Membangun Kesadaran Sertifikasi Halal Jadi Pekerjaan Rumah
Pekerjaan rumah Indonesia ialah mendorong kesadaran pelaku UMKM untuk menyertifikasi halal pada produknya. Program Sertifikasi Halal Gratis atau Sehati Kemenag diharapkan terus mebawa dampak positif.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Sejumlah pekerja mengemas kue kering di pabrik J&C Cookies, Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/12/2022). Sempat terdampak pandemi Covid-19, industri kue produksi rumahan kini mulai kembali bergeliat. Di sisi lain, sertifikasi halal terus menjadi perhatian dalam produksi makanan, termasuk dari bahan baku.
BANDUNG, KOMPAS — Indonesia terus berupaya agar produk-produk ekspor dapat tersertifikasi sehingga akan lebih dikenal dunia sebagai negara produsen produk halal. Di sisi lain, masih ada tantangan dalam meningkatkan kesadaran pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk secara sukarela mendaftarkan produknya dalam sertifikasi halal.
Deputi Direktur Inkubasi Bisnis Syariah pada Direktorat Bisnis dan Kewirausahaan Syariah Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) Helma Agustiawan di Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/12/2022), mengatakan, dalam meningkatkan industri produk halal, ekspor produk didorong untuk memasukkan kode 952 dalam modul Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Itu terutama kepada pelaku usaha besar.
Hal itu dirasa penting agar produk ekspor halal Indonesia makin dikenal. Sebab, saat ini, ekspor produk dikenali halal jika dikirim ke negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (Organisation of Islamic Cooperation/OIC). Sementara pada ekspor ke negara-negara bukan OKI relatif tidak terhitung, seperti dalam pemeringkatan global.
Sementara yang di dalam negeri, kata Helma, pekerjaan rumah Indonesia ialah mendorong kesadaran (awareness) pelaku UMKM untuk menyertifikasi halal pada produknya. Program Sertifikasi Halal Gratis (Sehati) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama juga terus dilakukan.
”Pada akhirnya seperti percontohan yang berjalan, yakni di (sentra kuliner) Rasuna Garden, Jakarta, yang juga membuat konsumen semakin nyaman. Harapan kami, para pelaku dan konsumen aware sehingga nantinya sertifikasi halal akan menjadi sukarela. Para pelaku akan datang sendiri untuk melakukan sertifikasi halal,” kata Helma.
Helma menambahkan, KNEKS memfasilitasi para pelaku UMKM terkait pembiayaan, seperti untuk mengetahui penilaian (credit scoring) dan lembaga mana yang cocok. Begitu juga tingkatannya, mulai level tanggung jawab perusahaan (CSR) hingga komersial atau tidak. Selain itu, mencarikan alternatif selain perbankan, seperti securities crowdfunding (SCF) syariah.
Mengenai angka produk yang telah disertifikasi halal, ia mengaku tidak bisa menyebutkan jumlah tepatnya karena banyak yang sedang proses perpanjangan. ”Namun, dengan semakin banyaknya sosialisasi untuk peningkatan kesadaran sertifikasi halal, terlebih saat ini berlaku empat tahun, harapannya bisa terus meningkat. Juga ditambah dengan digitalisasi,” katanya.
Apabila lebih dikenal sebagai negara produsen produk halal, terbuka peluang agar Indonesia semakin banyak dikunjungi untuk tujuan wisata halal. Menurut The Global Travel Muslim Index (GMTI) 2022, Indonesia ada di peringkat kedua pada daftar 20 teratas daftar negara berpenduduk Islam yang menjadi tujuan wisata (Muslim Friendly). Peringkat pertama ialah Malaysia.
Salah satu dorongan peningkatan kesadaran akan produk halal dilakukan pada UMKM tingkat mikro atau pedagang kaki lima (PKL), termasuk di Taman Valkenet, Jalan Malabar, Kota Bandung, Jawa Barat. Pemerintah Kota Bandung membina belasan PKL kuliner sehingga kehalalan, kebersihan, dan keamanan makanan yang diproduksi terjamin.
Kepala Bidang Usaha Nonformal Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Evy Oktaviyanti menuturkan, Taman Valkenet akan menjadi percontohan zona kuliner halal, aman, dan sehat di Kota Bandung. Peluncurannya direncanakan pada 12 Desember 2022. Koordinasi dilakukan antar-satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kota Bandung.
”Selain dinas pertamanan dan sumber daya air dan Bina Marga, juga dinas kesehatan. Sebanyak 18 pedagang dicek kesehatan dan lingkungannya hingga diuji sampel. Juga mendapat NIB (nomor induk berusaha) dengan fasilitasi lembaga pemeriksa dari Salman Institut Teknologi Bandung. Pembiayaan sertifikasinya diakomodasi Bank Indonesia,” ujarnya.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA
Suasana di salah satu sudut Taman Valkenet, Malabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/12/2022) sore. Tempat kuliner itu pada 12 Desember 2022 akan diresmikan menjadi zona kuliner halal, aman, dan sehat yang didukung Pemerintah Kota Bandung.
Evy mengemukakan, yang menjadi kunci dalam program tersebut ialah komitmen dari pedagang forum yang mewadahinya. Selain itu, juga ada dukungan dari CSR perusahaan swasta dalam pemeliharaan tempat kuliner tersebut. Pemkot Bandung bersama forum PKL setempat pun akan terus memantau agar konsistensi penerapan halal, aman, dan sehat terjaga.
Lebih lanjut, kata Evy, hal tersebut juga bakal mendukung pariwisata halal yang juga terus dipacu pemerintah. Terlebih, Bandung selama ini dikenal sebagai kota tujuan wisata dan kaya akan jenis kuliner serta produk-prdouk khas setempat.
Perhatian akan kehalalan produk juga dilakukan oleh J&C Cookies, produk kue kuring rumahan di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Manager Business Development J&C Cookies Farhan Basyir terus memastikan kehalalan produk melalui sertifikasi. Terlebih, hari raya Idul Fitri menjadi andalan karena permintaan bisa hingga 500-600 lusin stoples per hari.
”Untuk bahan baku kue, kami memastikan hingga ke supplier (pemasok) bahwa produk tersebut aman dan halal. Itu terus kami pastikan,” kata Farhan.