Investasi dinilai bakal menjadi faktor pembeda yang menentukan atau ”game changer” dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Sejumlah indikator perekonomian domestik yang positif dan stabil memikat investor dunia.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Investasi diperkirakan akan jadi faktor pembeda yang menentukan atau game changer yang bisa jadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Berbagai indikator perekonomian dalam negeri yang positif dan stabil memikat investor dunia berinvestasi di Indonesia. Perkiraan pertumbuhaan ekonomi global 2024 yang akan kembali bangkit dimanfaatkan investor untuk berinvestasi tahun ini dalam mendulang keuntungan di masa mendatang.
”Investasi akan menjadi faktor pembeda yang menentukan atau game changer dalam pertumbuhan ekonomi tahun ini,” ujar Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro di Jakarta, Selasa (24/1/2023), dalam jumpa pers menjelang penyelenggaraan Mandiri Investment Forum (MIF) 2023.
Ia menjelaskan, berbagai indikator perekonomian Indonesia, seperti pertumbuhan ekonomi yang masih di atas 5 persen dan inflasi yang lebih rendah dari kebanyakan negara lain, telah memikat investor dunia untuk melihat potensi berinvestasi di Indonesia. Selain itu, koordinasi kebijakan yang erat antara pemangku sektor fiskal, moneter, dan keuangan juga telah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Hal-hal ini memberi nilai tambah Indonesia di mata investor dunia.
Asmo menambahkan, komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia terdiri dari sekitar 55 persen konsumsi masyarakat, sekitar 30 persen investasi, 10 persen belanja pemerintah, dan sisanya lain-lain. Derasnya investasi yang masuk bisa turut mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Selain itu, Asmo menjelaskan, investor dunia saat ini justru tengah mencari peluang investasi. Mereka tengah mencermati tekanan ekonomi global jangka pendek atau short cycle pada 2023 akan segera berakhir pada 2023. Perekonomian global tahun 2024 diperkirakan kembali bertumbuh cepat. Artinya, investor memandang tahun 2023 jadi momentum untuk mulai berinvestasi dan akan mendulang keuntungan di masa mendatang.
”Peluang ini yang harus ditangkap pemangku kepentingan ekonomi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi investasi yang masuk,” ujar Asmo.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, sektor yang berpotensi bertumbuh pada masa mendatang sehingga bisa memikat investor, antara lain, telekomunikasi, layanan kesehatan, hilirisasi mineral, makanan dan minuman, dan penunjang kebutuhan dasar (listrik dan air).
Pertumbuhan pengguna internet yang pesat menjadi alasan sektor telekomunikasi akan punya prospek cerah di masa mendatang. Adapun layanan kesehatan juga akan berpotensi seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan hal ini di tahun mendatang.
Sektor hilirisasi mineral juga menjadi daya tarik utama investor. Sebab, Indonesia kaya akan sumber daya mineral, seperti nikel yang bisa diolah untuk menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik. Seiring dengan meningkatnya produksi mobil listrik dunia, Indonesia berpotensi masuk jaringan rantai pasok global di industri ini.
Sementara sektor makanan dan minuman juga diperkirakan terus bertumbuh seiring masih kuatnya konsumsi masyarakat. Begitu pula sektor penunjang kebutuhan dasar, yakni infrastruktur listrik dan air. Pembangunan hingga pelosok juga memerlukan banyak investor terutama untuk membangun infrastruktur penunjang kebutuhan dasar.
Menarik investor
Untuk memanfaatkan peluang tersebut, Panji menjelaskan, Bank Mandiri akan mengadakan Mandiri Investment Forum (MIF) pada 30 Januari-3 Februari 2023. Ia mengatakan, forum ini adalah forum untuk memahami bagaimana kondisi ekonomi Global dan Indonesia terkini dan strategi bisnis ke depan sejalan dengan prospek ekonomi Indonesia yang tetap kuat di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut.
MIF 2023, lanjut Panji, mengangkat tema ”Prevailing Over Turbulence” sejalan dengan optimisme Indonesia untuk tetap tumbuh kuat dan mampu mengarungi berbagai tantangan di tengah turbulensi ekonomi global saat ini. Forum ini akan diikuti lebih dari 20.000 peserta dari dalam dan luar negeri serta 150 investor asing.
Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas Silva Halim menambahkan, investor asing, antara lain, berasal dari Malaysia, Thailand, India, Hong Kong, Taiwan, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Adapun total dana kelolaan para investor ini tercatat mencapai 12 triliun dollar AS.
Selain menghadirkan forum bagi investor, penyelenggara MIF juga berencana mengundang Presiden Joko Widodo yang akan memberikan kata sambutan. Tak hanya Presiden, sejumlah pejabat direncanakan turut hadir, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.
”MIF jadi forum bagi investor mendapatkan pandangan tentang prospek dan arah investasi ke depan,” ujar Silva.