Pendapatan emiten PT Metrodata Electronics Tbk tumbuh 26 persen sepanjang Januari-September 2022. Peningkatan kebutuhan akan produk teknologi informasi di tengah digitalisasi menopang pertumbuhan tersebut.
Oleh
Axel Joshua Halomoan Raja Harianja
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Emiten teknologi informasi dan komunikasi digital PT Metrodata Electronics Tbk mencatatkan pendapatan sebesar Rp 15,2 trilun sepanjang Januari-September 2022. Angka itu naik 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021, yakni Rp 12,1 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan penjualan di tengah pertumbuhan industri teknologi dan komunikasi.
"Sampai triwulan III-2022, perseroan telah membukukan laba bersih Rp 371,4 miliar, meningkat 6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya," kata Presiden Direktur Metrodata, Susanto Djaja, dalam acara paparan publik yang disiarkan secara virtual, Kamis (24/11/2022).
Metrodata merupakan penyedia produk-produk teknologi informasi, seperti notebook, printer, switch, access point, dan cloud computing. Distribusi menjadi lini bisnis utama Metrodata dengan jaringan di lebih dari 150 kota di Indonesia dan mitra kanal penjualan sebanyak lebih dari 5.200 kanal. Metrodata juga menawarkan lebih dari 100 merek produk dan jasa informasi teknologi skala internasional.
Bisnis lainnya ialah solusi dan konsultasi. Lini bisnis ini menyediakan konsep atau perancangan, implementasi, layanan manajemen teknologi informasi, konsultasi dan pelatihan, serta dukungan untuk transformasi bisnis.
Susanto menyampaikan, kontribusi pendapatan di bisnis distribusi terhadap total pendapatan tercatat Rp 11,9 triliun atau naik 24,7 persen. Adapun pendapatan bisnis solusi dan konsultasi tercatat Rp 3,6 triliun atau meningkat 25,8 persen.
"Peningkatan pendapatan pada unit bisnis distribusi dikontribusikan terutama dari penjualan notebook dan PC (personal computer) yang bertumbuh 13 persen, penjualan produk smartphone yang tumbuh 51 persen, dan produk gaming sebesar 16 persen," kata Susanto.
Semakin ketatnya kompetisi bisnis teknologi informasi dan komunikasi membuat Metrodata harus melakukan agile adoption terhadap teknologi-teknologi baru. Hal ini sebagai upaya menyikapi tuntutan dari perkembangan pasar yang terus berubah. Agile adoption adalah metode pengembangan perangkat lunak atau software secara iterasi (berulang) dan bertahap sesuai kebutuhan klien.
"Metrodata meningkatkan ketahanan digital nasional melalui layanan solusi dan konsultasi perseroan yang inovatif dan relevan dengan perkembangan transformasi teknologi saat ini antara lain, seperti IT Security di tengah serangan cyber yang mendunia, Cloud Hyperscaler(Azure, AWS, Google Cloud), serta software subscription dan SaaS (software as a service)," ujar Susanto.
Sementara itu, Direktur dan Sekretaris Metrodata, Randy Kartadinata, berpandangan, teknologi informasi dan komunikasi, baik perangkat keras maupun peranti lunak, semakin dibutuhkan. Ia pun meyakini usahanya akan terus bertumbuh.
"Setelah memperhitungkan sampai dengan akhir 2022, kami percaya bahwa pertumbuhan pendapatan kami akan meningkat 15 persen sampai akhir tahun dan pertumbuhan laba bersih (meningkat) 10 persen," ujarnya.
Terkait ancaman resesi pada 2023, Randy meyakini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan lebih baik. Hal ini dilihat dari kondisi neraca perdagangan yang positif, yaitu nilai ekspor lebih tinggi dari impor serta tingkat inflasi yang dinilai terkendali.
"Untuk kurs juga tidak telalu berdampak terhadap Metrodata. Karena sekarang, jual-beli persediaan yang ada di Metrodata ini hanya 20 persen yang dilakukan menggunakan mata uang asing. Sehingga di tahun 2023 kami menetapkan target untuk pertumbuhan, baik pendapatan maupun laba bersih, keduanya bertumbuh sebesar 10 persen," kata Randy.
Perluas bisnis
Susanto menambahkan, pihaknya berencana mengembangkan bisnis melalui pusat data atau data center. Namun, saat ini, hal itu masih dibahas dan akan mencari pihak dari luar negeri untuk membangun bisnis tersebut.
"Kalau sudah matang dan semua pihak setuju, mungkin bisa kita umumkan di tahun depan, tahun ini masih belum. Jadi, masi dalam tahap explore," ujar Susanto.
Ia menambahkan, Metrodata juga akan berinovasi di masa mendatang. Perusahaan ini tidak hanya akan tumbuh dari bisnis yang sudah ada. "Kita juga melihat perkembangan bisnis digital native baik start up, unicorn, decacorn, baik mereka sebagai customer, maupun sebagai calon investor dari Metrodata," kata Susanto.