Pemerintah Fokus Stabilkan Lima Komoditas Pangan
Menjelang Natal dan Tahun Baru, pemerintah fokus menjaga stabilitas harga beras, minyak goreng, telur ayam ras, cabai, dan kedelai. Untuk kedelai impor di pasar domestik, harganya dua kali lipat harga kedelai dunia.
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah akan fokus mengendalikan stabilitas harga dan stok lima komoditas pangan menjelang Natal dan Tahun Baru. Kelima komoditas itu adalah beras, minyak goreng, telur ayam ras, cabai, dan kedelai.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri, Selasa (13/12/2022), mengatakan, beras masih menjadi sumber inflasi bulanan. Oleh karena itu, program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) akan terus dioptimalkan.
“Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog mengimpor beras dan menyerap beras petani. Kemendag juga telah meminta Bulog mengoptimalkan intervensi pasar, terutama di daerah-daerah yang harga berasnya di atas harga eceran tertinggi (HET),” ujarnya ketika dihubungi di Jakarta.
Rata-rata pasokan tiga bulan terakhir selalu di atas 98,5 persen. Total pemenuhan DMO sudah mencapai 1,85 juta ton.
Selain itu, lanjut Kasan, Kemendag juga tengah berupaya menjaga stabilitas harga minyak goreng di dalam negeri. Saat ini, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) dunia sedang dalam tren meningkat.
Kemendag telah mengumpulkan produsen dan pemangku kepentingan terkait agar komitmen memenuhi kewajiban memasok pasar domestik (DMO) terus dijaga agar pasokan dalam negeri aman.
“Rata-rata pasokan tiga bulan terakhir selalu di atas 98,5 persen. Total pemenuhan DMO sudah mencapai 1,85 juta ton. Realisasi DMO itu telah digulirkan dalam bentuk minyak kemasan merek Minyakita yang telah didistribusikan di seluruh daerah di Indonesia,” katanya.
Baca juga: Waswas dengan Stok Beras
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KS) Kemendag, per 12 Desember 2022, rata-rata nasional harga beras mencapai Rp 11.100 per kilogram (kg). Harganya sudah naik 1,83 persen dibandingkan bulan lalu yang seharga Rp 10.900 per kg.
Begitu juga dengan harga minyak goreng curah yang saat mencapai Rp 14.100 per liter. Harganya telah naik 1,44 persen dari bulan lalu yang seharga Rp 13.900 per liter.
Baca juga: Regulasi Produk Bebas Deforestasi Pengaruhi Harga CPO
Selain dua komoditas itu, Kemendag juga akan fokus mengendalikan harga telur dan cabai yang cenderung meningkat. Saat ini harga rata-rata nasional telur ayam ras Rp 30.700 per kg atau 13,7 persen di atas harga acuan pemerintah yang sebesar Rp 27.000 per kg. Adapun harga cabai rawit merah sudah naik 14,41 persen secara bulanan menjadi Rp 53.200 per kg per 12 Desember 2022.
Menurut Kasan, kenaikan harga telur terjadi akibat permintaan meningkat, sedangkan kenaikan harga cabai disebabkan turunnya hasil panen karena curah hujan yang tinggi beberapa waktu terakhir. Kemendag bersama Badan Pangan Nasional (NFA) telah berkoordinasi dengan Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) yang memiliki 45.000 gerai untuk mendistribusikan telur ayam sesuai harga acuan pemerintah.
“Kami bersama dengan pemangku kepentingan terkait juga telah mengintensifkan gerakan menanam cabai di level rumah tangga sebagai upaya menjaga kemandirian pasokan,” katanya.
Harga kedelai
Sementara itu, harga kedelai impor di dalam negeri cukup tinggi di akhir tahun ini. Harganya nyaris dua kali lipat kedelai dunia. Hal itu disebabkan menipisnya stok kedelai di dalam negeri, depresiasi rupiah, dan masih tingginya harga kedelai global.
Berdasarkan data SP2KS Kemendag, per 12 Desember 2022, harga kedelai impor di dalam negeri Rp 15.000 per kg. Harga tersebut bertahan sejak awal Desember 2022 dan naik 0,67 persen dibandingkan bulan lalu yang sebesar Rp 14.900 per kg.
Adapun pada perdagangan Chicago Board of Trade, Selasa (13/12/2022), harga kedelai berjangka sebesar 14,65 dollar AS per gantang. Harga tersebut naik 0,34 persen dari hari sebelumnya, serta meningkat 1,7 persen secara bulanan dan 15,86 persen secara tahunan.
Satu gantang setara 27,21 kg. Dengan harga kedelai 14,65 dollar AS per gantang dan kurs Jisdor Rp 15.661 per dollar AS, harga kedelai dunia setara Rp 8.432 per kg.
Dengan harga kedelai 14,65 dollar AS per gantang dan kurs Jisdor Rp 15.661 per dollar AS, harga kedelai dunia setara Rp 8.432 per kg. Adapun harga kedelai impor di pasar dalam negeri Rp 15.000 per kg.
Baca juga: Harga Kedelai Terus Naik, Perajin Tempe dan Tahu Perkecil Ukuran
Harga kedelai dunia ini masih berfluktuasi di rata-rata 14 dollar AS per gantang kendati Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memproyeksikan produksi kedelai dunia periode 2022/2023 meningkat. Hal itu terjadi lantaran permintaan kedelai dari China meningkat kendati tidak setinggi 2021, serta ada potensi gangguan produksi di Brasil dan Argentina.
Berdasarkan World Agricultural Supply and Demand Estimates (WASDE) yang dirilis USDA pada 9 Desember 2022, produksi kedelai dunia periode 2022/2023 diperkirakan meningkat 9,9 persen menjadi 391,16 juta ton dibandingkan musim sebelumnya yang sebanyak 355,61 juta ton.
Per 1 Desember 2022, ekspor kedelai dunia telah mencapai 1,75 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 118.000 ton merupakan permintaan dari China. Sebelumnya, pada Oktober dan November 2022, China telah mengimpor kedelai masing-masing sebanyak 4,75 juta ton dan 7,35 juta ton.
Selain meningkatnya permintaan, cuaca panas di Brasil dan Argentina berpotensi mengurangi hasil panen kedelai. Dalam WASDE periode Desember 2022, USDA memperkirakan produksi kedelai Brasil akan meningkat 25 juta ton menjadi 152 juta ton pada periode 2022/2023.
Begitu juga dengan Argentina, produksi kedelainya diperkirakan naik 5,6 juta ton menjadi 49,5 juta ton. Jika hujan tidak segera turun di dua negara produsen kedelai terbesar dunia tersebut, USDA akan memangkas proyeksi produksi itu.
Masih tingginya harga kedelai global itu berimbas ke harga kedelai impor di pasar nasional. Melemahnya nilai tukar rupiah yang per 13 Desember 2022 berada di level Rp 15.661 per dollar AS dan menipisnya stok kedelai di dalam negeri juga memengaruhi harga kedelai di pasar domestik.
Baca juga: Bulog Bakal Impor Kedelai, Tahap Pertama Sebanyak 50.000 Ton
Direktur Ketersedian Pangan NFA Budi Wariyanto mengatakan, berdasarkan prognosa Neraca Pangan Nasional NFA, stok kedelai pada akhir Desember 2022 hanya 58.000 ton. Stok itu cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 7 hari.
Rencana impor kedelai pada November-Desember 2022 sebanyak 446.000 ton. Angka ini sudah memperhitungkan produksi kedelai dan kebutuhan kedelai dalam negeri sebanyak 245.000 ton per bulan.
“Kami khawatir stok kedelai tidak cukup. Kami telah bersurat kepada para importir untuk segera mempercepat pengiriman impor kedelai,” kata Budi dalam diskusi “Orkestrasi NFA dalam Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan” pada Jumat pekan lalu.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyebutkan, pemerintah telah meminta Perum Bulog mengimpor kedelai dari Amerika Serikat sebanyak 350.000 ton. Proses impor tersebut diperkirakan membutuhkan waktu 45 hari, sehingga kedelai impor itu diperkirakan akan tiba di Indonesia akhir Desember 2022.
Baca juga: Warga Resah Dengar Kabar Perajin Tahu Kembali Mogok Produksi