Komoditas Impor Berpotensi Dorong Inflasi Tahun Ini
Memasuki tahun 2023, potensi inflasi impor diperkirakan tetap ada pada sejumlah komoditas, khususnya pangan. Perang Rusia dengan Ukraina yang berkepanjangan mengakibatkan rantai pasok perdagangan global terganggu.
Oleh
Ayu Octavi Anjani
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Potensi inflasi yang diakibatkan oleh bahan baku impor diprediksi akan tetap ada pada 2023. Pengamat ekonomi menilai bahan baku pangan dari Eropa dan Amerika Serikat dapat berpengaruh signifikan terhadap inflasi impor tahun ini.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah, menilai, perlu melihat inflasi yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu, perang antara Rusia dan Ukraina juga sangat berpengaruh terhadap inflasi impor yang berpotensi terjadi pada 2023.
”Indonesia mengimpor gandum dari Ukraina dan kedelai dari Amerika Serikat. Jadi, kita perlu melihat hal itu, kalau dari Eropa dan Amerika Serikat pengaruh inflasinya bisa jadi signifikan,” katanya saat dihubungi, Kamis (5/1/2023).
Pengaruh inflasi impor pada 2023 diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2022. Hal ini disampaikan Rusli karena melihat tren inflasi dari sejumlah negara asal impor bahan baku pangan Indonesia yang masih tinggi dan cenderung meningkat. Tahun ini, dirinya memprediksi inflasi Indonesia akan sekitar 5,6 persen.
Di sisi lain, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan sejumlah faktor yang berpotensi menaikkan harga bahan baku impor, salah satunya pelemahan nilai rupiah sehingga menimbulkan risiko selisih biaya impor meningkat.
”Hal ini membuat importir akan meneruskan biaya akibat pelemahan rupiah ke konsumen akhir,” katanya.
Faktor lain yang memengaruhi naiknya harga bahan baku impor adalah adanya tren perlindungan dari negara asal bahan baku, khususnya pangan, sehingga menimbulkan ketidakpastian kontrak pembelian. Menguatnya pandangan krisis pangan memicu perlindungan terhadap stok di negara penghasil sehingga dapat membahayakan negara yang bergantung pada impor.
Bahan pangan impor yang mampu memengaruhi inflasi, misalnya, kedelai. Kendati turun, harga kedelai global masih lebih tinggi dibanding tahun lalu. Faktor depresiasi atau pelemahan rupiah juga turut memengaruhi pembentukan harganya di dalam negeri.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga kedelai impor per 30 November 2022 sudah tembus Rp 14.900 per kilogram. Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, kenaikan harganya mencapai 12,03 persen (Kompas.id, 1/12/2022).
Meskipun bahan baku pangan diproyeksikan paling terdampak inflasi impor, sejumlah pengamat ekonomi menilai bahan baku selain pangan juga berpotensi mengalami kenaikan pada 2023, seperti pakaian. Hal ini menyebabkan harga pakaian jadi turut meningkat.
Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Windhiarto Putranto mengatakan, tren kenaikan harga pada komoditas yang banyak dikonsumsi dan memiliki kandungan impor tinggi menjadi faktor potensi inflasi tahun 2023.
”Kita perlu melihat kondisi perekonomian global dan negara mitra dagang terkait potensi inflasi impor pada 2023,” ucap Windhi.
Masih stabil
Meskipun inflasi impor diproyeksikan tetap ada di tahun ini, salah satu bahan baku pakan impor bagi peternak ayam pedaging dan petelur masih cukup stabil. Meskipun begitu, Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi menilai gejolak harga masih mungkin dirasakan.
”Saat ini harga bahan baku pakan impor masih cenderung stabil, seperti bungkil kedelai dan feed wheat. Menurut saya, masih terkendali sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 tentang Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras,” ucapnya, Kamis (5/1/2023).
Meskipun dinilai stabil, pengamat ekonomi masih melihat adanya potensi inflasi bahan baku impor dari mahalnya biaya pupuk dan gas yang masih akan terjadi akibat perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung.