Kolaborasi Menjadi Kunci Perusahaan Dapat Bertahan di Era Digital
Manajemen dan model bisnis yang tepat bisa menjadi kunci agar kehidupan perusahaan dapat terus berjalan. Bisnis di masa depan tidak mungkin bisa bertahan jika tidak memahami bagaimana cara berkolaborasi dengan teknologi.
Oleh
Axel Joshua Halomoan Raja Harianja
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan era digital yang pesat membuat semua lini, khususnya sektor industri, harus terus beradaptasi. Manajemen dan model bisnis yang tepat bisa menjadi kunci agar kehidupan perusahaan dapat terus berjalan.
Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman M Corp mengatakan, manusia akan memasuki era baru pada tahun 2030 yang ditandai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), generasi Z, dan metaverse. Era baru tersebut akan membuat penggunaan teknologi, terutama mesin, di sektor perekonomian semakin banyak.
“Jadi, mesin dan manusia harus diintegrasikan. Jangan mengindar dari mesin, tetapi kompetensi manusia juga harus ditingkatkan,” kata Hermawan dalam acara The 17th Annual MarkPlus Conference 2023 bertajuk “From Jakarta to The World: RECOVERY TO REFORM: Post-Normal”, yang digelar secara daring, Rabu (7/12/2022).
Dalam kesempatan itu, Hermawan memperkenalkan bukunya yang akan diluncurkan pada 14 Maret 2023 berjudul Entrepreneurial Marketing. Berdasarkan buku itu, Hermawan menyampaikan, saat ini dunia sudah memasuki era post-normal, di mana masyarakat hidup berdampingan dengan Covid-19. Situasi itu menimbulkan banyak protokol baru yang harus diterapkan di berbagai aktivitas.
Merujuk buku tersebut, Hermawan menawarkan dua prinsip yang dapat diintegrasikan untuk keberlangsungan perusahaan. Pertama, creativity, innovation, entrepreneurship, leadership (CIEL) dan kedua, productivity, improvement, professionalism, management (PIPM). “Jangan menghindari teknologi, tetapi gunakan teknologi untuk mengembangkan manusia. Manusia dan mesin harus diintegrasikan, demikian juga PIPM dengan CIEL,” ucapnya.
Sementara itu, dalam sesi lainnya, yaitu Building Partnerships, Connecting Ecosystems, Country General Manager Amazon Web Services (AWS) Indonesia, Gunawan Susanto, mengatakan, rencana AWS di tahun 2023 adalah terus memperluas kemitraan dan memberikan akses teknologi ke perusahaan.
Ia mencontohkan, selama empat tahun terakhir, klien AWS, seperti Tokopedia dan Traveloka, tidak hanya menggunakan teknologi untuk terlihat menarik. Namun, untuk mengurangi biaya, mendorong inovasi, dan memanfaatkan data guna menciptakan keunggulan.
“Baru-baru ini kami mengundang pengembang utama dari Xendit, salah satu fintech terkemuka di Indonesia, untuk berbagi bagaimana sebenarnya mereka membangun teknologi. Di satu sisi, kami memberikan platform bagi pelanggan kami untuk mempresentasikan peluang mereka di pasar,” tutur Gunawan.
Panelis lainnya, Aldinal Rachman selaku Scrum Master & Project Champion BP Indonesia, menjelaskan, pihaknya telah mengubah orientasi bisnisnya dari international oil company menjadi integrated energy company. Dalam hal ini, mereka berkomitmen memproduksi hidrogen sebagai sumber energi baru untuk bahan bakar transportasi publik dan swasta.
“Serta membangun teknologi reproduksi energi terbarukan seperti panel surya. BP Indonesia juga menggandeng sejumlah mitra untuk mewujudkan hal tersebut,” ucap Aldinal.
Sementara itu, dari sektor telekomunikasi, inovasi dilakukan oleh Indosat Ooredoo. Dalam rangka meramaikan Piala Dunia 2022 Qatar, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menggandeng Vidio.
Chief Business Officer PT Indosat Tbk Bayu Hanantasena, berujar, terdapat penambahan 100 juta pengguna internet di Asia Tenggara dalam tiga tahun terakhir. Selain itu, diperkirakan perangkat internet of things (IoT) di semua industri akan tumbuh hingga lebih dari 8 miliar pada tahun 2030.
“Kunci transformasi adalah bagaimana Indosat menjalin kerja sama dengan perusahaan mitra. Statistik mengatakan, harga koneksi internet kami salah satu yang terendah di Indonesia. Ini menjadi salah satu masalah yang kompleks karena perusahaan harus mendapatkan keuntungan. Sementara di sisi lain, kita harus membuat harga terjangkau,” ujar Bayu.
Bayu meyakini, kunci dalam menjawab persoalan itu ialah melalui kolaborasi dengan mitra serta terus mengembangkan teknologi. “Bisnis di masa depan tidak mungkin bisa bertahan tanpa memahami bagaimana cara berkolaborasi dengan teknologi,” katanya.