Harga Beras Masih Tinggi, Petani di Indramayu Khawatir Dampak Impor
Harga beras di pasar tradisional Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, masih tinggi meski pemerintah telah mengimpor beras untuk menstabilkan harga. Sebaliknya, KTNA Indramayu khawatir, kebijakan itu merugikan petani.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Pedagang mengecek beras di kiosnya di Pasar Baru, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (23/1/2023). Harga beras di pasar itu berangsur naik dalam dua bulan terakhir. Harga beras medium, misalnya, saat ini tercatat sekitar Rp 11.000 per kilogran. Padahal, harga eceran tertinggi beras medium Rp 9.450 per kg.
INDRAMAYU, KOMPAS — Harga beras di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, masih tinggi meski pemerintah telah mengimpor beras untuk menstabilkan harga. Sebaliknya, Kontak Tani Nelayan Andalan Indramayu khawatir, kebijakan itu dapat merugikan petani.
Di Pasar Baru Indramayu, Senin (23/1/2023), misalnya, harga beras medium tercatat sekitar Rp 11.000 per kilogram. ”Padahal, biasanya Rp 9.500-Rp 10.000 per kg. Kenaikan harga beras sudah terjadi sekitar tiga bulan ini. Tapi, naiknya sedikit-sedikit,” Warto (36), pedagang beras.
Bahkan, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis mencatat harga beras medium rata-rata di Jabar, Rp 12.000. Harga beras medium itu jauh di atas harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp 9.450 per kg di Pulau Jawa berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017.
Menurut Warto, hampir seluruh wilayah di Indramayu belum memasuki masa panen sehingga harga gabah di tingkat petani juga naik.
”Barangnya (padi) juga minim, nyarinya susah. Usaha penggilingan padi juga banyak liburnya. Paling dua hari menggiling, terus libur. Biasanya, bisa setiap hari,” ujarnya.
Kondisi itu juga tampak di kios beras Warto yang cukup lengang. Saat ini, hanya terdapat stok sekitar 12 ton beras di warungnya. ”Padahal, kalau penuh, bisa sampai 20 ton. Biasanya, saya juga mengirim beras ke Jakarta. Tapi, sekarang, boro-boro ke sana, di Indramayu saja kewalahan,” ucapnya.
Kalau bisa, impor itu masuknya ke daerah yang sawahnya sedikit. Kalau Indramayu, kan, luas. Bahkan, produksinya juga surplus. (Sutatang)
Menurut Warto, beras yang ia jual juga baru dibeli dari penggilingan beras, bukan stok beberapa bulan lalu. ”Jadi, harganya sudah tinggi dari sananya. Kalau belum ada solusi soal ini, kemungkinan (harga berasnya) masih naik. Sampai sekarang, belum ada penurunan penjualan, sih,” katanya.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Pekerja mengemas beras untuk program bantuan pangan nontunai di sebuah pabrik penggilingan gabah di Desa Mundak Jaya, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (10/10/2019). Beras premium itu diproduksi oleh Gabungan Kelompok Tani Mulus.
Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu Sutatang mengakui, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani tinggi berkisar Rp 7.000-Rp 7.500 per kg. Biasanya, harga GKG di tingkat petani sekitar Rp 5.000 per kg. Kenaikan itu terjadi sejak tiga bulan lalu.
Merugikan
”Harganya sempat turun di bawah Rp 7.000 per kg untuk GKG waktu isu impor beras ramai akhir tahun lalu. Tapi, sekarang naik lagi sampai Rp 7.500 per kg untuk GKG,” ungkap Sutatang.
Oleh karena itu, pihaknya khawatir, beras impor yang masuk Indramayu akan merugikan petani.
”Kalau bisa, impor itu masuknya ke daerah yang sawahnya sedikit. Kalau Indramayu, kan luas. Bahkan, produksinya juga surplus,” ujarnya.
Dengan luas panen sekitar 225.000 hektar, produksinya bisa mencapai 1,3 juta ton gabah per tahun. Indramayu juga memasok beras ke daerah lain.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Pekerja mengemas beras untuk program bantuan pangan nontunai di sebuah pabrik penggilingan gabah di Desa Mundak Jaya, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (10/10/2019). Beras premium itu diproduksi oleh Gabungan Kelompok Tani Mulus.
Terlebih lagi, musim panen di daerah lumbung padi nasional itu akan berlangsung di daerah Gantar dan sekitarnya mulai Februari atau bulan depan. ”Kalau gudang Bulog penuh dengan beras impor, harga gabah akan jatuh. Lantas kalau panen, siapa yang menyerap gabah petani?” katanya.
Pimpinan Bulog Cabang Indramayu Dandy Arianto memastikan, stok beras di gudang Bulog cukup hingga menjelang panen raya akhir bulan depan. Meski demikian, ia enggan menyebutkan jumlah stoknya.
”Jadi, idealnya, jumlah stok cukup untuk satu bulan,” katanya dalam keterangan tertulis.
Sebelumnya, Bulog mendapatkan kuota impor beras sebanyak 200.000 ton hingga akhir 2022 dan 300.000 ton pada awal tahun 2023. Beras impor pun sudah tiba sejak pertengahan Desember tahun lalu. Hingga awal Januari, sekitar 100.000 ton beras sudah masuk (Kompas, 5/1/2023).