Harga Gabah Petani Naik Lagi, Penggilingan Belum Bisa Pasok ke Bulog
Setelah batas atas harga pembelian dicabut, harga GKP petani kembali melejit. Hal itu menyebabkan pedagang penebas, termasuk dari korporasi besar, bersaing ketat. Namun, pemodal kuat diyakini menang dalam persaingan.
Oleh
Hendriyo Widi
·4 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Buruh borongan meninggalkan sawah saat mereka sedang memanen padi karena turun hujan di kawasan Karang Dungan, Kecamatan Tangkil, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (1/3/2023). Berdasarkan data BPS, beras menjadi pemicu utama inflasi bulanan. Curah hujan yang tinggi pada Februari 2023 membuat kualitas gabah buruk.
JAKARTA, KOMPAS — Harga gabah kering panen di tingkat petani naik kembali setelah aturan batas atas harga pembelian gabah dan beras dicabut oleh Badan Pangan Nasional. Hal itu menyebabkan penggilingan kecil tidak bisa memasok beras ke Perum Bulog dan berpotensi membuat harga beras kembali naik.
Per 7 Maret 2023, Badan Pangan Nasional mencabut Surat Edaran (SE) Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 47/TS.03.03/K/02/2023 tentang Harga Batas Atas Pembelian Gabah atau Beras. Pencabutan SE yang diimplementasikan sejak 27 Februari 2023 itu berdasarkan SE Kepala Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 60/TS.03.03/K/03/2023.
Dengan pencabutan SE itu, penggilingan tidak lagi terikat pada harga batas atas pembelian gabah dan beras. Waktu itu, harga batas atas pembelian gabah kering panen (GKP) di tingkat petani dan penggilingan ditetapkan masing-masing Rp 4.550 per kilogram (kg) dan Rp 4.650 per kg, gabah kering giling (GKG) Rp 5.700 per kg, dan beras medium di gudang Bulog Rp 9.000 per kg.
Jumair (48), pelaku usaha penggilingan mitra Bulog Cirebon, Rabu (8/3/2023), mengatakan, setelah SE batas atas pembelian gabah dan beras dicabut, harga GKP di tingkat petani kembali naik. Hal itu terjadi di Jawa Barat dan sejumlah daerah di Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat, seperti Brebes dan Cilacap.
Sebelum harga batas atas diterapkan, harga GKP di tingkat petani sempat mencapai Rp 6.500 per kg. Namun, setelah batasan harga diterapkan, harga GKP turun menjadi Rp 4.700 per kg.
”Setelah batas atas harga pembelian dicabut, harga GKP petani kembali naik menjadi Rp 5.200 per kg. Hal itu menyebabkan pedagang penebas, termasuk dari korporasi besar, bersaing ketat. Yang memiliki modal kuat yang bakal menang,” ujarnya ketika dihubungi dari Jakarta.
Setelah batas atas harga pembelian dicabut, harga GKP petani kembali naik menjadi Rp 5.200 per kg. Hal itu menyebabkan pedagang penebas, termasuk dari korporasi besar, bersaing ketat. Yang memiliki modal kuat yang bakal menang.
Jumair menambahkan, dengan GKP setinggi itu, penggilingan kecil masih belum dapat memasok beras ke Bulog. Harga GKP itu masih di atas fleksibilitas harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras.
Saat ini, skema HPP yang digunakan Bulog untuk pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) mengacu pada Surat Keputusan (SK) Kepala Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 56/KS.03.03/K/2/2023 tentang Fleksibilitas Harga Gabah atau Beras dalam rangka Penyelenggaraan CBP. Fleksibilitas HPP GKP di tingkat petani ditetapkan Rp 4.200-Rp 4.550 per kg dan GKG di tingkat penggilingan Rp 5.250-Rp 5.700 per kg.
Sementara harga GKG dan beras di gudang Bulog ditentukan masing-masing Rp 5.300-Rp 5.750 per kg dan Rp 8.300-Rp 9.000 per kg. Fleksibilitas harga tersebut berlaku pada 27 Februari-31 Mei 2023.
Padahal, pada tahun ini, Kepala Badan Pangan Nasional menargetkan Bulog dapat menyerap gabah atau beras dalam negeri 2,4 juta ton sepanjang tahun 2023. Sebanyak 70 persen di antaranya mesti diserap pada saat panen raya atau pada periode Maret-April 2023.
Bulog mencatat, hingga akhir Februari 2023, realisasi pengadaan beras dalam negeri untuk CBP sebanyak 15.451 ton. Stok CBP di gudang sebanyak 50.086 ton, sedangkan stok beras komersial 3.565 ton.
Kondisi salah satu gudang Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Jawa Barat, Selasa (28/2/2023), yang dipersiapkan untuk menampung beras hasil serapan petani saat panen raya yang diperkirakan akan mulai pada pertengahan Maret. Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon menargetkan dapat menyerap beras sebanyak 70 ribu ton pada panen raya di awal tahun ini.
Harga wajar
Di Demak, Jawa Tengah, harga GKP di tingkat petani juga melonjak menjadi Rp 5.700-Rp 5.800 per kg. Pada akhir Januari-Februari 2023, harga GKP sempat tembus Rp 6.800 per kg dan merosot di kisaran Rp 4.500-Rp 4.800 per kg.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Demak Hery Sugihartono menuturkan, pencabutan harga batas atas kembali memberi ruang bagi korporasi besar untuk membeli GKP petani dengan harga tinggi. Dengan harga GKP sekarang Rp 5.700-Rp 5.800 per kg, harga beras medium di daerah diperkirakan Rp 11.000 per kg dan di Jakarta Rp 12.000 per kg.
Dengan pola yang seperti itu, harga GKP pada saat puncak panen raya diperkirakan akan bergerak di rentang Rp 5.400-Rp 5.800 per kg. GKP dengan rentang tersebut masih wajar karena sedikit di atas biaya pokok produksi di tingkat petani di Demak saat ini yang sekitar Rp 5.000-Rp 5.200 per kg. Dengan harga GKP tersebut, harga beras medium di tingkat konsumen diperkirakan Rp 10.500-Rp 11.500 per kg.
”Saat ini, penggilingan kecil dan menengah masih menyerap GKP. Namun, pembeli besar juga masuk dengan menawarkan harga yang lebih tinggi,” katanya.
Benih padi yang terendam banjir di areal persawahan di Desa Sukamaju, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/3/2023). Sudah 10 hari air bah merendam areal persawahan tersebut.
Untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani dan beras di tingkat konsumen, pemerintah diharapkan segera menetapkan HPP gabah dan HET beras baru. Pemerintah juga diharapkan segera menyerap gabah petani di daerah-daerah yang kebanjiran.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, tujuan pemerintah menetapkan batas harga atas pembelian gabah dan beras adalah meredam korporasi besar membeli gabah petani dengan harga yang sangat tinggi. Hal itu juga dalam rangka melindungi penggilingan-penggilingan kecil.
Begitu regulasi dicabut, korporasi besar kembali membeli gabah petani dengam harga tinggi. Kepala Badan Pangan Nasional telah mengimbau mereka untuk membeli gabah dengan harga wajar yang masih menguntungkan petani sekaligus tidak mematikan penggilingan kecil.
Kami akan berupaya menetapkan HPP yang wajar dengan mempertimbangkan kenaikan biaya pokok produksi pertanian, penggilingan, serta konsumen dan inflasi.
Saat ini, lanjut Arief, pemerintah tengah menggodok dan mematangkan HPP GKP baru. Nanti setelah HPP itu jadi, pemerintah baru akan menentukan HET beras.
”Kami akan berupaya metetapkan HPP yang wajar dengan mempertimbangkan kenaikan biaya pokok produksi pertanian, penggilingan, serta konsumen dan inflasi,” katanya.
Pada 2 Maret 2023, Kepala Badan Pangan Nasional telah menerima usulan HPP GKP dari beberapa asosiasi dan organisasi tani. HPP yang diusulkan itu berada di rentang Rp 5.400-Rp 5.800 per kg.