Rilis Kinerja Emiten 2022 Jadi Katalis Pergerakan Indeks Saham
Rilis laporan kinerja emiten-emiten untuk tahun buku 2022 akan menjadi katalis bursa saham pada pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan bergerak mengikuti perkembangan pertumbuhan kinerja keuangan emiten.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Rilis laporan kinerja emiten-emiten untuk tahun buku 2022 akan menjadi katalis bursa saham pada pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG akan bergerak mengikuti perkembangan pertumbuhan kinerja keuangan emiten.
”Rilis kinerja beberapa emiten pada tahun 2022 akan turut membayangi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang. Namun, sentimen masih tercatatnya outflow secara year to date tetap perlu diwaspadai, jika indeks belum mampu ditutup di atas resisten level terdekatnya, dalam beberapa waktu mendatang IHSG akan cenderung bergerak sideways,” kata CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas Wiliam Surya, Sabtu (28/1/2023).
Beberapa emiten sudah melaporkan kinerjanya, seperti BCA yang mendapatkan laba sebesar Rp 40 triliun sepanjang 2022, naik hampir 30 persen dari tahun sebelumnya.
Indeks Harga Saham Gabungan ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (27/1/2023). Indeks naik 34,16 poin atau 0,5 persen menjadi 6.898. Nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menguat 0,45 persen menjadi Rp 9.504 triliun dari Rp 9.462 triliun.
PH Sekretaris Perusahaan BEI Aulia Noviana mengatakan, rata-rata volume transaksi harian bursa juga naik 0,92 persen menjadi 20,107 miliar saham dibandingkan dengan 20,294 miliar saham pada pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian BEI naik 5,27 persen dalam satu pekan dari Rp 9,706 triliun pada pekan sebelumnya menjadi Rp 10,246 triliun.
Pekan lalu, investor asing kembali membukukan pembelian bersih sebesar Rp 1,12 triliun. Saham yang paling banyak dibeli adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk senilai Rp 425,5 miliar dalam satu pekan. Saham BNI naik 6,7 persen menjadi Rp 9.550 per saham.
Selain itu, saham yang diburu investor asing adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk senilai Rp 326,16 miliar dalam sepekan. Ada lagi saham yang laris, yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk yang diburu investor asing sehingga transaksinya mencapai Rp 191,95 miliar pada pekan lalu. Saham Goto naik 1,74 persen menjadi Rp 117 per saham.
Indeks Kompas100
BEI kembali menyusun saham yang termasuk dalam indeks Kompas100. Kompas100 merupakan indeks 100 saham yang memiliki likuiditas baik dengan kapitalisasi besar. Susunan baru ini akan mulai digunakan pada Februari hingga Juli 2023 mendatang.
Berdasarkan pengumuman BEI, 15 saham yang baru masuk ke dalam indeks Kompas100 adalah PT ABM Investama Tbk, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, PT Pacific Strategic Financial Tbk, PT Bank MNC Internasional Tbk, PT Bank KB Bukopin Tbk, PT Global Mediacom Tbk, PT Baramulti Suksessarana Tbk, PT Murni Sadar Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Rukun Raharja Tbk, PT RMK Energy Tbk, PT Sumber Global Energy Tbk, PT TBS Energi Utama Tbk, dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk.
Teknologi
Sementara itu, sektor teknologi dan sektor energi baru terbarukan dinilai akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia. Kedua sektor ini meningkat pesat dalam beberapa dekade belakangan ini.
”Kami percaya bahwa kedua sektor ini akan menjadi ekonomi baru Indonesia. Teknologi meningkat atraktif,” kata Komisaris Utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk Edwin Soeryadjaya dalam Saratoga Investment Summit di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Edwin mengatakan, dukungan pemerintah dalam mendukung komitmen investasi di sektor teknologi dan energi terbarukan patut diapresiasi. Berkat dukungan itu juga, Indonesia dapat memiliki 13 unicorn. Jumlah ini merupakan yang terbanyak di kawasan Asia Tenggara.
Pemerintah Indonesia juga menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca melalui usaha sendiri sebesar 31,89 persen. Sementara target dengan kerja sama internasional sebesar 43,2 persen pada 2023. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk memenuhi net zero emission pada 2060.
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan, Saratoga akan fokus pada sektor pendukung transisi energi dalam jangka pendek hingga panjang. Prospek pada sektor ini menjanjikan karena ada tren penggunaan energi bersih, baik di Indonesia maupun secara global. Saratoga terus mengikuti perubahan dengan menjalankan berbagai transformasi pada perusahaan yang masih terkait dengan sumber energi fosil.
”Perubahan transformasi di Saragoga dan anak usaha dilakukan secara holistik,” kata Devin.
Saratoga merupakan perusahaan investasi yang memiliki portofolio pada berbagai macam sektor industri. Di tengah ketidakpastian perekonomian global saatini, Edwin memastikan, Saratoga tetap akan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Co Founder dan Co Managing Partner Northstar Group Patrick Walujo mengatakan, saat ini sudah terbentuk lingkungan teknologi yang baik di Indonesia sehingga memungkinkan bagi mereka yang tidak memiliki modal, tetapi memiliki ide-ide kreatif untuk dapat terus berkembang.
”Lingkungan seperti ini belum muncul 6-7 tahun terakhir. Masih ada ruang bertumbuh dan banyak kesempatan,” kata Patrick. Patrick optimistis dengan kemajuan teknologi dan inovasi yang ada di Indonesia. Masyarakat juga dapat beradaptasi dengan cepat.
Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.