Sektor Transportasi dan Angkutan Logistik Daring Terus Diandalkan Konsumen
Selain sektor transportasi dan pergudangan, sektor kedua yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional adalah akomodasi, serta makanan dan minuman, dengan kontribusi sebesar 11,3 persen.
Oleh
Velicia
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Transportasi dan jasa logistik daring menjadi kunci perkembangan ekonomi digital di Indonesia ke depannya. Sampai triwulan III-2022, pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan mencapai 21 persen.
Hal ini dipaparkan dalam diskusi publik Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dengan tema ”Mengupas Industri Transportasi dan Logistik Online di Indonesia: Kondisi Pasca Pandemi”, Rabu (7/12/2022), yang disiarkan secara daring.
Selain sektor transportasi dan pergudangan, peneliti Indef Izzudin Al Farras Adha menjelaskan, sektor kedua yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional adalah akomodasi, serta makanan dan minuman, dengan kontribusi sebesar 11,3 persen.
”Di awal pandemi, pertumbuhan ekonomi sektor TIK (teknologi, informasi, dan komunikasi) mencapai dua digit, yakni 10,85 persen. Sebaliknya, di sektor industri pengolahan non-migas minus hingga 5,74 persen. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pun di angka 2,2 persen. Artinya, sektor andalan yang dapat menjadi pendorong dan menjadi bantalan selama pandemi adalah TIK,” kata Izzudin.
Izzudin menambahkan, kontributor adopsi digital utama di Indonesia yaitu e-dagang, bahan makanan (groceries), transportasi, dan layanan pengiriman makanan.
”Sektor e-dagang serta sektor transportasi dan antar makanan daring merupakan dua kontributor terbesar dalam perekonomian nasional. Mereka berkembang pesat selama pandemi. Ke depannya, sektor ini juga diproyeksikan tumbuh hampir dua kali lipat pada 2025 dibandingkan tahun ini,” ucap Izzudin.
Dari hasil riset Indef, dengan ketentuan sampel dan lokasi, memperlihatkan jika masyarakat masih mengandalkan transportasi dan layanan logistik daring, meski pandemi tampak melandai.
”Layanan transportasi daring sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang akan digunakan meskipun tanpa promo. Rata-rata, konsumen menggunakan transportasi daring sebanyak 4-12 kali setiap minggunya. Sedangkan untuk layanan logistik daring, konsumen rata-rata menggunakan layanan ini sekitar 7-9 pengiriman per minggu. Hal ini disebabkan masyarakat yang sudah berpindah dari aktivitas luring ke daring,” imbuh Direktur Program Indef Esther Sri Astuti.
Hasil survey Indef, konsumen menilai Gojek merupakan pilihan yang paling baik, dengan indikator nyaman dan aman untuk berkendara, keamanan data pelanggan, sopir yang ramah, serta aplikasi yang mudah digunakan. Sedangkan Grab unggul pada indikator komitmen pemberian asuransi perjalanan.
”Menurut konsumen, Gojek pilihan yang paling baik. Disusul Grab, lalu Maxim, dan Indrive. Rata-rata penilaiannya masih di angka tiga,” kata Esther.
Jika dilihat dari faktor pendukung produktivitas, Gojek dan Grab sama unggulnya. Gojek unggul pada ketepatan waktu dan memudahkan aktivitas. Sedangkan, Grab unggul di faktor kemudahan menghubungi layanan pelanggan.
”Dari empat layanan daring yang kami survei, Gojek dan Grab masih relatif unggul. Terbukti dari 82 responden menyatakan bahwa layanan transportasi daring yang digunakan adalah Gojek, meskipun mereka punya aplikasi layanan lain,” ucap Esther.
Kemudian, hasil riset untuk layanan logistik daring, indikator yang membuat konsumen tetap menggunakan layanan ini adalah kualitas pelayanan, keamanan, dan layanan yang mendukung produktivitas. ”Kecepatan layanan paling efisien, jangan sampai telat. Pengantaran mesti aman, jangan rusak atau kotor. Aplikasinya juga harus mudah digunakan atau user friendly,” tuturnya.
Mengutip pemberitaan sebelumnya, (Kompas.id, 15/11/2022), pertumbuhan sektor logistik ini juga diamini beberapa pelaku jasa pengiriman, seperti Paxel, Lion Parcel, dan J&T Express. Co-Founder Paxel Zaldy Masita, mengatakan, pendapatan Paxel pada triwulan III-2022 meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year).
Peningkatan serupa dialami Lion Parcel. Manajemen Lion Parcel menyebutkan, volume transaksi meningkat lebih dari 50 persen selama triwulan III-2022. ”Pertumbuhannya masih ada dan nyata. Logistik itu unik. Dari sebelum pandemi, bahkan ketika pandemi pun logistik mengalami pertumbuhan,” kata Chief Executive Officer (CEO) Lion Parcel Farian Kirana.
Menurut Farian, saat pandemi, pengguna jasa kurir meningkat karena masyarakat tidak boleh keluar rumah. Namun, kini masyarakat sudah bisa beraktivitas di luar, tetapi permintaan tetap tinggi. Hal itu terlihat dari jumlah pendaftar calon agen Lion Parcel yang terus bertambah.
Selain itu, J&T Express juga mengalami peningkatan dalam pengiriman paket. CEO J&T Express Robin Lo menyatakan, pada masa pemulihan sejak pandemi ini, industri logistik di Indonesia bergerak dinamis dan jasa pengiriman termasuk sektor yang bertahan. Hal ini juga didorong dengan peralihan perilaku masyarakat ke arah digital yang berdampak pada tingginya kebutuhan pengiriman.
”Rata-rata pengiriman per hari sebanyak 3,4 juta paket hingga Oktober 2022. Bertumbuh hampir 40 persen dibanding 2021 dengan rata-rata pengiriman 2,5 juta paket per hari,” kata Robin.