Pertamina Turunkan Harga BBM Nonsubsidi Mulai Selasa Siang
Harga sejumlah bahan bakar minyak nonsubsidi produksi PT Pertamina (Persero) diturunkan mulai Selasa (3/1/2023) siang. Harga pertamax, misalnya, turun dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 12.800 per liter.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Pelanggan mengisi bahan bakar minyak di SPBU Pertamina di Tebet Barat, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2023). Pada Selasa pukul 14.00, harga sejumlah BBM nonsubsidi, termasuk pertamax, akan turun.
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina (Persero) resmi menurunkan harga bahan bakar minyak nonsubsidi mulai Selasa (3/1/2023) pukul 14.00. Harga BBM jenis pertamax, misalnya, diturunkan dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 12.800 per liter dan merupakan yang pertama sejak 1 Oktober 2022. Harga produk lain, yakni pertamax turbo, pertadex, dan dexlite, juga turun.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyampaikan informasi penyesuaian harga BBM itu di SPBU Pertamina di Jalan MT Haryono, Tebet Barat, Jakarta Selatan, Selasa pagi. ”Nanti insya Allah harga pertamax (RON 92) menjadi Rp 12.800 (per liter),” kata Erick.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menambahkan, penurunan harga pertamax mulai berlaku efektif Selasa pukul 14.00. ”Produk-produk (jenis BBM umum/JBU) lainnya, seperti pertamax turbo (RON 98), juga akan turun,” kata Nicke.
Menurut data Pertamina, harga JBU pada daerah dengan pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen, termasuk DKI Jakarta, pertamax turbo turun dari Rp 15.200 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. Adapun pertadex turun dari Rp 18.800 per liter menjadi Rp 16.750 per liter dan dexlite turun dari Rp 18.300 per liter menjadi Rp 16.150 per liter.
Sementara itu, harga BBM yang disubsidi pemerintah tetap. Harga pertalite, misalnya, tetap Rp 10.000 per liter, sementara harga solar subsidi Rp 6.800 per liter.
Pada 2022, seiring gejolak harga minyak mentah dunia, harga pertamax pertama kali dinaikkan pada 1 April 2022, yakni dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 per liter. Pada 3 September 2022, berbarengan dengan kenaikan harga pertalite dan solar (jenis BBM yang disubsidi dan dikompensasi), harga pertamax dinaikkan menjadi Rp 14.500 per liter.
Adapun per 1 Oktober 2022, harga pertamax turun diturunkan jadi Rp 13.900 per liter hingga kemudian disesuaikan lagi pada 3 Januari 2023. Harga JBU lainnya, seperti pertamax turbo, pertadex, dan dexlite, juga beberapa kali naik, bahkan relatif lebih fluktuatif karena mengikuti perkembangan harga minyak mentah.
Pada 2022, seiring pulihnya ekonomi yang berdampak pada permintaan dan rantai pasok, harga minyak mentah kembali bergejolak. Berdasarkan data Trading Economic, puncak harganya terjadi pada Maret 2022, yakni nyaris menyentuh 120 dollar AS per barel. Harga minyak Brent bahkan mencapai 122 dollar AS per barel. Namun, harganya kemudian turun. Sejak Juli 2022, harganya selalu di bawah 100 dollar AS per barel.
Tren penurunan harga minyak mulai tampak pada akhir Agustus 2022. Harga terendah terjadi pada awal Desember 2022, yakni menyentuh 71 dollar AS per barel. Setelah itu, harganya kembali naik dan pada 30 Desember 2022 ditutup pada 79 dollar AS per barel. Sementara jenis Brent mencapai 84 dollar AS per barel.
Pertamina selama ini menyatakan, selain harga minyak mentah, harga rata-rata produk minyak olahan Mean of Platts Singapore (MOPS/argus) atau rata-rata dari serangkaian penilaian harga produk minyak berbasis di Singapura yang diterbitkan oleh Plattsdan nilai tukar mata uang juga menjadi faktor pertimbangan dalam penyesuaian harga jual produk BBM Pertamina.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Suasana antrean sepeda motor yang hendak mengisi BBM di SPBU Pertamina di Tebet Barat, Jakarta Selatan, Selasa (3/1/2023). Pada Selasa pukul 14.00, harga sejumlah BBM nonsubsidi, termasuk pertamax, akan turun.
Erick menambahkan, harga pertamax sudah seharusnya mengikuti harga minyak mentah dunia. Harga pertamax pun turun karena harga minyak mentah yang sebelumnya di kisaran 87 dollar AS per barel kini 79 dollar AS per barel.
Menurut dia, pelanggan berhak tahu perkembangan harga minyak dunia. Namun, hal itu jangan diinterpretasikan bahwa Pertamina tidak menurunkan harga jual saat minyak mentah turun. Di sisi lain, ada juga BBM yang masih dibantu subsidi pemerintah, seperti solar.
”Kalau kita (menunjukkan) transparansi data, masyarakat bisa datang. Misalnya, pertamax minggu ini turun (karena harga minyak mentah turun), tetapi kalau naik juga jangan marah. Kami sedang mencoba mengikuti pasar. Undang-undangnya juga jelas, pemerintah bantu BBM jenis tertentu, tetapi yang ini (ikut) pasar. Kami dorong transparansi data,” jelasnya.