Industri Batubara Minta Dukungan Iklim Usaha yang Kondusif
Pelaku industri batubara berharap pemerintah terus berupaya memperbaiki iklim usaha yang kondusif di tengah ketegangan geopolitik. Industri batubara secara bertahap diyakini bakal bertransisi menjadi lebih hijau.
Oleh
AGNES THEODORA,
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dampak dari ketegangan geopolitik terhadap kondisi pasar energi global ikut dirasakan oleh pelaku industri batubara dalam negeri. Mereka berharap pemerintah bisa memberi dukungan dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif bagi sektor batubara. Sementara itu, upaya untuk menjadikan batubara lebih ”hijau” bertahap dilakukan.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk Garibaldi Thohir alias Boy Thohir mengatakan, tantangan utama yang akan dihadapi oleh pelaku industri sektor batubara pada tahun 2023 adalah ketegangan geopolitik yang semakin meruncing dan memengaruhi kondisi suplai dan permintaan batubara mendorong harga semakin bergejolak.
Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi tantangan itu. Di tengah kondisi ekonomi dunia yang mulai meninggalkan penggunaan energi fosil, menurut dia, industri batubara akan pelan-pelan bertransisi menjadi lebih hijau.
”Kami terus bertransformasi menjadi lebih ramah lingkungan. Industri batubara akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung upaya pemerintah mencapai target bauran energi terbarukan,” katanya lewat video yang ditayangkan di depan Presiden Joko Widodo pada acara Kompas100 CEO Forum Powered by East Ventures di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Akan tetapi, ia berharap pemerintah selaku regulator bisa menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi sektor batubara. Sebagai gantinya, industri batubara akan melanjutkan kontribusinya pada perekonomian negara dalam bentuk royalti, pajak, penciptaan lapangan kerja, dan lain sebagainya.
”Kami berharap pemerintah mendukung terciptanya iklim bisnis yang kondusif bagi industri batubara. Supaya kami bisa terus menghasilkan devisa bagi negara dan tentunya hasil devisa ini juga akan kami investasikan kembali ke Tanah Air,” ujar Boy.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara Darmawan Prasodjo mengatakan, pemerintah telah berhasil membangun ekosistem bisnis yang kondusif untuk berinvestasi serta mendorong akselerasi transisi energi. Hal itu, salah satunya, tampak melalui capaian pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, pertengahan November lalu.
Lewat momentum itu, sejumlah komitmen pendanaan dari komunitas internasional untuk mendorong transisi energi yang lebih cepat di Indonesia telah dikantongi pemerintah dan kini sedang dimatangkan. ”Kami siap all out mengisi dan memanfaatkan ekosistem yang sudah diperjuangkan itu supaya kita menjadi kekuatan ekonomi besar yang kokoh di mata dunia,” kata Darmawan.