Pengembangan hunian berbasis kawasan berorientasi transit atau TOD dinilai prospektif seiring berkembangnya transportasi massal.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS)
Ilustrasi proyek apartemen yang terintegrasi dengan stasiun kereta ringan (LRT).
JAKARTA, KOMPAS — Kereta api ringan atau LRT Jabodebek fase I yang siap beroperasi pada Juli 2023 dinilai menjadi katalis bagi proyek pengembangan hunian berbasis kawasan berorientasi transit atau TOD. Hunian yang dekat dengan transportasi massal dinilai dapat menjadi pilihan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghemat biaya transportasi.
Pengerjaan infrastruktur LRT Jabodebek yang dibangun PT Adhi Karya (Persero) Tbk ditargetkan selesai pada Juli 2023. Pada fase I, kereta api tanpa masinis itu akan melayani rute Cibubur-Dukuh Atas, serta rute Bekasi Timur-Dukuh Atas.
Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) Rizkan Firman saat dihubungi, Jumat (24/3/3023), mengemukakan, rencana operasional LRT Jabodebek menjadi katalis bagi pengembangan proyek hunian terkoneksi stasiun LRT yang tengah digarap ADCP. Tahun lalu, anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) ini membukukan prapenjualan Rp 1,2 triliun dan laba bersih Rp 105,01 miliar.
Dari 13 proyek hunian berbasis TOD yang digarap ADCP, sejumlah delapan proyek apartemen terkoneksi dengan stasiun LRT Jabodebek fase I, meliputi LRT City Bekasi (Eastern Green), LRT City Bekasi (Green Avenue), LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Jatibening, LRT City Ciracas, LRT City Cikunir, dan LRT City Cibubur. Selain itu, dua proyek terkoneksi dengan LRT City fase II (Cibubur-Bogor), yakni LRT City Sentul dan Adhi City.
Menurut Rizkan, animo masyarakat akan hunian berkonsep TOD terus tumbuh. Beberapa properti yang dikembangkan sudah terjual habis, di antaranya Tower Accordion LRT CITY Jatibening, LRT City Tebet, dan kluster rumah tapak Bhumi Anvaya Adhi City Sentul. Pihaknya mulai memasarkan kluster baru Bhumi Svarga di Adhi City Sentul, serta proyek baru LRT City Cikunir yang akan dipasarkan mulai tahun ini.
”Masyarakat mulai memahami bahwa memiliki hunian yang dekat dengan transportasi massal, dalam hal ini LRT, membuat kualitas hidup meningkat, hemat biaya dengan pemanfaatan transportasi massal yang memberikan kemudahan mobilitas masyarakat dengan produktivitas tinggi,” ujar Rizkan.
Pihaknya kini tengah mempercepat penyelesaian pembangunan proyek, di Bekasi, Sentul, dan Tangerang, serta pengembangan proyek-proyek baru untuk menyambut beroperasionalnya LRT Jabodebek. Setiap proyek LRT City yang digarap ADCP memiliki kawasan pengembangan 4-6 hektar (ha), sedangkan kawasan kluster perumahan di Adhy City Sentul sekitar 120 ha.
Rizkan menambahkan, keunggulan lokasi properti ADCP yang terkoneksi dengan stasiun LRT dan KRL diikuti dengan pengembangan area komersial di beberapa LRT City. Beberapa area komersial yang dibangun adalah di LRT City MTH, LRT City Jatibening, LRT City Sentul, dan Cisauk Point.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Lampu apartemen menyala di Cawang, Jakarta Timur, Senin (13/2/2023). Hunian berkonsep kawasan berorientasi transit (TOD) yang berdekatan dengan stasiun LRT kian diminati.
Daya beli
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengemukakan, biaya transportasi pribadi yang semakin mahal dan tarif parkir yang terus naik mendorong orang semakin dipaksa untuk menggunakan trasportasi umum. Pemakaian transportasi massal akan menguntungkan pemasaran hunian yang memiliki akses transportasi umum.
Ia menambahkan, dari survei Colliers Indonesia pada 2019-2022, kenaikan nilai hunian berbasis TOD terus melaju. Pertumbuhan harga apartemen TOD rata-rata 10,5 persen, sedangkan apartemen non-TOD tumbuh sekitar 4 persen. Harga apartemen berbasis TOD saat ini Rp 500 juta-Rp 2 miliar per unit.
Tantangan yang muncul, konsumen apartemen cenderung masih didominasi investor. Investor saat ini masih cenderung menahan diri (wait and see). Adapun konsumen apartemen untuk dihuni (end user) sangat rentan daya beli dan skema pembiayaan perbankan. Guna mendorong pasar hunian berbasis TOD, skema insentif Pajak Pertambahan Nilai yang ditanggung pemerintah (PPN DTP) yang pernah digulirkan pada 2021-2022 dinilai perlu dihidupkan lagi sampai kondisi perekonomian lebih stabil.
Ia mencontohkan, beberapa proyek apartemen berbasis TOD yang dekat dengan stasiun moda raya transportasi (MRT) di Fatmawati dan Lebak Bulus belum sepenuhnya bangkit karena faktor daya beli. Ia menilai sulit jika pemasaran apartemen hanya mengandalkan animo investor.
”Untuk membangkitkan kembali pasar apartemen, diperlukan kemudahan fasilitas untuk membeli,” ujar Ferry.