Empat emiten, yakni PT Vastland Indonesia Tbk, PT Haloni Jane Tbk, PT Solusi Kemasan Digital Tbk, dan PT Pelita Teknologi Global Tbk, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Vastland Indonesia yang merupakan perusahaan pergudangan memperoleh dana publik sebesar Rp 70 miliar dari aksi korporasi ini. Adapun rencana penggunaan dana dari hasil penawaran saham ini sebesar Rp 33,05 miliar di antaranya akan digunakan untuk membeli aset, sementara Rp 16 miliar lainnya untuk melunasi seluruh pinjaman kepada PT Bhinneka Kreasi Perdana dan sisanya untuk modal kerja.
”Kami telah membangun gudang untuk berbagai industri. Ini merupakan titik awal untuk tumbuh menjadi perusahaan lebih besar,” kata Direktur Utama Vastland Indonesia Vicky Gunawan. Pada akhir perdagangan, Rabu, saham Vastland turun 6,48 persen atau Rp 7 menjadi Rp 101 per saham.
Pendatang baru kedua adalah PT Haloni Jane Tbk. Haloni Jane merupakan salah satu perusahaan produsen sarung tangan karet sekali pakai. Haloni melepaskan 1,13 miliar saham baru yang setara dengan 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Haloni mendapatkan dana Rp 113 miliar.
”Sebelum go public, kami telah melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 40 persen pada 2022 menjadi lebih dari 1.200 juta sarung tangan per tahun. Dana hasil penawaran saham ini akan digunakan untuk modal kerja,” kata Direktur Utama Haloni Jane, Louis Hans Laurence. Pada akhir perdagangan, saham Haloni naik Rp 17 atau 17 persen menjadi Rp 117 per saham.
Emiten baru lainnya adalah PT Solusi Kemasan Digital Tbk. Perusahaan ini bergerak pada bidang kemasan. Solusi digital mendapatkan dana dari bursa sebanyak Rp 49,9 miliar. Direktur Utama Solusi Kemasan Digital Denny Winoto mengatakan, kinerja perseroan pada tahun ini akan konsisten dalam menjaga pertumbuhan laba.
Pada pertengahan 2022, Solusi Kemasan Digital membukukan penjualan yang naik 40,97 persen menjadi Rp 26,22 miliar dibandingkan dengan penjualan per 31 Juni 2021 yang mencapai Rp 18,6 miliar. Pada hari pertama, saham Solusi Kemasan Digital turun Rp 16 atau 9,88 persen menjadi Rp 146 per saham.
Emiten selanjutnya adalah PT Pelita Teknologi Global Tbk. Emiten produsen cip ini melepaskan 24,81 persen sahamnya dan mendapatkan dana publik sebesar Rp 32 miliar. Seluruh dana ini akan digunakan untuk modal kerja.
Direktur Utama Pelita Teknologi Global Ardarini mengatakan, pihaknya optimistis dengan prospek bisnis smart card dan aktivitas konsultasi yang dijalankan oleh Pelita Teknologi. Dia pun berkomitmen akan memberikan dividen sebanyaknya 20 persen dari laba bersih. Pada akhir perdagangan perdananya, saham Pelita Teknologi Global ditutup naik Rp 16 atau 10 persen menjadi Rp 176 per saham.
Sentimen domestik, yaitu lanjutan laporan keuangan, data pertumbuhan ekonomi, data cadangan devisa, indeks keyakinan konsumen, dan penjualan ritel akan mendominasi.
Sentimen positif
Pada pekan ini, ada sejumlah sentimen positif yang mendukung pergerakan pasar. Analis Indo Premier Sekuritas, Mino, mengatakan, inflasi sudah mereda, kenaikan suku bunga Federal Reserve pun sesuai dengan perkiraan, sementara laporan keuangan emiten solid, serta pembelian para investor asing akan mendukung pasar saham.
”Sentimen domestik, yaitu lanjutan laporan keuangan, data pertumbuhan ekonomi, data cadangan devisa, indeks keyakinan konsumen, dan penjualan ritel akan mendominasi,” kata Mino.