Kebutuhan Beras untuk Operasi Pasar Diprediksi Naik 2-4 Kali Lipat
Penyaluran beras pemerinta untuk operasi pasar pada Januari-Februari 2023 bisa lebih dari 100.000 ton per bulan. Bulog menyiapkan stok untuk memenuhi kebutuhan penyaluran hingga 200.000 ton per bulan.
Oleh
MARIA PASCHALIA JUDITH JUSTIARI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Perum Bulog memperkirakan, jumlah beras yang disalurkan melalui operasi pasar pada Januari-Februari 2023 naik 2-4 kali lipat dibandingkan awal tahun ini. Agar dapat meredam laju kenaikan harga dan inflasi pangan, operasi pasar tersebut membutuhkan stok cadangan beras pemerintah atau CBP yang dikelola Bulog.
Per Jumat (23/12/2022), stok beras yang dikelola Bulog mencapai 390.000 ton dengan 211.000 ton di antaranya merupakan beras untuk komersial perseroan. Realisasi pengadaan beras dari produksi dalam negeri oleh Bulog mencapai 992.000 ton, sementara realisasi impor mencapai 23.744 ton. Adapun penyaluran CBP untuk operasi pasar telah menyentuh 1,21 juta ton.
Menurut Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional Budi Wuryanto, stok CBP dapat tergerus untuk operasi pasar. Di sisi lain, pada Januari 2023 diperkirakan belum ada panen.
“Impor beras yang tidak terlambat dapat mendukung upaya pemerintah untuk memperkuat stok CBP sehingga dapat menahan laju inflasi agar tidak melejit tinggi. Menjaga laju inflasi penting karena berdampak pada pertumbuhan ekonomi,” ujarnya pada diskusi Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) yang diadakan secara dalam jaringan, Jumat (23/12/2022).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Epi Sulandari memperkirakan, penyaluran CBP untuk operasi pasar pada Januari-Februari 2023 dapat mencapai di atas 100.000 ton per bulan. Oleh sebab itu, Bulog akan mempersiapkan stok untuk mengakomodasi penyaluran hingga 200.000 ton per bulan.
Adapun penyaluran CBP untuk operasi pasar atau program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) pada bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 150.186 ton (Januari 2020), 171.595 ton (Februari 2020), 47.453 ton (Januari 2021), 52.565 ton (Februari 2021), 66.073 ton (Januari 2022), dan 51.890 ton (Februari 2022). Artinya, kenaikan jumlah CBP untuk operasi pasar pada awal 2023 diperkirakan menyentuh 2-4 kali lipat dibandingkan Januari-Februari tahun ini.
Dalam menyalurkan CBP, Epi mengatakan, Bulog akan memprioritaskan stok yang berasal dari serapan dalam negeri. Begitu beras lokal habis, stok yang berasal dari impor akan digelontorkan. Beras impor saat ini masih berada di gudang Bulog.
Selain itu, lanjut Epi, Bulog berupaya agar mekanisme penyaluran CBP dapat semakin dekat dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Tidak hanya pasar tradisional, penyaluran CBP untuk operasi pasar juga berada di ritel modern. Dia berharap, masyarakat dapat menemukan opsi beras kualitas medium sesuai harga eceran tertinggi (HET). Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras menyatakan, HET beras medium berkisar Rp 9.450 – Rp 10.250 per kilogram (kg).
Jumlah CBP yang disalurkan Bulog melalui operasi pasar melonjak sejak Agustus 2022. Pada Juli 2022, jumlah CBP yang digelontorkan berkisar 39.515 ton. Jumlah CBP yang membanjiri pasar pada Agustus hingga November 2022 mencapai 214.908 ton, 187.909 ton, 160.713 ton, dan 206.003 ton.
Lonjakan jumlah penyaluran CBP untuk operasi pasar tersebut beriringan dengan tren kenaikan harga beras medium yang per Kamis (22/12/2022) mencapai Rp 11.200 per kg menurut data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan. Harga beras merangkak naik dari Rp 10.400 per kg pada akhir Juli 2022, Rp 10.600 per kg (akhir Agustus), Rp 10.700 per kg (akhir September), Rp 10.900 per kg (akhir Oktober), dan Rp 11.000 per kg (akhir November).
Di hulu, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani juga menunjukkan tren yang serupa. Badan Pusat Statistik mencatat, rata-rata nasional harga GKP pada Juli 2022 senilai Rp 4.569 per kg dan meningkat menjadi Rp 4.865 per kg (Agustus), Rp 5.142 per kg (September), Rp 5.354 per kg (Oktober), dan Rp 5.397 per kg (November).
Sebelum Agustus 2022, Epi mengatakan, penyaluran CBP untuk operasi pasar sekitar 25.000 – 30.000 ton per bulan. Stok pada saat itu berkisar 1 juta – 1,2 juta ton. Dengan asumsi total penyaluran untuk operasi pasar pada Agustus-Desember 2022 sekitar 150.000 ton, stok Bulog saat itu semestinya cukup.
Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus berpendapat, permintaan beras yang meningkat selaras dengan pertumbuhan pengeluaran masyarakat yang menunjukkan tren perbaikan pascapandemi Covid-19. “Realisasi impor beras diharapkan dapat mengendalikan harga dan menjaga pasokan agar (pemerintah) bisa menghindari kenaikan harga yang berlebihan melalui operasi pasar,” katanya.