Dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM pada 22 Juli 2022, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan target KUR 2023 Rp 460 triliun dan Rp 585 triliun pada 2024.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perbankan yang ditunjuk sebagai penyalur kredit usaha rakyat atau KUR memenuhi target penyaluran KUR pada 2022. Adapun tahun ini perbankan akan meneruskan program tersebut dari pemerintah untuk menyalurkan KUR sebesar Rp 460 triliun.
Dihubungi pada Senin (13/2/2023), Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rudi As Atturidha mengatakan, pada 2022 pihaknya telah memenuhi target pemerintah dalam menyalurkan KUR sebesar Rp 40 triliun kepada lebih dari 351.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Rudi menjelaskan, penyaluran KUR Bank Mandiri paling besar disalurkan ke sektor produktif, yakni sebesar Rp 23,9 triliun atau 59,73 persen dari total KUR Bank Mandiri. Tren peningkatan penyaluran KUR Bank Mandiri sektor produktif tecermin dari seluruh sektor. Salah satunya di sektor pertanian yang sepanjang tahun 2022 menyumbang 29,53 persen dari total KUR Bank Mandiri atau senilai Rp 11,81 triliun. Disusul sektor jasa produksi yang mencapai Rp 8,03 triliun di 2022 atau sekitar 20,07 persen dari total penyaluran.
Adapun pada 2023 Bank Mandiri diberi mandat untuk menyalurkan KUR sebanyak Rp 48 triliun. ”Penyaluran KUR akan tetap berfokus pada sektor-sektor produktif yang memberi nilai tambah pada masyarakat,” ujar Rudi.
Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Supari menjelaskan, sepanjang tahun 2022, BRI telah berhasil menyalurkan KUR sesuai dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 252,38 triliun kepada 6,5 juta debitor.
Adapun tahun 2023, pihaknya diberikan target penyaluran KUR Rp 270 triliun. ”Kami optimistis akan dapat memenuhi target itu dengan rencana pencairan KUR rata-rata Rp 1 triliun per hari,” ucap Supari.
Supari menjelaskan, sumber dana KUR seluruhnya berasal dari bank. Oleh karena itu, KUR bukanlah bantuan dana pembiayaan dari pemerintah, melainkan subsidi bunga dari pemerintah kepada bank yang ditunjuk sebagai penyalur KUR.
Dengan besaran suku bunga KUR mikro 16 persen, lanjut Supari, peran pemerintah adalah memberi subsidi 10 persen sehingga beban bunga yang dibayarkan masyarakat ke bank menjadi 6 persen.
Dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM pada 22 Juli 2022, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menetapkan target KUR 2023 Rp 460 triliun dan Rp 585 triliun pada 2024. Adapun total penyaluran KUR pada 2022 Rp 373 triliun.
Menguntungkan bank
Dihubungi secara terpisah, Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses) Suroto mengatakan, program KUR ini sejatinya sangat menguntungkan bank. Dengan target penyaluran KUR Rp 460 triliun pada tahun ini, hal itu sama saja memberikan subsidi bunga kepada perbankan senilai besaran KUR tersebut. Padahal, perbankan sudah meraup untung dari bisnis yang lain selain penyaluran KUR.
Besaran subsidi bunga KUR tersebut membuat risiko penyaluran kredit KUR lebih rendah. Itulah yang membuat perbankan begitu semangat menyalurkan KUR. ”Kenapa bank begitu semangat menyalurkan KUR? Sebab, perbankan menikmati untung besar dari KUR karena risikonya hampir tidak ada,” ujar Suroto.