Pada pergantian tahun, ramai-ramai warga menyusun resolusi atau harapan yang ingin dicapai pada 2023. Salah satunya, resolusi menyangkut keuangan. Melanjutkan hal serupa dari pengujung tahun lalu, banyak cerita tentang mereka yang sebelumnya gagal menjalankan resolusi keuangan, tetapi tak sedikit pula yang berhasil.
Belakangan ini, beredar di berbagai media sosial, konten video seseorang yang sedang mengevaluasi resolusi keuangannya. Di tayangan yang menjadi viral itu, tertulis enam tujuan pada 2022. Keenam poin itu adalah beli laptop, beli HP baru, menikah, menabung Rp 100 juta, hidup bahagia, dan berolahraga.
Namun, si pembuat konten kemudian merevisi satu per satu tujuannya. ‘Beli laptop’ berubah jadi ‘beli lap’ sedangkan ‘beli HP baru’ berubah jadi ‘beli casing HP baru’. Tulisan ‘nabung Rp 100.000.000’ pun dicoret tiga digit nol di belakang sehingga jadi ‘nabung Rp 100.000’.
Ada-ada saja kreativitas warganet. Tak pelak video satir itu mengundang gelak tawa. Sayangnya, tawa warganet itu bisa jadi 'pahit' karena mereka sedang menertawakan diri sendiri yang mengalami kegagalan serupa.
Salah satunya adalah Arista. Ibu rumah tangga berusia 32 tahun ini. Ia merasa kisah di video itu betul-betul mencerminkan dirinya. “Video itu, gue relate banget. Itu gue banget. Awal tahun lalu mau resolusi apa, eh capaiannya apa,” ujarnya Jumat (30/12/2022).
Pada penghujung tahun lalu, ia berharap sepanjang 2022 bisa menyisihkan uang operasional rumah tangga untuk ditabung dan diinvestasikan. Harapannya, beberapa tahun mendatang, tabungannya bakal membantu biaya sekolah anak.
Namun, rencana indah itu tak terwujud. Ia masih seringkali tidak konsisten berinvestasi. Pangkal persoalannya, ia kesulitan menahan hasrat belanjanya karena rangsangan berbagai promo potongan harga toko daring.
“Rencana awal tuh, saya mau menyisihkan sekitar Rp 1 juta sebulan untuk investasi. Entah beli emas atau reksadana. Eh tapi suka habis terus malah belanja online, apalagi pas promo diskon,” ujarnya terkekeh.
Hal senada juga dialami, Edo (28). Karyawan swasta ini awalnya berencana untuk bisa berhemat dengan tidak ngemil minuman manis, es krim, ataupun goreng-gorengan dari berbagai warung waralaba. Selain karena ingin menyusutkan perutnya yang makin membuncit, dia pun ingin lebih berhemat.
Perhitungannya, dengan menahan jajan cemilan, dia bisa berhemat hingga Rp 600 ribu sebulan. Artinya, dalam setahun, dia bisa berhemat Rp 7,2 juta.
Pangkal persoalannya, ia kesulitan menahan hasrat belanjanya karena rangsangan berbagai promo potongan harga toko daring.
Akan tetapi, rencana tinggal rencana. Nyatanya, dia masih saja jajan berbagai kudapan. “Rencana awal tahun tuh indah banget. Pengin enggak jajan, lebih hemat, hidup lebih sehat. Kayaknya gue bisa nih. Eh ternyata, belum berhasil,” ujar Edo.
Namun, ada pula cerita warga yang sepanjang tahun lalu berhasil menjalankan resolusi keuangannya. Di penghujung tahun 2021, Ardian berencana membeli sepeda motor baru. Sepeda motor lama yang telah berumur lebih dari 15 tahun sering bermasalah. Suku cadang dan biaya perawatannya sudah terlalu mahal, sehingga dia merasa perlu membeli sepeda motor baru.
Karyawan swasta 29 tahun pun menyisihkan Rp 750 ribu tiap bulan dari gajinya untuk dana uang muka. Lalu pada Oktober lalu, dia pun mengajukan pembelian sepeda motor skuter matik dengan kapasitas mesin 125 cc. Dengan uang muka yang telah terkumpul Rp 7,5 juta, cicilan bulanannya pun jadi lebih ringan.
“Senang sekali rasanya apa yang kita rencanakan itu bisa tercapai. Menurut saya, kuncinya komitmen, sabar, dan disiplin,” ujar Ardian.
Strategi keuangan
Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi Mike Rini Sutikno mengatakan, pergantian tahun adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi cita-cita keuangan. Ini menjadi momentum untuk menyusun tujuan dan strategi perencanaan keuangan sepanjang tahun.
Banyaknya kegagalan resolusi keuangan, lanjut Mike, dikarenakan resolusi itu terlalu ambisius dan sulit dicapai. Semestinya, resolusi keuangan disusun bertahap dari sesuatu mudah yang dicapai. Jika sudah berhasil, tingkatkan kembali tujuannya untuk mencapai sesuatu yang lebih menantang.
“Banyak resolusi yang sifatnya perubahan drastis. Misalkan, biasanya dia jajan, lalu ingin berhenti sepenuhnya untuk berinvestasi. Itu rupanya tidak mudah. Semestinya pelan-pelan saja dulu. Dikurangi frekuensinya. Lama-lama bisa tercapai dengan bertahap,” ujar Mike.
Ia menambahkan, amat penting untuk menentukan tujuan keuangan penting agar dipunyai visi jelas. Langkah berikutnya adalah menyusun strategi keuangan lebih detail.
“Ibaratnya kita memiliki sebuah peta. Kita tahu tujuan kita kemana, sudah sampai mana, dan bagaimana mencapai tujuan kita,” ujar Mike.
Independent Financial Planner Wong Sandy Surya mengingatkan, kegagalan mewujudkan resolusi tidak perlu disesali. Sebab, tidak ada salahnya mengulangi resolusi serupa untuk di tahun mendatang. Akan tetapi, kita perlu belajar dari kesalahan dan memperbaikinya. “Tetaplah berkomitmen untuk capai tujuan keuangan kita,” ujarnya.
Baca juga: “Overthinking" Resesi