Bursa Efek Indonesia optimistis target 55 emiten baru tahun ini bakal tercapai. Hingga akhir tahun, jumlah emiten yang masuk ke bursa diperkirakan bisa mencapai 58-60 emiten. Sejumlah calon emiten ada di antrean masuk.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Pergerakan indeks saham pada layar elektronik di lobi Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/10/2022).
JAKARTA, KOMPAS -- Bursa Efek Indonesia menargetkan jumlah emiten baru mencapai 55 emiten sepanjang 2022. Manajemen bursa optimistis angka itu bakal tercapai, bahkan terlampaui, karena masih ada sejumlah emiten yang berada dalam antrean untuk masuk daftar.
“Jumlah emiten sampai saat ini sudah ada 820 perusahaan tercatat. Tahun ini saja ada 54 emiten baru. Target kami, tahun ini ada 55 emiten baru. Kalau ada satu lagi, sudah mencapai target. Tetapi, mungkin hingga akhir tahun ada 58-60 emiten, di pipeline kami ada 41 calon lagi,” kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman pada pembukaan CEO Network, Kamis (24/11/2022).
Semua emiten yang ada di BEI terbagi dalam tiga papan pencatatan. Papan akselerasi untuk emiten dengan skala usaha mikro kecil menengah. Ada 23 emiten pada papan akselerasi ini. Ada juga papan pengembangan dengan 450 emiten dan papan utama dengan 350 emiten. Emiten ini dapat berpindah dari papan utama ke papan pengembangan atau sebaliknya.
Pada 30 November 2022, ada beberapa emiten yang akan pindah papan. Ada 11 perusahaan tercatat di papan pengembangan pindah ke papan utama. Sementara emiten yang naik ke papan pengembangan adalah PT Apexindo Pratama Duta Tbk, PT Adi Sarana Armada Tbk, PT Bumi Resources Minerals Tbk, PT Bukalapak.com Tbk, dan PT Bumi Resources Tbk.
Selain itu, ada pula emiten PT Energi Mega Persada Tbk, PT Inocyle Tecnologi Group Tbk, PT Itama Ranoraya Tbk, PT City Retail Development Tbk, PT Palma Serasih Tbk, dan PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk yang naik ke papan pengembangan.
Sebaliknya, ada empat emiten yang pindah dari papan utama ke papan pengembangan. Keempat emiten itu adalah PT Makmur Berkah Amanda Tbk, PT Saraswati Griya Lestari Tbk, PT Sky Energy Indonesia Tbk, dan PT Trinitan Metals dan Minerals Tbk. Bursa berwenang memindahkan emiten dari papan satu ke papan lain dengan berbagai pertimbangan seperti kinerja keuangan.
Emiten baru
Pada kesempatan terpisah, manajemen PT Venteny Fortuna International Tbk melakukan paparan publik dan menjelaskan rencana masuk bursa melalui penawaran umum perdana saham (IPO). Venteny akan melepaskan 939 saham yang setara dengan 15 persen modal disetor setelah masuk bursa. Rentang harga penawaran antara Rp 350 dan Rp 450 per saham. Dengan demikian, potensi dana yang akan didapatkan Venteny mencapai Rp 422 miliar.
Venteny menawarkan super-apps yang memberikan solusi bagi perusahaan, termasuk dapat melayani para pelaku usaha kecil dan menengah. Pendiri dan CEO Venteny Junichiro Waide dalam paparan publik mengatakan, alasan Venteny masuk bursa adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perusahaan tersebut.
“Layanan kami sangat baru, sebagian orang tidak pernah mendengar tentang Venteny, baik dari sisi perusahaan maupun pekerja. Dengan IPO di bursa, kami mau memaksimalkan awareness,” kata Junichiro.