PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan membeli balik (”buyback”) sahamnya maksimal Rp 1,5 triliun. Aksi korporasi itu dalam rangka program kepemilikan saham untuk mendorong keberlanjutan peningkatan kinerja.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·1 menit baca
ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Petugas membersihkan lantai di depan layar elektronik yang menampilkan pergerakan indeks saham di lobi Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/10/2022).
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berencana membeli balik sahamnya atau buyback maksimal senilai Rp 1,5 triliun. Aksi korporasi ini akan dilakukan secara bertahap ataupun sekaligus serta bakal diselesaikan selambatnya 18 bulan setelah tanggal rapat umum pemegang saham tahunan tahun 2023.
Rapat umum pemegang saham tahunan itu mengagendakan persetujuan tentang beli balik saham tersebut. ”Buyback akan dilaksanakan oleh perseroan dalam rangka Program Kepemilikan Saham,” jelas Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Aestika Oryza Gunarto, dalam keterbukaan informasinya, Jumat (3/2/2023).
Program ini merupakan upaya untuk mendorong engagement terhadap keberlanjutan peningkatan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. ”Beli balik saham ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi likuiditas BRI dan permodalan serta ketentuan yang berlaku,” kata Aestika.
Saham hasil pembelian kembali tersebut akan digunakan untuk program kepemilikan saham karyawan. Sementara dana untuk membeli kembali saham tersebut berasal dari kas internal BRI. Dengan demikian, aset dan ekuitasnya diperkirakan menurun sebesar-besarnya sejumlah perkiraan nilai buyback dan biayanya.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pengunjung melihat produk tas yang dipamerkan dalam UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2022 di Jakarta Convention Center di Jakarta, Sabtu (17/12/2022). Pameran yang diselenggarakan BRI ini bertujuan membantu pelaku UMKM menggembangkan bisnisnya hingga menembus pasar global.
Walaupun menggunakan dana internal, pelaksanaan buyback itu diperkirakan tidak akan menyebabkan kekayaan bersih BRI menjadi lebih kecil dibandingkan dengan modal yang ditempatkan dan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan, termasuk dari sisi pendapatan ataupun biaya operasional.
Tambah modal
Sementara itu, PT MNC Digital Entertainment Tbk sudah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menambah saham melalui hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue. MNC Digital akan menerbitkan 1,1 miliar saham baru.
Harga pelaksanaan ditentukan pada harga Rp 4.900 per saham. Dengan demikian, jika seluruh pemegang saham melaksanakan haknya, MNC Digital akan mendapatkan modal tambahan sebesar Rp 5,6 triliun.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menjelaskan, hasil penerbitan saham baru ini akan digunakan untuk membayar surat sanggup kepada PT Media Nusantara Citra Tbk, PT MNC Vision Networks Tbk, untuk proses akuisisi RCTI+, tujuh portal umum dan berita juga Vision+ senilai Rp 3,38 triliun. Selebihnya akan digunakan untuk ekspansi.