RI dan India Ajak Dunia Perkuat Jembatan Kemitraan
RI dan India berkomitmen memperkuat perdagangan multilateral dan bilateral di tengah menguatnya fragmentasi dunia. Kedua negara sama-sama ingin memperluas perdagangan.
Oleh
Hendriyo Widi dari New Delhi
·3 menit baca
NEW DELHI, KOMPAS — Indonesia dan India mengajak dunia memperkuat jembatan kerja sama dan kemitraan antarnegara di tengah tantangan konflik geopolitik. Indonesia menegaskan pentingnya membangun relasi mendalam, sedangkan India menawarkan keberlanjutan sebagai cara atau jalan hidup sebuah negara.
Hal itu mengemuka dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kemitraan Konfederasi Industri India (Confederation of Indian Industry/CII Partnership Summit) 2023 di New Delhi, India, Senin (13/3/2023) malam. KTT yang dipimpin Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal itu mengusung tema ”Kemitraan untuk Bisnis yang Bertanggung Jawab, Akselerasi, Inovatif, Berkelanjutan, dan Berkeadilan”.
KTT tersebut dihadiri menteri perdagangan dan industri, serta pelaku usaha dan industri dari sejumlah negara. Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan turut memberikan sambutan utama dalam pembukaan acara tersebut.
Zulkifli mengatakan, dunia tengah menghadapi tantangan berat. Di tengah upaya memulihkan diri dari pandemi Covid-19, dunia menghadapi konflik geopolitik yang telah menciptakan krisis energi dan pangan global, inflasi, dan perlambatan ekonomi.
”Menghadapi situasi itu, penguatan kerja sama internasional menjadi kunci utama untuk membangun kemitraan bisnis yang berkelanjutan dan berkeadilan,” ujarnya.
Menghadapi situasi itu, penguatan kerja sama internasional menjadi kunci utama untuk membangun kemitraan bisnis yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Menurut Zulkifli, landasan dari semua jenis kerja sama adalah hubungan orang ke orang. Dari jalinan relasi personal itu terciptalah jembatan yang memungkinkan terbangunnya hubungan yang lebih mendalam.
Sementara Goyal menegaskan pentingnya membangun ketahanan ekonomi berkelanjutan dengan berfokus pada inklusivitas. Membangun keberlanjutan di berbagai sektor telah menjadi inti dari agenda Presidensi G20 India. Ia menegaskan, pemerintah India berpandangan, keberlanjutan adalah cara atau jalan hidup.
”Dalam konteks perdagangan global, keberlanjutan kesepakatan perdagangan multilateral dan bilateral sangat diperlukan di tengah tekanan restriksi dagang yang dilakukan sejumlah negara,” kata Goyal.
Dalam konteks perdagangan global, keberlanjutan kesepakatan perdagangan multilateral dan bilateral sangat diperlukan di tengah tekanan restriksi dagang yang dilakukan sejumlah negara.
Pada pertengahan Januari 2023, Dana Moneter (IMF) ekonomi global tengah menghadapi meningkatnya risiko perpecahan atau fragmentasi. Fragmentasi itu dipicu konflik dagang Amerika Serikat-China dan perang Rusia-Ukraina.
Fragmentasi ini muncul dalam bentuk pembatasan perdagangan, hambatan penyebaran teknologi, pembatasan lintas sektor yang memicu berkurangnya aliran modal, dan penurunan kerja sama internasional. Dalam skenario terbatas, fragmentasi perdagangan global bisa menyebabkan 0,2 persen dari produk domestik bruto (PDB) global hilang. Dalam skenario parah, dunia akan kehilangan 7 persen PDB (Kompas, 19/1/2023).
RI dan India sama-sama berkomitmen menumbuhkan perdagangan multilateral dan bilateral. Indonesia akan memperluas pasar ekspor dengan menjalin kemitraan dengan negara-negara di Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
”Di Asia Selatan, India merupakan mitra penting dan strategis Indonesia. Kami melihat India unggul dalam hal teknologi informasi dan farmasi. Kami siap untuk menjajaki kerja sama lebih jauh dengan India di bidang itu,” kata Zulkifli.
Untuk itu, dalam kunjungan kerja di India, Zulkifli bertemu dengan Presiden Federasi Kamar Dagang dan Industri India (The Federation of Indian Chambers of Commerce & Industry/FICCI) Subhrakant Panda. Dalam pertemuan itu, keduanya mendiskusikan penguatan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara.
Zulkifli juga bertemu Wakil Direktur Pengembangan Korporat Apollo Hospitals Enterprise Harinder Singh Sidhu. Pertemuan itu dalam rangka menginisiasi kerja sama investasi perusahaan kesehatan India di Indonesia.
Menurut Zulkifli, Apollo Hospitals merupakan salah satu rumah sakit terkemuka di India dan memiliki cabang di berbagai negara. Ia berharap Apollo Hospital dapat segera merealisasikan investasi di bidang infrastruktur kesehatan di Indonesia.
”Kerja sama ini diharapkan dapat berdampak positif pada kemudahan akses masyarakat Indonesia atas layanan kesehatan berkualitas yang terjangkau,” ujarnya.
Sementara itu, India siap membuka dan memperbarui perundingan perdagangan bebas dan kerja sama ekonomi komprehensif dengan setiap negara. Di sektor perdagangan barang dan jasa, India menargetkan total nilai ekspor kedua sektor perdagangan itu bisa mencapai 750 miliar dollar AS pada 2023.
Pada 2022, total nilai ekspor perdagangan barang dan jasa mencapai 676 miliar dollar AS. Adapun pada 2021, ekspor barang dan jasa India menembus 500 miliar dollar AS.
”Kami akan memperluas perdagangan dengan beberapa negara. Sejumlah perjanjian dagang dengan negara lain telah memasuki tahap lanjutan negosiasi dan finalisasi,” kata Goyal.
Selain itu, lanjut Goyal, India membuka dan menawarkan kerja sama di bidang pengembangan teknologi digital. Hal itu baik terkait pengembangan sumber daya manusia atau sektor jasa teknologi digital maupun produk teknologi informasi yang diproduksi di India.