Harga Tiket Pesawat Cenderung Tinggi Jadi Isu di Natal dan Tahun Baru
Jelang libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, harga tiket pesawat yang tinggi menjadi isu. Penurunan jumlah armada dan fluktuasi harga bahan bakar menjadi faktor yang dapat menaikkan harga tiket pesawat tersebut.
Oleh
WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN, Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Harga tiket pesawat baik penerbangan domestik maupun internasional akan cenderung tinggi pada periode Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Penurunan armada pesawat, peningkatan jumlah penumpang, dan harga bahan bakar pesawat yang masih fluktuatif pun dapat berdampak pada kenaikan harga tiket tersebut.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi menuturkan pandemi Covid-19 berdampak signifikan pada dunia penerbangan Indonesia. Pada tahun 2019 jumlah pesawat yang dioperasikan mencapai 650 unit. Sedangkan jumlah pesawat yang beroperasi pada periode Natal dan Tahun Baru saat ini hanya sebatas 402 unit yang setara dengan 62 persen armada sebelum pandemi.
”(Kondisi) ini menjadi isu dalam pelaksanaan Nataru (Natal dan Tahun Baru), harga tiket akan cenderung tinggi. Demand (permintaan)-nya kuat tetapi armada yang disediakan masih sangat terbatas,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Transportasi dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Faik menambahkan isu tersebut telah dibahas dengan Kementerian Perhubungan dan pihaknya diminta untuk mengontrol harga tiket agar tidak melampaui tarif batas atas. Tata cara pengaturan dan penetapan tarif batas atas serta batas bawah telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 106 Tahun 2019.
Penelusuran Kompas menggunakan aplikasi penyedia layanan tiket pesawat yang diakses pada Rabu (14/12/2022) menunjukkan penerbangan tipe ekonomi dari bandara di Yogyakarta (YIA) ke Batam (BTH) pada 23 Desember 2022-3 Januari 2023 harga tiket terendahnya Rp 1,8 juta sedangkan periode yang sama tahun 2019 hanya Rp 1,2 juta.
Secara terpisah, Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan Budi Prayitno dalam paparan media terkait penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru menuturkan penumpang pesawat, baik penerbangan domestik maupun internasional, pada periode Natal dan Tahun Baru saat ini diprediksikan mencapai 3,16 juta orang.
Terkait harga bahan bakar pesawat, merujuk data Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), harga avtur pada tahun 2022 rata-rata 140,1 dollar AS per barel yang belum termasuk biaya penanganan dan pengiriman. Harga ini masih cukup fluktuatif imbas dari perang Rusia-Ukraina dan harga minyak mentah dunia yang juga masih belum stabil.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara, mengutarakan kenaikan harga tiket pesawat disebabkan momentum Natal dan Tahun Baru. Permintaan penerbangan diperkirakan akan terus naik dan dimanfaatkan maskapai penerbangan untuk meraup keuntungan. Momentum ini juga tepat mengingat kerugian maskapai penerbangan yang cukup besar pada dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.
”Maskapai pesawat juga masih menanggung biaya avtur yang relatif tinggi, maka kenaikan harga tiket ini akan tetap diteruskan. Meskipun terjadi peningkatan okupansi penumpang pesawat, masih banyak rute yang belum optimal dan belum terisi penuh,” ujar Bhima.
Bagi kalangan menengah atas, kenaikan harga tiket pesawat masih belum berdampak signifikan. Namun bagi kalangan menengah ke bawah, kenaikan harga tiket ini dapat mengurangi belanja atau keinginan wisata dan bahkan mengurungkan niat melakukan perjalanan.