PT Freeport Diminta Presiden Percepat Pengoperasian Smelter Tembaga
PT Freeport Indonesia menyampaikan laporan kepada Presiden Jokowi bahwa pembangunan smelter tembaga akan mulai pada Mei 2024. Sementara itu, wilayah kerja Freeport di Papua juga dilaporkan dalam kondisi aman.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
MAWAR KUSUMA WULAN/KOMPAS
Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas (kiri), didampingi Chief Executive Officer Freeport-McMoRan Richard Adkerson dan Presiden yang juga anggota Dewan Direksi Freeport-McMoRan Inc, Kathleen L. Quirk, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/4/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Menemui Presiden Joko Widodo, manajemen PT Freeport Indonesia atau PT FI melaporkan perkembangan produksi pertambangan dan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga. Presiden Jokowi meminta agar pengoperasian smelter tembaga bisa dipercepat dari rencana awal operasi pada Mei 2024.
”Mei 2024 mulai akan start dan akan wrapped up sampai akhir 2026. Pak Presiden berharap smelter ini dapat selesai tepat waktu atau paling tidak lebih cepat, gitu aja,” ujar Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PT FI) Tony Wenas didampingi Chief Executive Officer (CEO) Freeport-McMoRan Richard Adkerson dan Presiden yang juga anggota Dewan Direksi Freeport-McMoRan Inc, Kathleen L. Quirk, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Presiden Jokowi meminta agar pengoperasian smelter tembaga bisa dipercepat dari rencana awal operasi pada Mei 2024.
Untuk mendukung kebijakan hilirisasi tembaga yang sedang digaungkan pemerintah, PT FI telah membangun smelter baru tembaga di Gresik, Jawa Timur, yang pembangunannya sudah mencapai 54 persen per Februari lalu. Pembangunan smelter tembaga design single line terbesar di dunia ini berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate, Gresik, Jatim.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) menyebut bahwa perusahaan pertambangan wajib membangun hilirisasi atau smelter di dalam negeri. Realisasi smelter harus terealisasi dalam tiga tahun setelah UU Minerba atau pada Juni 2023.
Demi mendukung kebijakan hilirisasi tembaga, PT Freeport Indonesia melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate di Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). Smelter tembaga design single line terbesar di dunia yang padat karya ini ditargetkan bisa beroperasi pada Mei 2024.
Ketika ditanya apakah Freeport akan mendapatkan relaksasi ekspor jika smelter belum selesai dibangun pada Juni 2023, Tony menegaskan, tidak ada pembicaraan tentang relaksasi tersebut. ”Tidak kita bicarakan. Itu saja yang bisa saya sampaikan,” ucap Tony.
Tony juga menegaskan bahwa tidak ada perbincangan tentang rencana Presiden Jokowi untuk menyetop ekspor tembaga mentah. Tony juga tidak bisa memaparkan tentang potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) apabila ekspor tembaga mentah dihentikan. ”Saya nggak bisa jawab itu,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tony menyampaikan bahwa seluruh wilayah kerja PT FI di Papua tergolong aman. ”Secara keseluruhan di wilayah kerja kita relatif aman, kita juga laporkan Freeport baru ulang tahun ke-56 minggu lalu, dan situasi keamanan jadi umum saja,” tambah Tony.
Lebih awal
Ketika mengunjungi KEK Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate (JIIPE) di Kecamatan Manyar, Gresik, awal Feberuari lalu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga berharap agar operasional smelter bisa dimajukan. ”Saya berharap kalau bisa dimajukan lebih awal, itu kalau lihat prospeknya saya kira sudah ada bagian yang lebih dulu, lebih awal, maka berarti ke depannya lebih awal dari pada yang kita harapkan, optimistis saya kira itu. Sebab, pembangunannya berjalan terus dan tidak berhenti,” ujar Wapres.
Pekerja menggarap pembangunan konstruksi pabrik pengolahan tembaga atau smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jatim, Kamis (2/2/2023). Progres pekerjaan mencapai 51 persen.
Pembangunan smelter di Manyar ini merupakan smelter kedua yang dibangun PT FI sebagaimana mandat dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Smelter pertama dibangun tahun 1996 dan dikelola PT Smelting Gresik. Kapasitas pengolahan konsentrat di Smelter Manyar ini ditargetkan bisa mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Sementara itu, kapasitas pengolahan konsentrat di PT Smelting sebesar 1,3 juta ton per tahun.
Kala itu, Tony Wenas mengatakan, sebanyak 60 persen konsentrat tembaga yang dihasilkan saat ini telah diekspor. Sebanyak 40 persen sudah diolah di PT Smelting menjadi katoda tembaga. ”Begitu smelter beroperasi, 100 persen akan dimurnikan di dalam negeri untuk dukung hilirisasi,” kata Tony Wenas.
Smelter akan menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga per tahun. Produk lumpur anoda akan menghasilkan emas.
Smelter akan menghasilkan 600.000 ton katoda tembaga per tahun. Produk lumpur anoda akan menghasilkan emas, perak murni batangan, dan PGM (Platinum Group Metals). ”Akan ada fasilitas precious metal refinery yang akan mengolah emas dan perak menjadi emas dan perak batangan,” ujar Tony Wenas
Melalui proyek smelter di Manyar, PT FI telah menggelontorkan dana 1,63 miliar dollar AS atau setara Rp 25 triliun dari total nilai investasi 3 miliar dollar AS yang setara dengan Rp 45 triliun. Progres konstruksi smelter tersebut ditargetkan rampung pada Desember 2023. Setelah konstruksi selesai, proyek akan dilanjutkan dengan pre-commissioning dan commissioning selama lima bulan sehingga dapat mulai beroperasi pada Mei 2024.
Demi mendukung kebijakan hilirisasi tembaga, PT Freeport Indonesia melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus Industri Java Integrated dan Industrial Port Estate di Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). Smelter tembaga design single line terbesar di dunia yang padat karya ini ditargetkan bisa beroperasi pada Mei 2024.
Proyek smelter di Manyar juga telah mengalami kemajuan dengan pekerjaan tiang pancang smelter yang telah selesai 100 persen. Pekerjaan concrete beton smelter mencapai 50 persen atau 110.000 meter kubik, dan pekerjaan instalasi baja smelter mencapai 13 persen atau 4.800 ton. Adapun instalasi baja di area tangki smelter telah mencapai 15 persen atau 1.000 ton dan pembangunan pelabuhan mencapai 90 persen.
Pembangunan smelter di Manyar juga menyerap 13.000 tenaga kerja dengan rincian 98 persen tenaga kerja berasal dari Indonesia. Separuh dari tenaga kerja asal Indonesia itu merupakan tenaga kerja lokal dari Jawa Timur. ”Proyek ini juga akan mulai beroperasi ditargetkan pada akhir Mei 2024, dengan ramp-up operasi diharapkan mencapai operasi penuh pada akhir 2024,” kata Tony Wenas.