Libur Natal dan Tahun Baru, Okupansi Hotel Nyaris 100 Persen
Usai dua tahun meredup akibat dilanda efek pandemi, industri perhotelan mulai bangkit kembali terutama jelang libur akhir tahun. Hal ini didorong dengan PPKM level satu yang tidak membatasi kapasitas okupansi hotel.
Oleh
RIVALDO ARNOLD BELEKUBUN, Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·4 menit baca
HARIS FIRDAUS
Pengunjung memindai QR Code Aplikasi Peduli Lindungi sebelum masuk ke Hotel Grand Zuri Malioboro, Kota Yogyakarta, Rabu (22/12/2021).
JAKARTA, KOMPAS – Jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, industri perhotelan mulai membaik setelah dua tahun merosot akibat pembatasan pandemi COVID-19. Tingkat keterisian kamar atau okupansi hotel secara nasional menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 menembus angka 80-90 persen. Mendekati libur pergantian tahun diprediksikan tingkat okupansi hotel akan penuh, terutama di kawasan favorit. Banyak masyarakat sudah mulai memesan kamar dari jauh-jauh hari untuk liburannya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, kondisi industri perhotelan jauh lebih baik dibandingkan dua tahun terakhir, terutama pada peak season atau puncak musim libur Natal dan Tahun Baru. Jika dibandingkan dengan dua tahun terakhir, peningkatan yang signifikan terlihat pada tingkat okupansi.
Menurutnya, tingkat okupansi pada tahun 2020 hanya mencapai 20 persen, dan 2021 hanya menembus 40 persen. Sedangkan, jelang satu minggu mendekati Natal 2022, tingkat okupansi mencapai 85 persen. Hal ini berkat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level satu yang diterapkan pemerintah secara nasional.
“Khusus libur Nataru secara domestik, trend-nya cukup bagus. Meskipun di beberapa tempat masih belum benar-benar pulih kembali ke masa jayanya sebelum pandemi, misalnya di daerah Bali, kota Manado, dan Batam. Tapi secara menyeluruh, (okupansi) meningkat,” ujarnya ketika dihubungi Kompas, Senin (19/12/2022).
Hariyadi sendiri mengelola jaringan Hotel Sahid yang tersebar di seluruh Indonesia. Di periode akhir tahun ini, ia melihat adanya peningkatan drastis pada tingkat okupansi beberapa hotelnya khususnya di Yogyakarta, Solo, Pekalongan, dan Pengedaran. Per 19 Desember 2022, okupansi seluruh hotelnya di wilayah tersebut sudah mencapai 75 persen mulai dari awal Desember.
Kata Hariyadi, sebagian besar orang memesan kamar di hotelnya melalui aplikasi online, sebagiannya lagi memesan melalui direct booking dan menghubungi pihak hotel secara langsung. Ia memprediksikan, pada puncak arus libur Tahun Baru, tepatnya pada tanggal 29 Desember hingga 2 Januari, okupansi di hotelnya yang berada di daerah-daerah wisata akan mencapai 100 persen. Menurutnya, hal ini karena libur-libur di Tahun Baru akan dimanfaatkan orang untuk berwisata.
“Kalau libur Natal orang akan cenderung mudik atau pulang kampung. Sedangkan, libur Tahun Baru kebanyakan orang akan berwisata terutama di destinasi favorit. ebanyakan orang biasanya memesan kamar secara last minute. Jadi nanti mendekati hari libur, akan ada banyak orang yang mem-booking.” ujar Hariyadi.
Menurut Data PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), hotel-hotel di kawasan pariwisata The Nusa Dua, Bali mengalami peningkatan okupansi secara signifikan semenjak bulan November lalu. Dilansir dari rilis resminya, Direktur Utama ITDC Ari Respati menjelaskan, tingkat okupansi rata-rata hotel di kawasan The Nusa Dua telah mencapai 85,70 persen karena Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang dilaksanakan November kemarin.
Pada November 2021, rata-rata okupansi di The Nusa Dua hanya sebesar 33,13 persen. Sedangkan, pada November 2022, rata-rata okupansi adalah 64,42 persen. Pada bulan yang sama, kunjungan wisatawan asing mencapai 47.079 orang, meningkat 767 persen dari 5.427 orang pada tahun lalu. “November umumnya menjadi titik terendah dari periode low season, sebelum memasuki periode peak season mulai bulan Desember,” tutur Ari.
Ari mengatakan, pertumbuhan ini akan disambut dengan berbagai promosi dan diskon oleh pihak hotel untuk mendorong tingkat okupansi maksimal terutama pada masa Natal dan Tahun Baru. Ia berharap momentum pertumbuhan ini akan terus terjadi seiring dengan mendekati musim puncak liburan.
FERGANATA INDRA RIATMOKO
Dekorasi bertema Natal dipasang di Hotel The Sunan, Solo, Jawa Tengah, Selasa (14/12/2020).
Kepala Petugas Pemasaran Traveloka Shirley Lesmana, mengatakan, tipe akomodasi yang paling digemari pengguna Traveloka dalam wisata akhir tahun ialah apartemen, guest house, homestay, resort, hingga villa. Selain Jakarta, destinasi favorit seperti, Bandung, Malang, Yogyakarta, dan Bali juga mengalami peningkatan minat wisata masyarakat di akhir tahun.
Tak hanya destinasi domestik, terdapat juga peningkatan minat wisata akhir tahun konsumen ke destinasi internasional, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. Selain itu, Traveloka juga melihat animo masyarakat Indonesia untuk wisata ke destinasi di luar Asia Tenggara seperti Australia dan Amerika Serikat.
Pembukaan perbatasan, meningkatnya angka vaksinasi nasional, dan akselerasi pemulihan ekonomi telah mendorong minat masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas perjalanan dan wisata. Riset McKinsey yang dirilis Oktober 2022 juga turut menyatakan bahwa hampir 50 persen dari masyarakat Indonesia memiliki minat melakukan perjalanan, menginap, dan liburan.
Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira Adhinegara menuturkan, pada periode Natal dan Tahun Baru, masyarakat akan cenderung melakukan liburan wisata baik di dalam kota maupun di luar. Hal ini didukung dengan PPKM level satu yang tidak membatasi secara ketat mobilitas masyarakat. Sedangkan, masyarakat cenderung jenuh tidak bisa leluasa berwisata dua tahun terakhir akibat pembatasan pandemi.
"Dalam kondisi ekonomi sekarang, sudah terlihat kembali pulih. Belanja semakin meningkat, terutama pada akhir tahun ini. Jika mengacu pada angkatan pekerja sekarang yang didominasi oleh milenial, kebanyakan dari mereka akan menghabiskan liburan dengan traveling, nonton di bioskop, nongkrong di cafe, atau staycation di destinasi wisata," kata Bhima.