oleh para investor untuk mengurangi potensi risiko tersebut. ”Strateginya, pada Mei-Juni ini para pelaku pasar bisa lari sebentar dari pasar saham ke pasar obligasi,” papar Head of Reaserch Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Robertus Yanuar Hardy, dalam Media Day, Kamis (13/4/2023).
Potensi gejolak pada Mei-Juni tersebut diperkirakan bakal sementara saja. Dalam jangka panjang, optimisme di pasar saham akan kembali seiring dengan tahapan pemilihan umum (pemilu). Secara historis, pelaksanaan pemilu memberikan dampak positif di pasar modal. Konsumsi domestik akan menguat sehingga akan dapat menopang pasar modal.
Secara historis, pelaksanaan pemilu memberikan dampak positif di pasar modal. Konsumsi domestik akan menguat sehingga akan dapat menopang pasar modal.
Senior Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan, di antara beberapa jenis obligasi, tenor menengah hingga panjang akan lebih aman. ”Untuk menghindari gejolak pasar pada obligasi tenor pendek, kami menyarankan agar investor berinvestasi pada obligasi bertenor menengah atau di atas tiga tahun,” kata Rully.
Arus masuk
Sementara itu, Lionel Priyadi, Macro Strategist dari Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan, pasar saham dan obligasi Indonesia masih menarik untuk investor. Arus dana keluar yang terjadi pada Selasa (11/4/2023) hanyalah sementara saja.
”Kami yakin ada kesempatan bagi dana asing untuk terus masuk hari ini, Jumat (14/4/2023), baik ke pasar saham maupun ke pasar obligasi walaupun ada tanda-tanda pelemahan ekonomi AS, khususnya dari data produknya seperti yang telah diindikasikan pada data PPI (price producer index/indeks harga konsumen) yang lebih rendah,” ujarnya.
Lionel menambahkan, dalam pandangannya, obligasi INDOGB bertenor 10 tahun akan turun ke 6,55-6,65 persen karena minat investor asing yang cukup tinggi pada pasar obligasi.