PGN Raup Laba Rp 4,89 Triliun hingga Triwulan III-2022
Laba anak perusahaan Pertamina ini tumbuh 8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Kebijakan strategis, termasuk optimasi melalui penambahan pelanggan dan penetrasi pasar, dinilai berjalan dengan baik.
Oleh
Axel Joshua Halomoan Raja Harianja
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN membukukan kinerja positif hingga triwulan III-2022. Laba anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi ini tumbuh sebesar 8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.
"Sampai dengan triwulan III tahun 2022, alhamdulillah kami diberikan kesempatan untuk bisa mencatatkan laba bersih subhodling gas sebesar 311 juta dollar AS (atau Rp 4,89 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.723 per dollar AS)," kata Direktur Utama PGN Muhammad Haryo Yunianto, dalam paparan publik secara daring di Jakarta, Senin (28/11/2022).
Pada periode yang sama tahun sebelumnya, PGN meraup laba sebesar 286 juta dollar AS. Pertumbuhan laba tersebut, kata Haryo, tidak lepas dari pendapatan perusahaan sebesar 2,64 miliar dollar AS atau Rp 41,54 triliun. Angka tersebut 17 persen lebih tinggi dari pencapaian periode sebelumnya, yakni 2,25 milliar dollar AS.
Sementara pendapatan perusahaan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earnings before interest, taxes, depreciation/EBITDA) mencapai 936 juta dollar AS atau Rp 1,47 triliun. PGN juga mencatat pertumbuhan niaga gas mecapai 922 british thermal unit per day (BBTUD) yang naik 2 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Total aset PGN, lanjut Haryo, masih terjaga dengan nilai 7,35 miliar dollar AS atau Rp 115,6 triliun. Sampai triwulan III-2022, belanja modal atau CapEx (capital expenditure) yang diserap oleh PGN mencapai 59 persen atau setara 96 juta dollar AS (Rp 1,5 triliun). Angka tersebut lebih rendah dari target belanja modal PGN 2022 yang mencapai 764 juta dollar AS atau Rp 12 triliun.
Pangsa pasar PGN juga terjaga, yakni sebesar 92 persen. Saat ini, jumlah pelanggan yang dilayani PGN mencapai lebih dari 765.000 pelanggan, baik pelanggan industri maupun rumah tangga. Jaringan pipa gas bumi yang dimiliki PGN sekitar 11. 500 kilometer serta tingkat keandalan jaringan sebesar 100 persen.
"Pencapaian ini menandakan kebijakan strategis yang kami terapkan berjalan dengan baik. Kerja sama antara seluruh tim di subholding gas juga berjalan baik antara PGN dan seluruh anak perusahaannya, serta strategi optimasi melalui penambahan pelanggan dan penetrasi pasar," kata Haryo.
Fadjar Harianto Widodo, selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN, mengatakan, pendapatan perusahaan sebesar 2,64 miliar dollar AS atau Rp 41,54 triliun dipengaruhi peningkatan kinerja operasional bisnis utama, termasuk kenaikan yang signifikan dari segmen bisnis upstream.
PGN, kata Fadjar, juga dapat menjaga realisasi beban usaha di bawah target. Hal itu pun membut PGN mampu menghasilkan peningkatan laba operasi sebesar 480 juta dollar AS atau Rp 7,5 triliun.
"Peningkatan pendapatan dan laba operasi yang didukung dengan rendahnya beban keuangan, berkontribusi pada laba bersih yang tercatat sebesar 311 juta dollar AS atau meningkat sekitar 8 persen dibanding tahun lalu," kata Fadjar.
Terkait minimnya realisasi belanja modal, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan, mengatakan, PGN dalam melaksanakan investasi menerapkan prinsip kehati-kehatian dalam menjalankan rencana investasinya di tengah kondisi yang penuh tantangan. "Jadi adanya perubahan demand, sehingga mempengaruhi proses perikatan komersial dengan calon pelanggan," kata Heru.
Sementara itu, Direktur Sales dan Operasi PGN, Faris Aziz, menyampaikan, pihaknya akan terus membangun jaringan gas (jargas) bumi untuk rumah tangga, yang merupakan proyek untuk mengurangi impor elpiji.
"Target jargas secara overall, yang diberikan oleh pemerintah adalah sebenarnya 4 juta (sambungan) sampai 2024. Kami targetkan tahun 2022 ini bisa mencapai 400.000 sambungan rumah dan nanti akan meningkat di tahun 2023 dan tahun 2024," kata Faris.
Dalam paparannya, Faris mengatakan, pembangunan jargas melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), telah mencapai 40.777 sambungan rumah (SR), di mana progres konstruksi hingga September 2022 telah mencapai 81,76 persen.
Sementara pembangunan jargas melalui Program Sayang Ibu atau Jargas PSI, telah mencapai 1,5 juta SR, di mana progresnya dalam status front-end engineering design (FEED) sebanyak 905 ribu SR dan final investment decision (FID) sebanyak 159 ribu SR.
Faris menambahkan, pembangunan Jargas PSI ditargetkan di 17 area penjualan PGN dan 46 kabupaten/kota. Area itu ialah, Medan dan Deli Serdang, Dumai, Palembang dan Banyuasin, Lampung, Batam, Cilegon, Tangerang, Karawang, Jakarta, Bogor, Bekasi, Cirebon, Semarang, Bojonegoro, Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan.
"Adapun pencapaian (pembangunan jargas) sampai 4 juta tentu bentuk dan polanya bisa beragam. Selain pembiayaan melalui PGN, anggarannya juga nanti ada skema-skema lain yang ditentukan oleh pemerintah," ujar Faris.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan pembangunan jargas untuk penyaluran dan distribusi gas bumi pada rumah tangga dan usaha kecil sebagai salah satu dari proyek strategis nasional (PSN). Targetnya, setiap tahun sebanyak satu juta rumah tangga atau usaha kecil bisa tersambung ke jaringan gas kota mulai 2020 sehingga mampu mencapai target 4,7 juta sambungan pada 2025.
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011 dan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 menjadi dasar yang kuat untuk menjalankan program tersebut (Kompas.id, 29/11/2019).
Kendati membukukan kinerja baik hingga triwulan III-2022, PGN tidak mau berpuas diri. Sejumlah strategi dilakukan untuk menyambut tahun 2023. Haryo Yunianto mengatakan, pertama, pihaknya akan meningkatkan layanan niaga gas terhadap seluruh konsumen. Kedua, PGN bakal mengakuisisi pelanggan.
"Ini salah satu fungsi yang sedang kami kembangkan, kami tidak hanya melayani di jaringan pipa yang sudah ada. Namun, kami juga sudah memulai untuk memberikan layanan melalui beyond pipeline, sehingga harapannya di beberapa daerah atau di beberapa kota yang belum bisa kami layani, di tahun 2023 ke depan kami sudah membuatkan satu program untuk memberikan layanan dari beyond pipeline," kata Haryo.
Ketiga, PGN akan terus melanjutkan proyek jargas. Keempat, PGN akan mengembangkan bisnis bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seperti Mining Industry Indonesia (MIND ID), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pupuk Indonesia, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) lainnya.
"Ini diversifikasi bisnis yang akan dilakukan PGN ke depan. Karena kami yakin kalau misalnya di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi di situ ada sumur eksplorasi, baik itu punya Pertamina atau pun K3 yang lain, kami bisa melakukan optimasi di sana," ucap Haryo.
"Di sisi yang lain kami selalu melakukan cost optimization sehingga pola-pola efisiensi tetap kami lakukan. Namun, tanpa mengurangi operation maintenance terhadap seluruh infrastruktur PGN group," kata Haryo menambahkan.