Indonesia-EAEU Perluas Pasar Ekspor Nontradisional
Kinerja perdagangan bilateral Indonesia yang sebesar 3,3 miliar dollar AS sejak Januari hingga September 2022 sudah melebihi target tahun 2021 sebesar 3,1 miliar dollar AS.
Oleh
Ayu Octavi Anjani
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan negara persatuan ekonomi Eurasia meluncurkan perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement demi memperkuat perluasan pasar ekspor. Perundingan ini merupakan upaya Indonesia memperluas pasar nontradisional khususnya ke sejumlah negara di kawasan Eurasia, yakni Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kirgistan.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan mengatakan, peluncuran ini menjadi momentum bersejarah untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU) ke tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, upaya ini dilakukan sebagai salah satu strategi perluasan pasar melalui pemanfaatan peluang di sejumlah negara mitra dagang nontradisional.
”EAEU merupakan kawasan dengan perekonomian yang kuat dan potensi pasar yang besar di wilayah Eurasia utara. Indonesia memandang EAEU sebagai mitra dagang yang penting,” ujarnya pada peluncuran perundingan perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan EAEU secara daring, Senin (5/12/2022), di Jakarta.
Adapun inisiatif perjanjian dagang ini mencakup perdagangan barang, aturan untuk memfasilitasi perdagangan, serta kerja sama ekonomi. Perjanjian yang disepakati diharapkan berperan sebagai mesin pertumbuhan, produktivitas, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan di setiap negara.
Perjanjian dagang juga berisi negosiasi yang mencakup perdagangan barang, fasilitas perdagangan, dagang elektronik, dan kerja sama ekonomi. Negosiasi tersebut diharapkan mampu meningkatkan perdagangan bilateral yang mencerminkan potensi ekonomi saat ini.
”Perdagangan bilateral Indonesia mencapai 3,3 miliar dollar AS. Jumlah tersebut meningkat 48,2 persen dari tahun 2020 dengan nilai 2,2 miliar dollar AS. Namun, pada lima tahun terakhir ini, angka tersebut tidak meningkat seperti yang kita harapkan,” kata Zulkifli.
Meskipun begitu, kata Zulkifli, kinerja perdagangan bilateral yang sebesar 3,3 miliar dollar AS sejak Januari hingga September 2022 sudah melebihi target tahun 2021 sebesar 3,1 miliar dollar AS.
Berdasarkan capaian tersebut, kedua pihak melakukan analisis kelayakan yang telah diberlakukan pada 2021. Indonesia dan EAEU memutuskan melanjutkan keterlibatan melalui perjanjian perdagangan bebas yang diproyeksikan dapat meningkatkan kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan ekspor Indonesia ke sejumlah negara EAEU.
EAEU memiliki populasi sekitar 183 juta jiwa serta produk domestik bruto (PDB) per kapita sebesar 11,249 dollar AS pada 2021. Total perdagangan antara Indonesia dan EAEU tercatat sebesar 3,3 miliar dollar AS. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke EAEU sebesar 1,5 miliar dollar AS, sedangkan impor Indonesia dari EAEU sebesar 1,8 miliar dollar AS.
Komoditas ekspor andalan Indonesia terhadap EAEU pada 2021 yakni minyak kelapa sawit, karet alam, buah balata, getah perca, alas kaki dengan sol karet, plastik, kulit samak, dan margarin. Sementara impor utama Indonesia dari EAEU yakni pupuk mineral atau kimia, produk setengah jadi dari besi atau baja, batubara, dan briket.
Menteri Perdagangan Eurasian Economic Commission Andrey Slepnev menilai, ekspor dan impor antara Indonesia dan EAEU telah mengalami pertumbuhan. Selain itu, menurut dia, Indonesia dan EAEU memiliki kerja sama perdagangan yang sangat baik di bidang industri dan pertanian.
”Saat ini seluruh negara menghadapi tantangan keamanan pangan dan transformasi teknologi. Oleh karena itu, sangat penting membuat kerangka hukum yang kuat demi kerja sama yang berkelanjutan. Perjanjian ini diharapkan akan sukses memberikan peluang baru bagi sektor bisnis dalam menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat keamanan pangan, keamanan energi, dan seluruh pembangunan negara,” ujar Andrey.