Proses migrasi siaran televisi analog ke digital terestrial sampai sekarang belum tuntas. Sebanyak 124 dari 695 stasiun televisi analog masih dalam proses migrasi.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
FAKHRI FADLURROHMAN
Siaran televisi analog di salah satu rumah warga di Jalan Gelora 8, Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2022). Kementerian Komunikasi dan Informatika mematikan siaran televisi analog sebagai upaya migrasi televisi analog menuju digital.
JAKARTA, KOMPAS — Hingga saat ini, 571 dari 695 stasiun televisi analog terestrial telah bersiaran digital, baik secara penuh maupun masih simulcast. Sisanya, yaitu 124 stasiun televisi analog, masih dalam proses migrasi siaran televisi analog ke digital terestrial.
Simulcast merupakan proses menjalankan siaran televisi digital dan analog terestrial secara bersamaan dalam satu waktu.
”Jika mengacu data yang kami terima tersebut, sebagian besar warga seharusnya sudah bisa menikmati siaran televisi digital terestrial di seluruh Indonesia. Pekerjaan rumah terbesarnya yaitu realisasi komitmen alat bantu penerima siaran (set top box/STB) dari penyelenggara multipleksing ke rumah tangga miskin. Masih ada sekitar 4 juta unit bantuan STB yang harus mereka distribusikan dengan segera,” ujar Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Geryantika Kurnia, Minggu (26/2/2023), di Jakarta.
Geryantika menambahkan, lembaga penyiaran swasta penyelenggara multipleksing tampaknya akan menyelesaikan distribusi bantuan STB di lima kota yang rutin dijadikan sasaran survei rating oleh Nielsen. Enam kota lain, yang juga menjadi tujuan survei Nielsen, telah mengalami migrasi siaran televisi analog ke digital terestrial (analog switch off/ASO) dan pemirsa dari kelompok rumah tangga miskin telah mendapat bantuan STB.
Di Indonesia terdapat 11 kota yang menjadi sasaran survei Nielsen. Kesebelas kota itu adalah Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Surabaya dan sekitarnya, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Denpasar dan sekitarnya, Medan, Makassar, Palembang, serta Banjarmasin. Kota-kota ini dianggap sebagai penyumbang pendapatan iklan besar bagi lembaga penyiaran.
”Secara kepentingan nasional, ASO akan memberikan multidampak yang positif. Berdasarkan temuan survei yang kami lakukan, sekitar 70 persen warga sudah secara mandiri menyiapkan STB dan perangkat televisi digital,” kata Geryantika.
Perkembangan terkini, tiga kota sasaran survei Nielsen akan mengalami penghentian siaran analog terestrial pada 20 Maret 2023. Ketiganya adalah Denpasar dan sekitarnya, Palembang, serta Banjarmasin.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Gilang Iskandar, saat dikonfirmasi, menyampaikan, belanja iklan ke televisi pada Januari 2023 menurun sekitar 25 persen, kemudian membaik pada Februari 2023. Namun, perbaikannya belum kembali pada kondisi sebelum Januari 2023.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Staf analis memonitor siaran televisi nasional di ruang analisis pemantauan langsung Komisi Penyiaran Indonesia, Jakarta, Kamis (23/2/2023). Sebanyak 18 stasiun televisi nasional, yang 15 di antaranya tayang selama 24 jam, dimonitor oleh petugas analis. Penelitian meliputi konten SARA, kekerasan, pornografi, serta jumlah iklan yang tidak boleh melebihi 20 persen dari porsi keseluruhan tayangan. Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan, penetrasi televisi digital setelah penghentian siaran televisi analog (analog switch off/ASO) di beberapa daerah di Indonesia menuju kondisi normal pada Februari 2023.
Untuk kelanjutan ASO, Gilang menuturkan bahwa ketentuan pemerintah mensyaratkan pembagian STB untuk rumah tangga miskin harus mencapai persentase yang signifikan sebelum ASO dilaksanakan. Evaluasi distribusi rutin dilakukan untuk merespons kondisi obyektif di lapangan.
Sementara itu, praktisi penyiaran Satriyo Dharmanto mengatakan, jika merujuk Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Frekuensi Radio, program ASO akan dilaksanakan di 112 wilayah layanan siaran yang mencakup 341 kabupaten/kota. Di samping itu juga terdapat 113 wilayah layanan penyiaran di 173 kabupaten/kota yang sebelumnya belum terlayani oleh siaran televisi analog terestrial akan langsung dilakukan digitalisasi sistem penyiaran.
Sejumlah perusahaan manufaktur elektronik mencoba masuk ke pasar ritel STB sehingga ketersediaan dan akses warga untuk membeli STB relatif mudah. Dengan demikian, migrasi penyiaran semestinya dapat berjalan lebih cepat.
”ASO merupakan komitmen internasional sehingga harus tetap dijalankan. ASO juga akan mendorong keragaman konten penyiaran bagi pemirsa,” ucap Satriyo.