Kondisi Perekonomian dan Fokus pada Digitalisasi Topang Kinerja Bank Mandiri
Kinerja Bank Mandiri tidak terlepas dari kondisi perekonomian yang terus membaik. Hingga akhir 2022 kredit secara konsolidasi bertumbuh 14,48 persen menjadi Rp 1.202 triliun.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemulihan ekonomi dan transformasi digitalisasi yang dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan salah satu pendukung kinerja tahun 2022. Bank Mandiri berhasil membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 41,2 triliun atau meningkat 46,9 persen dari tahun 2021.
Dari perolehan laba tersebut, sebanyak 60 persen atau Rp 24,7 triliun dibagikan menjadi dividen. Setiap satu saham akan menerima dividen Rp 529,34 atau naik 46,8 persen dari dividen tahun 2021 yang sebesar Rp 360,64 per saham. Sisa laba akan digunakan sebagai laba ditahan.
Situasi perekonomian yang terus membaik seiring pandemi Covid-19 yang terkendali juga berdampak positif pada restrukturisasi yang dilakukan Bank Mandiri. Menjelang akhir relaksasi restrukturisasi pada 31 Maret 2023 mendatang, Bank Mandiri sudah menyelesaikan sebagian besar kredit yang direstrukturisasi tersebut.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menuturkan, kinerja Bank Mandiri tidak terlepas dari kondisi perekonomian yang terus membaik. Hingga akhir 2022 kredit secara konsolidasi bertumbuh 14,48 persen menjadi Rp 1.202 triliun. Total dana pihak ketiga naik 15,46 persen menjadi Rp 1.490 triliun. Portofolio tersebut ditopang oleh dana murah yang naik 31,1 persen dan tabungan yang naik 13,5 persen dari tahun 2021.
”Selain itu, pada tahun 2022 Bank Mandiri telah secara aktif menggarap segmen digital untuk mendukung transformasi digital sebagai bisnis berkelanjutan dengan menangkap peluang di seluruh sektor dan segmen potensial,” kata Darmawan pada jumpa pers secara daring, Selasa (14/3/2023), di Jakarta.
Dia menambahkan, transformasi digital yang telah dilakukan, antara lain adalah menambah fitur produk, menambah kapasitas sumber daya manusia, juga melakukan sinergi di segala kanal. Digitalisasi membuat efisiensi juga meningkat sekaligus mendorong volume bisnis. Bank Mandiri akan mengoptimalkan 241 smart branch untuk mendorong aktivitas perbankan secara digital.
Bank Mandiri juga akan memecah nilai nominal saham 1:2 sehingga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, juga menjangkau berbagai lapisan investor. Tahun ini, Bank Mandiri akan menerbitkan green bonds yang rinciannya akan diumumkan kemudian.
Restrukturisasi kredit
Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin dalam kesempatan yang sama menjelaskan, portofolio restrukturisasi kredit Covid-19 Bank Mandiri terus membaik. ”Posisinya sudah jauh menurun dibandingkan pada puncak Juni 2022 yang sebesar Rp 96,5 triliun menjadi Rp 35,9 triliun pada akhir Desember 2022,” katanya.
Dari sisa sebanyak Rp 35,9 triliun tersebut, sekitar 85 persen sudah dibayarkan, baik secara parsial ataupun penuh. Dia pun optimistis sisa kredit restrukturisasi itu akan selesai pada tahun ini atau tahun depan.
Bank Mandiri juga telah membentuk coverage cadangan kerugian pencadangan nilai (CKPN) sebesar 311 persen. ”Pencadangan itu lebih dari cukup,” kata Siddik. Adapun pembentukan biaya CKPN dari keseluruhan portofolio kredit berada pada kisaran 1,3-1,5 persen.
Mengenai kinerja tersebut, Head of Research Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo mencermati, empat bank besar termasuk Bank Mandiri, memang sudah diperkirakan akan membukukan kenaikan yang signifikan pada tahun 2022. Menurut dia, penurunan beban bunga juga menjadi faktor yang mendukung perolehan laba dari Bank Mandiri. Sepanjang 2022 beban bunga Bank Mandiri turun hingga 7 persen.
Penurunan beban provisi kredit bermasalah juga mendukung kinerja. Pada kurun waktu 2020-2021 beban provisi perbankan mencapai puncaknya dan sudah membaik pada 2022.
”Seperti yang kita ketahui, pada tahun 2020-2021 bank-bank besar banyak melakukan beban provisi yang tinggi, sehingga pada tahun 2022 mereka sudah tidak melakukan hal itu lagi,” kata Handiman.
Faktor pendorong lainnya kenaikan pendapatan nonbunga yang ditopang juga oleh pemulihan aktivitas masyarakat setelah pandemi mereda.
Tim analis MNC Sekuritas dalam risetnya menyebutkan, kinerja Bank Mandiri berada di atas perkiraan konsensus. Performa tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan di tengah kenaikan tingkat suku bunga, biaya operasional yang terkendali, juga kualitas aset yang membaik.