Tingkatkan Layanan lewat Sinergi dan Integrasi Antarmoda Transportasi
Konektivitas antara transportasi darat, udara, dan laut harus ditingkatkan. Pemerintah dengan operator setiap moda transportasi harus bersinergi dan mempercepat integrasi layanan transportasi.
Oleh
Axel Joshua Halomoan Raja Harianja
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Jumlah masyarakat yang menggunakan transportasi baik darat, udara, maupun laut pada tahun 2023 diprediksi akan meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat hingga pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan pemerintah. Integrasi antarmoda transportasi harus ditingkatkan untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat.
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Tory Darmantoro mengatakan, pada tahun 2023, pemerintah dengan operator setiap moda transportasi harus bersinergi dan mempercepat integrasi layanannya.
”Misalnya, konektivitas antara transportasi darat, kereta api, dan bandar udara, atau kemudian kereta api dengan pelabuhan,” kata Tory dalam acara Transportation Outlook 2023 di Jakarta, Jumat (30/12/2022).
Tory berpandangan, Indonesia menjadi salah satu negara yang cepat pulih dari pandemi Covid-19. Dengan perubahan yang cepat tersebut, kapasitas antarmoda transportasi juga perlu ditingkatkan.
”Kalau infrastruktur yang dibangun itu sendiri-sendiri, maka tidak terjadi integrasi. Sudah dibangun besar, tetapi tidak terkoneksi. Kami mengingatkan bahwa sudah saatnya pemerintah serius memperhatikan sinergi untuk semakin meningkatkan kapasitas layanannya,” ucap Tory.
Tory mencontohkan, pesawat akan menjadi salah satu moda transportasi yang jumlah penggunanya akan meningkat. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2020, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mencapai 4,02 juta orang atau turun 75,03 persen jika dibandingkan dengan kunjungan wisman pada 2019 yang berjumlah 16,11 juta kunjungan.
Kemudian, Januari hingga Desember 2021, jumlah kunjungan wisman tercatat 1,56 juta orang, turun 61,57 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada 2020. Adapun pada Januari -Oktober 2022, jumlah kunjungan wisman 3,91 juta orang.
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga menargetkan pada 2023 jumlah kunjungan wisman 3,5 juta-7,4 juta orang. Pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) juga ditargetkan naik dari 633 juta–703 juta pergerakan pada 2022 menjadi 1,2 miliar-1,4 miliar pergerakan pada 2023.
Terkait hal ini, Tory mengatakan, konektivitas dari bandar udara ke lokasi wisata juga harus menjadi perhatian. ”Karena bandar udara merupakan salah satu infrastruktur yang bisa meningkatkan turisme, tetapi untuk sampai ke tujuannya, kan, pakai moda darat,” ujarnya.
Terkait transportasi udara, dalam acara yang sama, Ketua Forum Transportasi Penerbangan MTI Aris Wibowo mengatakan, berdasarkan catatannya, jumlah perjalanan angkutan udara menurun drastis hingga minus 60,9 persen pada periode 2019-2020 akibat pandemi Covid-19. Namun, melihat perkembangan saat ini, penggunaan angkutan udara di Indonesia diperkirakan meningkat pada tahun 2023-2025.
Berdasarkan prediksi International Air Transport Association(IATA), lanjut Aris, jumlah penumpang angkutan udara di kawasan Asia-Pasifik akan kembali pulih pada tahun 2024. ”Pemulihan angkutan udara yang cepat ini harus diantisipasi dengan penyiapan infrastruktur kebandarudaraan yang memadai,” ucap Aris yang hadir secara daring.
Ia melanjutkan, hingga tahun 2022, baru beberapa bandara yang memiliki pilihan moda berbasis rel, yakni Bandara Kualanamu (KNO), Bandara Soekarno-Hatta (CGK), Bandara Minangkabau (PDG), dan Bandara Kulonprogo (YIA). Meskipun memiliki pilihan moda berbasis rel, ternyata penggunaannya masih sangat rendah.
Ia mencontohkan, di Bandara Soekarno-Hatta, pengguna moda angkutan berbasis rel, yaitu kereta api bandara, diperkirakan hanya 2-3 persen dari total perjalanan menuju dan meninggalkan bandara. Selebihnya, menggunakan moda angkutan jalan seperti mobil pribadi, taksi, angkutan sewa khusus atau online, dan bus. Kondisi ini menyebabkan kepadatan lalu lintas di jalan-jalan akses bandara.
”Apa yang perlu dilakukan di masa mendatang adalah bagaimana pemerintah dapat mendorong masyarakat yang akan menggunakan bandara dapat beralih menggunakan moda berbasis rel sehingga mengurangi kemacetan jalan,” ucap Aris.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berupaya mengatur slot penerbangan untuk mengantisipasi lonjakan turis. Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (27/12/2022), mengatakan, Kemenhub akan melakukan pengaturan slot sedemikian rupa untuk menangkap permintaan yang ada, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional.
”Kami juga mengharapkan adanya penambahan armada dari maskapai yang ada,” kata Adita.
Selain itu, lanjutnya, Kemenhub juga meminta agar penanganan groundhandling ditingkatkan oleh pihak operator bandara, yakni PT Angkasa Pura (Persero) II. Groundhandling merupakan aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap penumpang beserta bagasinya, kargo, pos, peralatan pergerakan pesawat udara di darat, dan pesawat udara selama berada di bandara, baik keberangkatan (departure) maupun kedatangan (arrival).
”Termasuk dengan menambah sumber saya manusia dan memperbaiki sistem yang sudah ada,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendorong jajarannya untuk hati-hati meningkatkan slot penerbangan. Presiden meminta agar penambahan slot penerbangan memperhatikan sisi produktivitas dan efisiensi dari konektivitas tersebut.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, seusai mengikuti rapat terkait kebijakan slot penerbangan domestik dan mancanegara yang dipimpin Presiden, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/12/2022), mengatakan, dari luar negeri, lima maskapai yang meminta tambahan slot penerbangan terbanyak adalah Qatar Airways, Etihad Airways, Emirates, Saudia, dan Turkish Airlines. Total permintaan slot penerbangan mencapai 166 slot.
Menhub menjelaskan, saat ini dunia penerbangan Tanah Air mengalami pemulihan. Layanan penerbangan domestik mencapai 71 persen dibandingkan dengan 2019. Pemulihan aktivitas di Bandara Internasional Soekarno-Hatta bahkan diperkirakan sudah mencapai 90 persen. Sementara aktivitas penerbangan dari dan ke luar negeri diperkirakan sekitar 33 persen dibandingkan sebelum pandemi tahun 2019.
Menurut Budi, beberapa hal yang telah dan akan terus dilakukan oleh pemerintah adalah bagaimana mendistribusikan atau rebalancing kapasitas tiga terminal yang ada. Untuk menyeimbangkan kapasitas terminal di Bandara Soekarno-Hatta, penerbangan umrah yang sebelumnya difokuskan di Terminal 3 sebagai terminal internasional kini dapat juga dilakukan di Terminal 2F.
Kemenhub juga akan mengoptimalkan landas pacu (runway) ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk meningkatkan kapasitas jumlah pesawat dan mengurangi antrean pesawat.
”Oleh karena itu, kami ditugaskan untuk memberikan improvement (perbaikan) bagi slot (penerbangan) dalam negeri dan luar negeri. Beberapa yang kami catat, semua bandara sebenarnya sudah pulih pada jumlah konektivitas atau pergerakan yang sama dengan 2019,” ujarnya.