Pembeli Kendaraan Listrik Bakal Dapat Insentif hingga Rp 80 Juta
Insentif hingga Rp 80 juta disiapkan pemerintah bagi pembeli kendaraan listrik yang diproduksi di Indonesia.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pramuniaga memperlihatkan fitur pada sepeda motor listrik produksi dalam negeri merek Selis di dealer resminya di Kota Tangerang, Banten, Senin (12/12/2022). Pemerintah akan memberikan subsidi untuk kendaraan listrik, baik motor maupun mobil listrik.
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mendorong percepatan pengalihan penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik. Pembeli mobil dan motor listrik akan mendapatkan insentif dengan jumlah bervariasi dari Rp 5 juta hingga Rp 80 juta.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan rencana pemberian insentif kepada pembeli kendaraan listrik dalam keterangan secara daring dari Brussels, Belgia, Rabu (14/12/2022). Insentif untuk pembeli mobil listrik sekitar Rp 80 juta, sedangkan untuk pembeli mobil listrik hibryd sekitar Rp 40 juta.
Pembeli sepeda motor listrik juga akan mendapat insentif Rp 8 juta. Adapun konversi sepeda motor konvensional menjadi motor listrik mendapat insentif Rp 5 juta.
”Pemerintah sekarang sedang tahap finalisasi menghitung untuk memberikan insentif terhadap pembelian mobil dan atau motor listrik. Insentif akan diberikan kepada pembeli yang membeli mobil atau motor listrik yang mempunyai pabrik di Indonesia,” tutur Agus.
Insentif dinilai penting untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik. Menurut Agus, Indonesia mengikuti kebijakan negara-negara di Eropa, China, bahkan Thailand. Meski berbeda-beda, semua negara memberikan insentif pada pembeli kendaraan listrik.
”Indonesia belajar dari berbagai negara yang relatif lebih maju dalam penggunaan kendaraan listrik contohnya negara-negara di Eropa, kenapa lebih maju dalam penggunaan kendaraan listrik karena pemerintahnya memberikan insentif, China juga memberikan insentif,” tambahnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, awal Desember, di Jakarta, menjelaskan, pemberian insentif harga kendaraan listrik diharapkan mampu menarik minat warga beralih ke kendaraan listrik. Harga sepeda motor, misalnya, dinilai lebih terjangkau. Insentif dinilai akan mendorong gairah masyarakat menggunakan motor listrik.
Indonesia belajar dari berbagai negara yang relatif lebih maju dalam penggunaan kendaraan listrik contohnya negara-negara di Eropa, kenapa lebih maju dalam penggunaan kendaraan listrik karena pemerintahnya memberikan insentif, China juga memberikan insentif.
Indonesia berharap bisa mempercepat penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri. Sebab, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.
Deputi Bidang Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin juga menambahkan, keterangan ini disampaikan dari Brussels karena Pemerintah Indonesia ingin menunjukkan keseriusan dalam membangun ekosistem kendaraan listrik.
Meluasnya penggunaan kendaraan berbasis listrik juga dinilai sangat penting untuk fiskal Indonesia. Sebab, penggunaan bahan bakar berbasis fosil di Indonesia akan semakin berkurang.
Subsidi energi di APBN 2022 lebih dari Rp 500 triliun. Diyakini, beban APBN ini akan berkurang apabila ekosistem kendaraan listrik terbangun.
Pengendara sepeda motor listrik akan mengganti baterai kendaraannya di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di kantor PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, (6/12/2022).
Saat ini terdapat sekitar 120 juta sepeda motor yang menggunakan bensin. Tren pembelian sepeda motor pun terus meningkat, 4-5 persen per tahun. Karena itu, konsumsi BBM untuk sepeda motor saat ini sekitar 800.000 barel per hari.
Manfaat ketiga, menurut Agus, Pemerintah Indonesia sekaligus ”memaksa” produsen-produsen mobil listrik atau motor listrik dunia untuk mempercepat realisasi investasi di Indonesia. Selain itu, Indonesia sebagai bagian komunitas global juga perlu membuktikan komitmen untuk mengurangi emisi karbon.
Dalam KTT ASEAN-Uni Eropa yang dilangsungkan di Brussels, salah satu yang disoroti Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen adalah mengenai energi dan iklim. Dia mengingatkan, Rusia sudah mengakibatkan krisis energi global memuncaki krisis iklim. Karenanya, semua negara semestinya saling dukung untuk mempercepat transisi bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan.