Penurunan produksi kedelai di negara produsen dapat berimbas pada kenaikan harga di pasar dunia karena permintaannya tetap, bahkan naik. Hal ini menandakan pentingnya swasembada kedelai.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·4 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Pekerja Primkopti unit Kebayoran Lama, Jakarta, menunggu pembeli kedelai, Kamis (23/2/2023). Saat ini harga kedelai impor di tempat tersebut Rp 12.200 per kilogram. Janji pemerintah pada akhir tahun lalu untuk menurunkan harga kedelai menjadi Rp 11.000 per kg belum tercapai hingga sekarang.
JAKARTA, KOMPAS — Akibat kekeringan ekstrem di Argentina, produksi kacang kedelai dunia diperkirakan menurun. Penurunan tersebut turut menggerus produksi minyak nabati berbasis biji-bijian di pasar global yang dapat digantikan oleh kelapa sawit. Oleh sebab itu, Indonesia perlu mengantisipasi kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe serta minyak goreng di dalam negeri. Selain itu, juga dampaknya pada harga minyak goreng di dalam negeri.
Laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) berjudul ”Oilseeds: World Markets and Trade” edisi Februari 2023 menyebutkan, proyeksi produksi kacang kedelai dunia pada tahun pasar 2022/2023 mencapai 383,01 juta ton. Angka ini lebih rendah dibandingkan laporan yang sama edisi Januari 2023 yang sebesar 388 juta ton.
Laporan tersebut menggarisbawahi penurunan panen kacang kedelai di Argentina akibat kekeringan dan tingginya suhu udara di wilayah sentra produksi. Argentina merupakan produsen kacang kedelai dunia terbesar setelah Brasil dan Amerika Serikat (AS). Proyeksi produksi kacang kedelai Argentina sepanjang 2022/2023 turun dari 45,5 juta ton menjadi 41 juta ton. Petani juga menahan kacang kedelai serta hanya menjualnya untuk membayar tagihan dan ongkos produksi.
Selain Argentina, Ukraina juga turut menyebabkan penurunan produksi kacang kedelai dunia. Laporan USDA berjudul ”Oil Crops Outlook: February 2023” yang ditulis Aaron M Ates dan Maria Bukowski memperkirakan penurunan produksi kacang kedelai di Ukraina sepanjang 2022/2023 berkisar 400.000 ton.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Perajin mengolah kedelai untuk dijadikan tempe di sentra pembuatan tempe di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (18/1/2023). Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menyatakan harga kedelai impor akan turun menjadi Rp 11.000-Rp 12.000 per kilogram dalam dua hari ke depan setelah datangnya 56.000 ton kedelai impor di Pelabuhan Cigading, Cilegon, Banten.
Penurunan produksi dunia itu berimbas pada proyeksi rata-rata harga kacang kedelai dunia. Berdasarkan data pada laman Trading Economics yang diakses pada Jumat (24/2/2023), harga kacang kedelai bergerak di kisaran 1.536,5 dollar AS per gantang atau lebih tinggi 2,26 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan juga mencatat kenaikan harga kacang kedelai impor di Indonesia dari Rp 15.100 per kilogram (kg) per awal Januari menjadi Rp 15.500 per kg pada Jumat (24/2/2023).
Di tengah proyeksi turunnya produksi kedelai dunia tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menggarisbawahi ketergantungan Indonesia pada impor. ”Saat ini, swasta yang mengimpor (kacang kedelai),” ujarnya saat dihubungi, Jumat (24/2/2023).
Oleh sebab itu, Arief mengatakan telah menugaskan Perum Bulog mengimpor kacang kedelai sebagai bagian dari cadangan pangan pemerintah sejak tiga bulan lalu. Negara yang diprospek menjadi sumber impor adalah AS dan Afrika Selatan.
Penurunan produksi kacang kedelai di negara produsen dapat berimbas pada kenaikan harga di pasar internasional karena permintaannya tetap atau bahkan naik.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, kedelai impor itu akan tiba perdana pada awal Maret 2023. ”Jumlahnya masih sedikit karena ini bertujuan untuk membuka akses perdagangan dengan mitra (eksportir kedelai),” katanya saat dihubungi.
Sementara itu, Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, penurunan produksi kacang kedelai di negara produsen dapat berimbas pada kenaikan harga di pasar internasional karena permintaannya tetap atau bahkan naik. Hal ini menandakan pentingnya swasembada kacang kedelai sehingga Indonesia tidak perlu bergantung pada negara lain.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)
Sunandar memproses kedelai untuk djadikan tempe di Kampung Tempe, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (22/12/2022). Menurut Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga kedelai impor saat ini Rp 15.100 per kilogram. Tingginya harga komoditas ini dikeluhkan oleh para perajin.
Minyak goreng
Penurunan produksi kedelai Argentina dan Ukraina turut berimbas pada tergerusnya produksi minyak nabati dunia. Laporan USDA menyebutkan, proyeksi produksi minyak nabati berbasis kacang kedelai pada 2022/2023 turun dari 61,49 juta ton per Januari 2023 menjadi 60,91 juta ton per Februari 2023. Laporan USDA juga memproyeksikan proyeksi produksi biji bunga matahari dunia sepanjang 2022/2023 turun 300.000 ton menjadi 50,8 juta ton. Penurunan proyeksi itu disebabkan oleh turunnya produksi di Argentina dan Rusia.
Proyeksi produksi minyak nabati pada 2022/2023 juga tergerus dari 217,62 juta ton menjadi 217,58 juta ton. Padahal, proyeksi impor minyak nabati dunia meningkat dari 192,05 juta ton menjadi 192,74 juta ton.
Laporan USDA juga menggarisbawahi minyak nabati berbasis kelapa sawit, terutama yang berasal dari Malaysia dan Indonesia, menjadi pengganti kacang kedelai. Pergerakan harga antara kacang kedelai dan kelapa sawit turut menunjukkan pola yang cenderung mirip.
Laman Trading Economics mencatat harga minyak sawit per Jumat (24/2/2023) sebesar 4.202 ringgit Malaysia per ton. Angka ini lebih tinggi 11,96 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Di Indonesia, kenaikan harga minyak goreng dicatat oleh Kementerian Perdagangan. Harga minyak goreng curah naik dari Rp 14.200 per liter pada awal Januari 2023 menjadi Rp 14.600 per liter. Adapun harga minyak goreng Minyakita naik dari Rp 14.100 per liter menjadi Rp 15.000 per liter.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Deretan minyak goreng kemasan, termasuk Minyakita, yang dijual pedagang di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Rabu (22/2/2023). Untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng sawit, pemerintah menambah stok minyak goreng curah dan kemasan merek Minyakita dari 300.000 ton per bulan menjadi 450.000 ton per bulan.
Menurut Esther, tren tersebut dapat membuat pelaku industri kelapa sawit tergiur untuk mengekspor produknya ke pasar internasional dibandingkan memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri. ”Pemerintah perlu menyiapkan kebijakan yang lebih tegas untuk membatasi kuota ekspor sehingga harga minyak goreng dalam negeri dapat terjaga,” katanya.
Arief menilai, pasokan minyak goreng saat ini tergolong aman. Namun, pasokan Minyakita perlu disiapkan lebih banyak lantaran harganya murah sehingga peminatnya banyak. Produsen minyak goreng juga siap menyuplai 29 juta ton ke ID Food dan Perum Bulog.
Awaludin menyebutkan, kuota minyak goreng yang didapatkan Bulog sebanyak 12 juta liter. Menurut rencana, Bulog akan menyalurkannya ke pasar dan Rumah Pangan Kita yang merupakan jaringan distribusi korporasi.