Penghentian Siaran Televisi Analog Akan Diperluas ke Luar Jawa
Penghentian siaran televisi analog terestrial atau ASO terus dilanjutkan ke luar Jawa. Pemerintah kembali ingatkan lembaga penyiaran swasta penyelenggara multipleksing untuk menuntaskan distribusi bantuan STB.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
FAKHRI FADLURROHMAN
Warga menonton siaran televisi analog di Jalan Gelora 8, Jakarta Selatan, Rabu (2/11/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Penghentian siaran televisi analog terestrial atau analog switch off, ASO, akan kembali berlangsung pada 20 Desember 2022 dengan sasaran wilayah siaran Jawa Timur-1. Wilayah siaran ini terdiri dari 10 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, dan Kota Surabaya. Selanjutnya, pemerintah merencanakan ASO dilakukan terus meluas ke luar Jawa, seperti Medan, Palembang, Banjarmasin, dan Makassar.
Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Geryantika Kurnia menyampaikan hal tersebut, Jumat (16/12/2022), di Jakarta. Dia mengimbau kepada masyarakat, terutama di wilayah siaran Jawa Timur -1, agar segera melengkapi perangkat televisinya dengan alat bantu penerima siaran digital atau set top box (STB). Dia berharap jangan sampai masyarakat baru berbondong-bondong mencari STB setelah ASO.
”Beli STB sebenarnya bisa dilakukan melalui toko resmi penyedia STB di lokapasar. Produk STB dijamin telah mengantongi sertifikat dari Kemkominfo. Warga pun tidak perlu antre,” ujarnya.
Gabungan Pengusaha Elektronika menyampaikan bahwa persediaan STB di wilayah siaran yang sudah mengalami ASO telah mulai normal kembali. Sementara stok di lokapasar resmi masih tetap terjaga aman.
Bagi rumah tangga miskin, distribusinya khusus untuk wilyah siaran Jawa Timur-1 telah mendekati 100 persen. Proses penyalurannya dilakukan bersama lembaga penyiaran, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah.
Sementara secara nasional, tantangan klasik jika ASO terus dilanjutkan sampai ke luar Jawa masih sama, yaitu distribusi bantuan STB bagi rumah tangga miskin. Geryantika mengklaim, dari sisi pemerintah, Kemkominfo telah menyalurkan 97,8 persen atau 1.182.577 unit STB ke rumah tangga miskin per 15 Desember 2022. Kemkominfo masih perlu menyalurkan sisa komitmen yang sebesar 26.887 unit STB.
Tujuh lembaga penyiaran penyelenggara multipleksing, yakni PT Surya Citra Media Tbk, MNC, Trans Media, Media Group, RTV, VIVA, dan Nusantara TV, telah berkomitmen menyediakan dan menyalurkan 4.330.780 STB ke rumah tangga miskin. Akan tetapi, realisasi per 15 Desember 2022 baru mencapai 5,4 persen atau 235.773 unit STB.
”Distribusi bantuan STB dari pihak swasta berjalan lamban. Komitmen mereka harus dilaksanakan. Kami sedang kaji mengenai kemungkinan sanksi atau insentif bagi swasta (agar mempercepat pendistribusian STB),” katanya.
FAKHRI FADLURROHMAN
Petugas posko pengaduan mengecek set top box televisi digital yang akan diberikan kepada warga di The Akmani Hotel, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022).
Berdasarkan hasil survei Nielsen per 15 Desember 2022, tingkat kepemirsaan siaran digital menunjukkan tren positif setelah ASO 2 November Jabodetabek dan ASO 2 Desember di Bandung, Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang. Geryantika menyebut penetrasi menonton siaran digital naik 77 persen di Jakarta dan 70 persen di Bandung, Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang.
”Sekali lagi, perubahan siaran televisi analog ke digital terestrial bukan sekadar bersih gambarnya, jernih suaranya, dan canggih teknologinya. Pasca-ASO, penggunaan frekuensi akan semakin efisien. Spektrum frekuensi 700 MHz bisa juga dipakai untuk mendukung layanan internet berkecepatan tinggi,” tuturnya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Neil Tobing menyebut tingkat kepemirsaan siaran digital yang disebut Nielsen telah naik itu mencakup juga televisi berlangganan, bukan hanya televisi terestrial. Kekhawatiran yang masih dirasakan oleh lembaga penyiaran adalah jumlah penonton siaran televisi terestrial tidak kembali pulih seusai ASO.
“Selama masa transisi, ada warga beli STB dan ada juga warga berpindah ke aplikasi internet atau over-the-top (OTT). Kami khawatir jumlah penonton siaran televisi terestrial tidak kembali utuh dan malah menimbulkan keseimbangan (kepemirsaan televisi) baru. Apalagi, perhitungan kepemirsaan yang dilakukan (oleh Nielsen) masih menggunakan pendekatan yang proporsional,” paparnya.
Neil memandang pemerintah perlu membantu lagi dalam pendistribusian bantuan STB ke rumah tangga miskin. Pemerintah juga perlu mencermati bahwa rumah tangga miskin masih relatif banyak menggunakan perangkat televisi jadul.