Cabai Rawit dan Bawang Putih Bisa Picu Inflasi Jelang Ramadhan-Lebaran
Harga sejumlah bahan pangan pokok cenderung naik menjelang Ramadhan-Lebaran tahun ini. Pemerintah dinilai perlu memetakan komoditas yang berpotensi mendongkrak inflasi guna mengantisipasi lonjakan harganya.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·2 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Pedagang melayani pembeli yang hendak berbelanja cabai rawit di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (8/3/2023). Harga cabai rawit telah mencapai Rp 80.000 per kilogram. Dua pekan menjelang Ramadhan, harga sejumlah harga bahan pangan mulai naik.
JAKARTA, KOMPAS – Harga cabai rawit merah dan bawang putih menunjukkan tren kenaikan sejak awal tahun 2023. Tanpa kebijakan distribusi yang mampu memeratakan pasokan, dua komoditas itu diperkirakan menyumbang inflasi lagi hingga Ramadhan-Lebaran tahun ini.
Pengamat pertanian, Jafar Hafsah menyebutkan, berdasarkan data yang dia himpun, hanya 13 provinsi dari 32 provinsi yang diamati mengalami surplus produksi cabai rawit pada Maret 2023. Provinsi lainnya terpantau defisit.
”Oleh sebab itu, pengendalian harga tak hanya melihat suplai dan demand (permintaan), tetapi juga wilayah tempat komoditas pangan itu berada. Strategi distribusi menjadi penting,” ujarnya dalam diskusi publik berjudul ”Manajemen Pengendalian Harga Menjelang Ramadhan” yang digelar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Paramadina secara hibrida, Rabu (8/3/2023).
Dalam skala nasional, Jafar menyebutkan, produksi cabai rawit pada Januari, Februari, dan Maret 2023 secara berturut-turut diperkirakan mencapai 93.610 ton, 114.515 ton, dan 145.402 ton. Sementara itu, kebutuhan cabai rawit selama tiga bulan itu masing-masing diperkirakan mencapai 91.899 ton, 83.005 ton, dan 94.863 ton. Adapun stok awal 2023 sebanyak 62.059 ton.
Sementara data pada Panel Harga Badan Pangan Nasional menunjukkan, rata-rata nasional harga cabai rawit merah di tingkat pedagang eceran pada Januari 2023 mencapai Rp 55.290 per kilogram (kg). Namun, per Rabu (8/3), angkanya telah naik menjadi Rp 61.390 per kg. Angka ini berada di atas harga acuan penjualan di tingkat konsumen, menurut Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 11 Tahun 2022, yakni Rp 40.000-Rp 57.000 per kg.
Dari sudut pandang wilayah, data Panel Harga Badan Pangan Nasional menunjukkan, Rabu (8/3), harga cabai rawit merah di mayoritas provinsi di Indonesia berada lebih dari 50 persen di atas harga acuan. Sumatera Barat menjadi satu-satunya provinsi dengan harga cabai rawit merah yang berada di bawah harga acuan, yakni Rp 34.460 per kg.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi turut memantau kenaikan harga cabit rawit merah tersebut. ”Harga naik karena pengaruh dari musim hujan. Sebagai solusi, perlu ada fasilitas distribusi dari daerah surplus,” ujarnya saat dihubungi.
Secara umum, dosen Universitas Paramadina, Handi Risza Idris, menggarisbawahi tingginya inflasi nasional yang masih di atas rentang target pemerintah, yakni 2-4 persen. Menjelang Ramadhan-Lebaran, pemerintah semestinya bisa memetakan komoditas yang menyebabkan lonjakan inflasi sehingga dapat menyiapkan pasokan. Dengan demikian, pemerintah dapat memitigasi kekurangan pasokan sehingga harganya terkendali.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi tahunan pada Januari dan Februari 2023 masing-masing mencapai 5,28 persen dan 5,47 persen. Adapun secara bulanan, inflasi pada Januari dan Februari 2023 masing-masing mencapai 0,34 persen dan 0,16 persen.
Handi menambahkan, pemantauan terhadap rantai pasok mesti diperkuat. ”Jangan sampai pasokan (bahan pangan pokok) hanya dikuasai oknum-oknum tertentu,” katanya dalam diskusi yang sama.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Pedagang menyeleksi bawang putih impor sembari menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (8/3/2023). Saat ini harga bawang putih di tempat tersebut mencapai Rp 40.000 per kilogram.
Selain cabai rawit merah, Panel Harga Badan Pangan Nasional juga menunjukkan tren kenaikan harga bawang putih. Rata-rata nasional harga bawang putih di tingkat pedagang eceran pada Januari 2023 mencapai Rp 27.190 per kg. Sementara per Rabu (8/3) harganya telah naik menjadi sekitar Rp 30.000 per kg.
Menurut Arief, harga bawang putih akan turun ketika pasokan dari impor sudah masuk ke pasar. ”Hal ini dapat diantisipasi dengan percepatan persetujuan impor dengan jumlah yang terukur sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. Kedatangan barang pun perlu lebih cepat,” katanya.
Arief memerinci, kebutuhan bawang putih nasional sepanjang 2023 mencapai 651.000 ton, sedangkan rencana impornya 588.000 ton. Data BPS menunjukkan, realisasi impor bawang putih pada Januari 2023 mencapai 1.537,74 ton.