Emiten pengelola tambang batubara, PT RMK Energy Tbk, melalui anak usahanya, PT Royaltama Mulia Kencana, akan mengelola batubara sebanyak 2,5 juta ton milik PT Bukit Asam Tbk.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten pengelola tambang batubara, PT RMK Energy Tbk, melalui anak usahanya, PT Royaltama Mulia Kencana, akan mengelola batubara sebanyak 2,5 juta ton milik PT Bukit Asam Tbk. Kerja sama ini akan dimulai pada 2023.
RMK Energy dan Bukit Asam sudah menandatangani nota kesepahaman pada Jumat (16/12/2022). Disebutkan juga, ada potensi peningkatan 1 juta ton setiap tahun.
RMK Energy akan membangun berbagai fasilitas, seperti menyediakan jasa logistik batubara dari proses loading dan unloading angkutan kereta api, stockpile services, loadingtongkang hingga transshipment melalui mother vessel.
”Dengan solusi pelayanan jasa logistik RMK Energy yang terintegrasi dengan jalur kereta api milik PT KAI, PT Bukit Asam dapat mengoptimalkan sumber batubara yang melimpah sehingga kerja sama ini memiliki mutual benefit bagi ketiga entitas,” kata Direktur Utama Tony Saputra dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/12/2022).
Tony optimistis, kebutuhan batubara masih akan meningkat sehingga tercapai keseimbangan antara energi terbarukan dan fosil. RMK Energy mendukung bisnis energi terbarukan untuk mewujudkan net zero emission pada 2060 mendatang.
Direktur PT Bukit Asam Arsal Ismail mengatakan, kerja sama dengan RMK Energy ini membantu PT Bukit Asam mempercepat penjualan cadangan batubara di PT Bukit Asam di Sumatera Selatan.
Sementara itu, produsen kabel PT Voksel Electric Tbk mempersiapkan belanja modal sebesar Rp 70 miliar untuk tahun 2023. Direktur Voksel Ferry Suarly menjelaskan, anggaran sebesar itu digunakan untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi. Dinamika harga bahan baku membuat Voksel harus terus melakukan perbaikan.
Manajemen Voksel juga menyatakan sudah mempersiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan margin profitabilitas, antara lain menyesuaikan harga jual.