Angka inflasi pada Januari 2023 secara umum relatif lebih rendah dibandingkan Januari 2022. Melihat data ini, Indonesia dapat optimistis tetapi tetap perlu waspada di tengah ketidakpastian.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tingkat inflasi pada Januari 2023 lebih rendah dibandingkan dengan Desember 2022 dan bulan yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pemerintah tetap harus mewaspadai tren inflasi yang masih tinggi.
Badan Pusat Statistik merilis, Rabu (1/2/2023), inflasi pada Januari 2023 dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0,34 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada Januari dan Desember 2022 yang masing-masing sebesar 0,56 persen dan 0,66 persen.
Berdasarkan 11 kelompok pengeluaran, Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan, kategori makanan, minuman, dan tembakau menyumbang inflasi tertinggi pada Januari 2023. ”Angka inflasi (pada Januari 2023) secara umum relatif lebih rendah dibandingkan dengan Januari 2022. Melihat data ini, kita dapat optimistis tetapi tetap perlu waspada di tengah ketidakpastian,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu.
Berdasarkan data BPS, inflasi bulanan kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau pada Januari 2023 mencapai 1,16 persen dengan andil 0,3 persen. Di sisi lain, kelompok pengeluaran transportasi mengalami deflasi sebesar 1,15 persen.
Secara bulanan, sebanyak 80 kota dari 90 kota yang dipantau oleh BPS se-Indonesia mengalami inflasi pada Januari 2023. Inflasi tertinggi terdapat di Gunungsitoli, yakni 1,87 persen. Komoditas yang menyumbang inflasi di kota tersebut terdiri dari beras, cabai merah, dan tarif angkutan udara.
Dari segi persebaran wilayah, seluruh kota di Pulau Jawa yang disurvei BPS mengalami inflasi pada Januari 2023. ”Hal ini disebabkan oleh inflasi pangan lokal dan harga yang diatur pemerintah,” kata Margo.
Dilihat secara tahunan (year on year), inflasi pada Januari 2023 mencapai 5,28 persen.
Meninjau pergerakan inflasi tersebut, ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, menilai, terdapat tren fundamental yang patut diwaspadai. ”Inflasi pada Januari 2023 cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan historisnya. Artinya, ada yang perlu diwaspadai dan membutuhkan antisipasi,” katanya saat dihubungi, Rabu.
Hal itu, kata Satria, berkaitan dengan faktor penawaran atau daya beli masyarakat yang memengaruhi inflasi. Oleh sebab itu, dia juga menggarisbawahi pergerakan inflasi inti. Secara tahunan, BPS mencatat, inflasi inti pada Januari 2023 sebesar 3,27 persen.