Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia meminta pengesahan dari para pemegang saham merestui penggunaan laba bersih untuk pembagian dividen. Emiten-emiten itu termasuk empat bank besar, yakni BRI, BNI, Mandiri, dan BCA.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten-emiten yang telah mengumumkan pencapaian kinerja pada 2022 berturut-turut meminta pengesahan dari para pemegang saham untuk merestui penggunaan laba bersih. Penggunaan laba bersih itu termasuk soal pembagian dividen.
Pekan ini, empat bank besar, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), telah selesai menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST).
RUPST BCA Tbk juga telah menyetujui pembagian dividen total sebesar Rp 40,7 triliun. Artinya, satu saham akan mendapatkan dividen Rp 205, sudah termasuk dividen tunai interim sebesar Rp 35 yang dibayarkan Desember 2022.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja juga optimistis momentum bisnis di Indonesia kembali bertumbuh meskipun menghadapi ketidakpastian perekonomian global. ”Seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang positif, kami optimistis atas prospek bisnis ke depan dan melangkah secara prudent pada 2023,” kata Jahja, Kamis (16/3/2023).
Sementara BNI yang membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 18,31 triliun membagikan 40 persen laba bersih atau Rp 7,32 triliun untuk dividen. Setiap saham akan mendapatkan dividen sebesar Rp 392,78 atau lebih tinggi dari tahun 2021 yang tercatat Rp 146.
Selain emiten sektor perbankan, emiten lain juga sudah mendapatkan restu dari para pemegang saham untuk membagikan dividen. RUPST produsen lantai keramik PT Arwana Citramulia Tbk, misalnya, menyetujui pembagian dividen tunai sebanyak 70 persen dari total laba bersih 2022, yakni sebesar Rp 55 per saham.
Dalam paparan publiknya, Chief Financial Officer Arwana Citramulia Rudy Sujanto menjelaskan, pada tahun buku 2022, laba bersih yang diperoleh perusahaan mencapai Rp 576,2 miliar. Angka itu naik 22 persen dibanding laba bersih tahun 2021 yang tercatat Rp 470,9 miliar.
Emiten lain, yakni PT Surya Esa Perkasa Tbk, juga memutuskan membagikan dividen total sebesar Rp 775,2 miliar. Dividen ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah perusahaan tersebut. Kinerja emiten yang bergerak pada sektor energi dan kimia melalui kilang LPG ini memberikan dividen sebesar Rp 45 per saham.
Pengusaha Garibaldi Thohir yang memiliki 1,1 juta saham Surya Esa Perkasa atau setara dengan 6,4 persen memperoleh dividen Rp 49,6 miliar.