Bursa Pariwisata di Berlin Jadi Sinyal Positif Pemulihan
Selama tiga hari penyelenggaraan ITB Berlin 2023, animo peserta ataupun mitra-mitra dinilai sangat tinggi. Ini pertama kalinya ITB Berlin dilaksanakan secara luring sejak pandemi Covid-19.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
BERLIN, KOMPAS — Perhelatan Internationale Tourismus Borse atau Bursa Pariwisata Internasional Berlin 2023 di Messe Berlin, Jerman, 7-9 Maret 2023, rampung digelar. Antusiasme tinggi dari para pelaku bisnis pariwisata menjadi sinyal positif pulihnya pariwisata pascapandemi Covid-19.
Dalam pameran bisnis pariwisata terbesar di dunia itu, Indonesia membawa 64 peserta. Sebanyak 46 perusahaan di antaranya memiliki jenis usaha akomodasi, sementara sisanya adalah agen perjalanan, operator tur, dan perusahaan manajemen destinasi. Ada juga kolaborator pemerintah daerah dan swasta.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Made Ayu Marthini, di Berlin, Jumat (10/3/2023), mengatakan, selama tiga hari penyelenggaraan ITB Berlin 2023, animo peserta dan buyers atau mitra-mitra sangat tinggi. Sebab, ini pertama kali ITB Berlin dilaksanakan secara luring sejak pandemi Covid-19. Pada tahun ini hanya digelar model bisnis ke bisnis atau business to business (B to B), tidak ada bisnis ke konsumen atau business to consumer (B to C).
”Mereka (para pelaku bisnis) bertemu kembali, tetapi ada juga bertemu mitra-mitra baru. Semua komentar dari peserta positif karena memang ada antusiasme tinggi,” kata Made.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan 300.000 pax terjual dalam ITB Berlin 2023 dengan potensi devisa mencapai Rp 5,2 triliun. Made mengatakan, hingga kini data pax terjual masih dihitung, termasuk menunggu laporan terakhir para peserta. Namun, data terakhir sudah mendekati yang ditargetkan.
Pada ITB Berlin 2023, tema yang diusung adalah ”Visit Wonderful Indonesia 2023: Explore Our New Destinations”. Kendati Bali masih menjadi fokus, destinasi wisata superprioritas lain juga dikenalkan, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara), dan destinasi-destinasi lain.
Pantauan Kompas dalam tiga hari penyelenggaraan, semua ruang (hall) di Messe Berlin nyaris tidak pernah sepi dari berbagai kegiatan dan aktivitas terkait bisnis pariwisata. Negara-negara di dunia mencoba seatraktif mungkin mempromosikan pariwisata masing-masing demi mendulang devisa. Pertemuan bisnis antar-pelaku industri pariwisata begitu intens.
Menurut Sales Manager Anvaya Beach Resort Bali Andi Krisnatha, tujuan ikut serta pada ajang ITB Berlin 2023 adalah menjalin bisnis dengan mitra baru sekaligus menjaga bisnis yang selama ini sudah terjalin dengan baik. Menurut dia, berjejaring menjadi hal terpenting.
Melihat antusiasme berwisata warga Eropa ataupun dunia, imbuh Andi, seharusnya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2023 sudah bisa melebihi capaian sebelum pandemi Covid-19. ”Namun, sampai saat ini belum (tercapai) karena jumlah penerbangan belum sebanyak dulu. Di samping itu, harga tiket pesawat sangat mahal. Itu menjadi tantangan yang mesti diperhatikan oleh hotel-hotel,” katanya.
Sementara itu, Adjie Wahjono dari Aneka Kartika Tours & Travel Services melihat ITB 2023 menghasilkan sesuatu yang positif, terutama untuk bertemu lagi dengan klien-klien lama. Adapun saat ini orang lebih mencari paket perjalanan wisata dengan grup kecil, luar ruang (outdoor), dan perjalanan yang lebih intens. Misalnya, dulu wisatawan asal Eropa cenderung senang 12 hari ke tiga pulau (Sumatera, Jawa, Bali), sekarang 10 hari tetapi hanya di Pulau Jawa.
Menurut informasi yang diterima dari kliennya asal Jerman dan Perancis, kata Adjie, sebagian pelaku bisnis terkait perjalanan wisata merasa saat ini bahkan sudah melewati capaian 2019. ”Memang tergantung strategi masing-masing. Yang jelas, tiga hari ini terasa antusias. Ini yang coba dimanfaatkan,” katanya.
Guna terus meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, ajang-ajang internasional di Indonesia juga terus dipromosikan. ”Itu mengingat Mandalika adalah tempat diselenggarakannya MotoGP dan World Superbike. Begitu juga Danau Toba yang menjadi lokasi digelarnya F1 Motor Boat,” kata Made.
Made menambahkan, promosi pariwisata Indonesia akan terus dipacu. Setelah bursa pariwisata di India dan Berlin pada awal tahun 2023, berikutnya Indonesia juga akan mengikuti pameran serupa, antara lain di Malaysia, Dubai (Uni Emirat Arab), Arab Saudi, dan Osaka (Jepang). Selain itu juga ada pameran di London (Inggris) yang biasanya dilaksanakan pada November.
Ia menambahkan, pihaknya optimistis target 7,4 juta kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2023 akan tercapai. Terlebih, pertumbuhan perjalanan tahun ini juga telah diprediksi berbagai pihak akan melebihi pertumbuhan perekonomian dunia.
”Meski dunia sedikit mengencangkan (terkait ekonomi), tetapi budget untuk traveling tetap ada karena mereka (warga dunia) ingin mencari ketenangan untuk healing. Maka, momentum ini kita manfaatkan. Apalagi, yang traveling saat ini kalangan menengah ke atas, artinya luxury and quality tourism. Mereka bisa spending lebih banyak dan masa tinggalnya lebih lama,” tutur Made.