Meratus Buka Pelayaran Internasional ke Papua Niugini
Pembukaan rute baru menunjukkan optimisme di tengah beratnya situasi pengapalan sebagai dampak situasi global.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan pelayaran asal Indonesia, PT Meratus Line, membuka layanan internasional ke Papua Niugini seiring terbukanya potensi ekspor impor ke negara tersebut. Hal tersebut juga diharapkan juga turut memulihkan industri pengapalan internasional yang sempat terkendala pemberlakuan kuncitara China.
Layanan bernama PNG Express itu diluncurkan di Terminal 3 International Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (8/2/2023). Rute yang dilalui yakni Jakarta-Surabaya-Dili-Papua Niugini (Motukea, Lae), sedangkan untuk rute sebaliknya Papua Niugini-Jakarta. Layanan tersebut beroperasi dua pekan sekali.
Chief Commercial Officer Meratus Alex Hadinoto, di Jakarta, Kamis (9/2/2023), mengatakan, salah satu pertimbangan dibukanya jalur itu yakni adanya potensi arus perdagangan dari Indonesia ke Papua Niugini. ”Selama ini banyak suplai barang, tetapi minim penyedia jasa transportasinya dari Indonesia. Lebih banyak FMCG (fast moving consumer good/barang kebutuhan sehari-hari),” katanya.
Alex menambahkan, pembukaan rute baru tersebut juga menunjukkan optimisme di tengah beratnya situasi pengapalan sebagai dampak situasi global. Situasi international shipping, katanya, menghadapi tantangan berat sekitar enam bulan terakhir akibat situasi global, seperti pemberlakuan kuncitara. Hal itu menyebabkan tingginya harga pengapalan hingga dampak pada jadwal pemberangkatan.
Salah satu pertimbangan dibukanya jalur itu yakni adanya potensi arus perdagangan dari Indonesia ke Papua Niugini.
”Kami melakukan berbagai efisiensi. Namun, kami tetap menjalani itu, termasuk rute Jakarta-Semarang-Surabaya-Qingdao-Shanghai (China). Kami juga terus berupaya menjangkau pengguna layanan di luar Jawa. Jadi tidak hanya mengandalkan Jakarta dan Surabaya,” kata Alex.
Chief Trade Officer Meratus Keith Choo mengemukakan, PNG Express akan memberikan kesempatan besar bagi pelaku ekpor dan impor dari banyak negara. Ia pun berharap Meratus menjadi penggerak untuk mengaktifkan konektivitas perdagangan yang memberikan pemantik bagi laju ekonomi.
Direktur Operasional PT IPC Terminal Petikemas Ahmad Mimbar menuturkan bahwa IPC TPK mendukung penuh pembukaan rute baru tersebut. Hal tersebut dirasa penting untuk mengembangkan arus peti kemas ekspor dan impor serta menambah arus transhipment melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Diharapkan akan lebih banyak lagi dibuka jalur perdagangan internasional baru.
Sebelumnya, pada Maret 2022, Meratus membuka layanan China Indonesia Express dengan rute Jakarta-Semarang-Surabaya-Qingdao-Shanghai. Hal ini juga menjadi bentuk upaya untuk turut meningkatkan daya saing nasional. Sejumlah negara lain yang menjadi tujuan layanan Internasional, yakni Singapura, Malaysia, dan Timor Leste.
Kamis (9/2/2023), di Taman Wisata Alam Mangrove, Jakarta Utara, Meratus dan Jejak ID meluncurkan layanan Meratus Earth Squad. Layanan tersebut menyediakan kalkulator karbon yang dapat digunakan oleh pengguna layanan kargo Meratus. Dapat dihitung emisi karbon yang dihasilkan dari setiap pengiriman. Namun, saat ini masih dalam tahap pengenalan.
”Saat ini, perusahaan-perusahaan memang sudah mulai memikirkan sustainability (keberlanjutan) dengan pembentukan departemen sendiri. Bukan cuma CSR (tanggung jawab sosial perusahaan). Karena itu, Earth Squad juga dalam rangka mendukung program mereka. Jadi, kami bukan hanya sebagai penyedia logistik, melainkan juga tujuan lainnya,” kata Alex.
CEO dan founder Jejak ID Arfan Arlanda menambahkan, kerja sama tersebut dilakukan pertama untuk shipping atau pengiriman barang. Sektor lainnya antara lain telekomunikasi, perbankan, industri keuangan, transportasi, hingga hospitality atau perhotelan. Tahun ini, implementasi tersebut masih bersifat sukarela, tetapi ke depan diproyeksikan menjadi mandatory.
Menurut dia, implementasi penuh dilakukan dengan kesadaran upaya mencapai perimbangan karbon memang membutuhkan proses. ”Namun, kini sudah ada inisiasi dan kesadaran dari perusahaan-perusahaan terkait ESG (environmental, social, and corporate governance). Ini awal yang baik. Nantinya, setiap industri akan memiliki batas atas emisinya,” ujar Arfan.