Kadin Indonesia diharapkan dapat memetakan secara rinci sektor-sektor perindustrian. Wujudnya berupa peta jalan khusus per sektor industri hingga 2025.
Oleh
MARIA PASCHALIA JUDITH JUSTIARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Indonesia mencatatkan kinerja industri yang masih ekspansif walaupun lajunya melambat. Oleh sebab itu, pelaku industri nasional perlu mewaspadai tren kontraksi manufaktur yang turut terjadi di sejumlah negara di Asia.
S&P Global merilis, Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia sepanjang November 2022 senilai 50,3 atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 51,8. Karena nilai indeks di atas 50, perindustrian Indonesia masih tergolong ekspansif.
Kendati demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggarisbawahi kinerja manufaktur di sejumlah negara Asia, seperti Vietnam, Jepang, Myanmar, dan Malaysia, yang menurun dan terkontraksi. Data S&P Global menunjukkan, PMI Vietnam turun dari 50,6 ke 47,4; PMI Jepang turun dari 50,7 ke 49; PMI Myanmar turun dari 45,7 ke 44,6; serta PMI Malaysia yang turun dari 48,7 ke 47,9. “Tren perlambatan mulai terjadi. Negara-negara lain sudah terkontraksi. Oleh sebab itu, Indonesia perlu waspada,” katanya saat penutupan Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 2022 di Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Menghadapi tren kontraksi pada manufaktur, Airlangga berharap Kadin Indonesia dapat memetakan secara rinci sektor-sektor perindustrian. Wujudnya berupa peta jalan khusus per sektor industri hingga 2025. Strategi tersebut juga perlu dilengkapi dengan penerapan digitalisasi dan akselerasi pendidikan industri bagi calon tenaga kerja.
Dari sisi pasar produk manufaktur, Airlangga meminta Kadin Indonesia manfaatkan keketuan ASEAN yang saat ini dipegang Indonesia. Potensi pasarnya mencapai sekitar 600 juta penduduk.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2022 ke negara-negara anggota ASEAN mencapai 4,23 miliar dollar AS. Nilai ini setara dengan 18,05 persen dari total pangsa ekspor Indonesia. Di antara negara-negara anggota ASEAN, nilai ekspor ke Malaysia pada Oktober 2022 menempati posisi teratas, yakni 0,84 miliar dollar AS.
Menanggapi arahan tersebut, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan akan menyusun peta jalan yang spesifik per sektor industri hingga 2023. Menurutnya, peta jalan tersebut akan menjadi lokomotif yang mampu menarik usaha dan industri di daerah serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Terkait laju ekspansi industri Indonesia yang melesu dan tren kontraksi, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bobby Gafur Umar menjelaskan, kinerja tersebut dipengaruhi oleh sektor-sektor industri yang berorientasi ekspor. “Terjadi penurunan permintaan (dari negara-negara mitra) di industri tekstil, alas kaki, dan furnitur,” ujarnya saat ditemui setelah rapat pimpinan nasional.
Meskipun demikian, Bobby optimistis, tren kinerja manufaktur Indonesia hingga akhir 2022 akan tetap ekspansif. Menurutnya, optimalisasi pasar dalam negeri, salah satunya lewat pengadaan barang pemerintah yang diarahkan pada produk-produk lokal, dapat menjadi faktor pengungkit.
Pada triwulan III-2022, BPS mencatat, pertumbuhan produk domestik bruto industri mencapai 4,83 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Kontribusinya sebesar 17,88 persen dan menduduki posisi nomor satu jika dibandingkan dengan lapangan usaha lainnya.
Senada dengan PMI, indeks kepercayaan industri (IKI) pada November 2022 senilai 50,89 dan tergolong ekspansif. IKI merupakan indeks yang dipublikasikan Kementerian Perindustrian dan mencakup 23 subsektor industri.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, indeks IKI dapat menjadi pijakan untuk mendiagnosis industri secara rinci sehingga pemerintah dapat menyusun kebijakan yang tepat. Berdasarkan IKI pada November 2022, terdapat 11 subsektor industri yang ekspansif dan 12 subsektor industri yang tertekan.
Agus menambahkan, IKI menjadi wujud upaya pemerintah dalam mencegah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri. Deteksi kerentanan industri melalui IKI dapat bermuara pada langkah-langkah antisipatif yang mencegah terjadinya PHK.