Saat mengecek stok dan harga sejumlah bahan pangan di Pasar Rawamangun dan Pasar Johar Baru, Presiden Jokowi menyebut tidak ada masalah pasokan. Harga sejumlah komoditas terpantau turun.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, NINA SUSILO
·2 menit baca
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berbincang dengan pedagang saat meninjau pasokan dan harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang Lebaran di Pasar Johar Baru, Jakarta, Rabu (5/4/2023). Selain meninjau harga dan pasokan bahan kebutuhan pokok, Presiden juga menyerahkan bantuan langsung tunai kepada pedagang.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meninjau harga komoditas di Pasar Rawamangun dan Pasar Johar Baru, Jakarta, Rabu (5/4/2023). Harga-harga dan ketersediaan bahan pangan menjelang hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah ini dinilai masih terkendali.
”Kita lihat tadi, urusan pasokan tidak ada masalah. Harga juga justru banyak yang turun. (Harga) Telur turun, ayam turun, daging ayam turun, beras juga turun, bawang juga turun, yang naik (harga) daging, naik dikit. Saya kira ini baik sesuai dengan pantauan BPS (Badan Pusat Statistik) kemarin, memang terjadi deflasi. Ini bagus, dalam posisi mau Lebaran tetapi harga-harga turun,” tutur Presiden seusai mengecek harga dan pasokan bahan pangan bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Kita lihat tadi, urusan pasokan tidak ada masalah. Harga juga justru banyak yang turun. (Harga) Telur turun, ayam turun, daging ayam turun, beras juga turun, bawang juga turun, yang naik (harga) daging, naik dikit.
Di sisi lain, penurunan harga dinilai tak akan mengganggu pendapatan petani. Sebab, harga gabah kering panen sudah dinaikkan dari Rp 4.200 ke Rp 5.000. Di lapangan, harga jual gabah kering panen (GKP) juga banyak yang di atas harga pokok pembelian Bulog tersebut.
Kondisi tersebut yang disertai harga beras di pasar sedikit menurun dinilai Presiden baik. Sejauh ini, pemerintah sudah mengimpor beras pada 2022 dan baru terealisasi pada 2023, yakni 492.863 ton. Selain itu, sepanjang Maret-Mei 2013, pemerintah berencana mengimpor tambahan 500.000 ton beras.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Pedagang beras menunggu dagangannya saat Presiden Joko Widodo akan meninjau pasokan dan harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang Lebaran di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2023).
Rendahnya inflasi
BPS pada Senin (3/4/2023) merilis inflasi bulanan pada Maret 2023 di angka 0,18 persen. Jika dibandingkan awal Ramadhan sebelum pandemi, yakni Mei 2019, laju inflasi ini lebih lambat. Saat itu, inflasi 0,68 persen. ”Sementara itu, secara year-on-year (tahunan, Maret 2023 terhadap Maret 2022), terjadi inflasi sebesar 4,97 persen. Secara tahun kalender (Maret 2023 terhadap Desember 2022), terjadi inflasi sebesar 0,68 persen,” kata Pudji saat menyampaikan rilis terkait perkembangan inflasi Maret 2023, Senin.
Terkait hal itu, Presiden mengakui, rendahnya inflasi bisa dilihat dari banyak sisi. ”Namun, yang jelas harga banyak yang turun sehingga akan memperkuat daya beli rakyat,” ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menilai, rendahnya inflasi di awal Ramadhan tahun 2023 disebabkan rendahnya daya beli masyarakat.
”Maret ini, dampak berganda kucuran dana pemerintah ke masyarakat belum optimal sehingga inflasinya rendah. Kalau masyarakat memiliki uang terbatas, belanjanya akan sedikit. Mengingat konsumsi rumah tangga menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah perlu mempercepat aliran dana tersebut,” tuturnya, Selasa (4/4/2023).