Kajian LPEM FEB UI: Kontribusi GoTo Capai 2,2 Persen PDB
Kegiatan bisnis mitra UMKM GoTo dinilai menciptakan tambahan kesempatan kerja bagi 1,7 juta orang di tahun 2022. Kajian LPEM FEB UI menunjukkan GoTo memberi nilai tambah Rp 428 triliun terhadap perekonomian nasional.
Oleh
Mis Fransiska Dewi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hasil kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LPEM FEB UI menunjukkan, PT GoToGojekTokopedia Tbk atau GoTo memberikan nilai tambah Rp 428 triliun terhadap perekonomian nasional. Jumlah itu setara dengan 2,2 persen produk domestik bruto Indonesia pada tahun 2022. Angka itu berasal dari nilai tambah yang dihasilkan oleh aktivitas perusahaan dan mitra di dalam ekosistemnya, seperti mitra pengemudi dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Tim peneliti LPEM FEB UI, Prani Sastiono, menyebutkan, berbagai literatur menyatakan, platform digital memiliki peran positif dalam perekonomian. Selain itu, platform digital juga membantu perekonomian selama pandemi Covid-19 melalui pemenuhan kebutuhan masyarakat yang lebih mudah.
Hasil kajian LPEM FEB UI, di tahun 2022, GoTo berkontribusi hingga Rp 428 triliun atau 2,2 persen dari PDB Indonesia. Kegiatan bisnis mitra UMKM GoTo menciptakan tambahan kesempatan kerja bagi 1,7 juta orang dari total penduduk bekerja di tahun 2022. Penambahan ini di luar belasan juta mitra yang sudah berada di ekosistem GoTo.
Hasil kajian juga menyatakan, GoTo menurunkan kesenjangan pendapatan rata-rata 4,43 persen dan membawa total rata-rata 24.666 jiwa keluar dari garis kemiskinan. ”Semakin lama GoTo hadir di sebuah kabupaten atau kota, semakin besar pula penurunan tingkat kemiskinan dan penurunan ketimpangan pendapatan dibandingkan dengan daerah tanpa GoTo,” ujarnya dalam peluncuran riset LPEM UI: Dampak Ekonomi Ekosistem GoTo pada Perekonomian Nasional 2022 di Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Peneliti LPEM FEB UI menjadikan seluruh transaksi GoTo, termasuk transaksi Tokopedia dan mitra UMKM Gojek seperti GoFood dan GoMart yang berasal dari survei, sebagai sumber data utama. Sementara dampak dari penggabungan perusahaan diperoleh dari hasil survei pendapatan mitra pengemudi dan mitra UMKM yang dilakukan pada akhir Desember 2022 hingga Januari 2023.
Survei dilakukan terhadap mitra pengemudi GoTo dengan total sampel 3.814 orang, mitra UMKM 3.615 orang, dan mitra UMKM Tokopedia 1.496 orang. Namun, distribusi sampel masih terfokus di Pulau Jawa.
Menanggapi kajian tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pada awal pandemi Covid-19, terdapat 60 juta pelanggan baru internet di Asia, mayoritas berasal dari area rural atau perdesaan. Hal itu membuat ekonomi digital semakin inklusif. Hingga saat ini, populasi daring di Asia Tenggara mencapai 440 juta orang. Jumlah itu akan meningkat dan merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan.
Airlangga menyebutkan, GoTo berperan memajukan UMKM dengan integrasi layanan on demand,e-dagang, dan keuangan (finansial). Pada tahun 2022 GoTo membantu pelaku UMKM masuk ke ekosistem digital (onboarding) sebanyak 20,76 juta pelaku usaha.
Proses onboarding merupakan bentuk pemberdayaan UMKM dengan memanfaatkan jaringan dan teknologi digital. Hal itu membuka peluang bagi UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
”Masyarakat perlu belajar meningkatkan literasi digital agar teknologi digital dapat dioptimalkan dan risikonya dapat dikurangi. Semoga GoTo secara konsisten mentransformasi UMKM dengan target 30 juta UMKM onboarding pada 2024,” ujarnya dalam sambutan secara daring.
Indonesia merupakan negara peringkat keenam jumlah usaha rintisan (start up) terbanyak, yakni mencapai 2.506 unit dengan 9 unicorn dan 2 decacorn, yaitu GoTo dan J&T Express. Airlangga menambahkan, start up berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan, dan berkontribusi pada ekonomi berkelanjutan melalui inovasi yang ditawarkan.
GoTo harus merdeka secara finansial agar perusahaan dapat terus berinovasi bagi para pelaku usaha dan didasarkan pada pondasi yang kuat.
Sementara itu, Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo mengungkapkan, start up teknologi didanai dengan nominal yang sangat besar oleh para investor. Namun, dengan adanya perubahan iklim pada dunia start up, semuanya berubah untuk hal yang lebih baik. Membangun bisnis yang secara disiplin dan berkelanjutan merupakan suatu keharusan.
Sebagai perusahaan, kata Andre, GoTo harus merdeka secara finansial agar perusahaan dapat terus berinovasi bagi para pelaku usaha dan didasarkan pada fondasi yang kuat. Dengan finansial yang merdeka, GoTo akan lebih banyak melakukan inovasi menciptakan produk ataupun layanan baru yang tepat sehingga dapat memberikan kesempatan kepada para pelaku dan mitra usaha.
”Kalau kemarin sedikit cerita bagus bisa mendapatkan dana, sekarang start up harus mempunyai bisnis yang berkelanjutan. Akhirnya, para perusahaan yang memiliki produk dan inovasi yang baik akan menjadi brand atau produk yang diinginkan masyarakat,” ujarnya.
Efisiensi
Komisaris GoTo Agus Martowardojo mengatakan, kondisi ekonomi dunia yang melambat akibat perang Rusia dan Ukraina hingga suku bunga yang tinggi turut berpengaruh terhadap sistem keuangan GoTo. Akibatnya, GoTo terpaksa mengurangi pegawai atau menempuh efisiensi.
Agus mengutarakan, GoTo telah membuktikan mampu melakukan penyesuaian jika situasi berubah. Saat ini, GoTo sedang mengejar profitabilitas agar terus berkontribusi dalam ekosistem digital Indonesia. Untuk mencapai profitabilitas tersebut, GoTo akan terus melakukan kajian terhadap efisiensi karyawan.
Efisiensi dilakukan karena banyak duplikasi pekerjaan setelah Gojek dan Tokopedia merger. Menurut Agus, duplikasi pekerjaan mayoritas terjadi di level head office. Penekanan biaya yang dilakukan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena biaya terbesar dari perusahaan tersebut adalah biaya pegawai.
”GoTo harus efisien, itu yang akan kami kejar agar profitabilitas akan terlihat pada kuartal keempat 2023. EBITDA yang disesuaikan akan positif. Manajemen tahu betul andalan utama agar GoTo maju adalah human capital-nya. GoTo akan memberi perhatian agar sumber daya manusia memiliki motivasi yang tinggi dan bisa bekerja produktif,” ujarnya.
Sebelumnya, GoTo telah melakukan PHK terhadap 600 karyawan. Kemudian pada November 2022 GoTo juga mengumumkan pemangkasan terhadap 1.300 karyawan.