Perekrutan Agresif Berkurang, Perusahaan Kejar Pertumbuhan Sehat
Perekrutan tenaga kerja di sektor industri teknologi, yang agresif beberapa tahun lalu kini mendingin kendati sifatnya dinilai sementara. Perusahaan sektor ini tengah fokus bertahan dan mencapai pertumbuhan yang sehat.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perekrutan tenaga kerja secara massal, terutama di sektor industri teknologi, relatif mendingin. Rata-rata perusahaan yang berkecimpung di sektor ini sedang fokus mencapai pertumbuhan bisnis yang sehat agar mampu bertahan. Situasi ini diyakini sebagai bentuk koreksi pasar dan bersifat sementara.
Co-Founder dan Country Manager Glints di Indonesia Steve Sutanto menyampaikan hal tersebut saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (19/11/2022). Glints mengamati upaya perekrutan di perusahaan-perusahaan relatif mengalami penurunan. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah bahwa — seperti dalam penurunan apa pun— tidak semua bisnis terkena dampak yang sama dari isu ketidakpastian makroekonomi.
Secara umum, bisnis yang menguntungkan dan arus kas positif akan berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan bakat yang kuat mencari peran baru. ”Perekrutan massal di Indonesia telah mendingin, tetapi pertarungan mendapatkan talenta-talenta paling berbakat tetap memanas,” ujarnya.
Perekrutan tenaga kerja terampil di ranah industri teknologi secara umum mengalami pelambatan dalam beberapa bulan terakhir. Menurut dia, masih ada perusahaan teknologi yang memiliki posisi bisnis kuat tetap mempekerjakan secara aktif pekerja untuk peran-peran komersial, seperti penjualan demi menumbuhkan topline mereka dengan margin yang sehat.
Steve memandang fenomena itu sebagai koreksi pasar dan bersifat sementara. Dia berharap minat perekrutan di sektor industri teknologi digital akan terus tumbuh dan unggul seiring dengan matangnya ekosistem pada jangka panjang. Perusahaan rintisan teknologi diperkirakan terus menjadi daya tarik bagi talenta yang diberikan peluang pembelajaran dan mobilitas karier di industri yang berkembang pesat.
Steve menambahkan, perusahaan yang berlatar belakang sektor industri nonteknologi, seperti ritel dan layanan keuangan, tetap bertransformasi digital. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka telah meningkatkan perekrutan tenaga kerja terampil di bidang teknologi digital dan komersial.
”Jumlah lowongan pekerjaan dari Indonesia dan diunggah di platform Glints masih naik 22 persen pada triwulan III-2022 dibandingkan triwulan sebelumnya. Tiga jenis bidang pekerjaan teratas yang tercantum dalam iklan lowongan kerja tersebut adalah rekayasa perangkat lunak, penjualan, dan pemasaran,” imbuh Steve.
Tiga jenis bidang pekerjaan teratas yang tercantum dalam iklan lowongan kerja tersebut adalah rekayasa perangkat lunak, penjualan, dan pemasaran,
Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira berpendapat, fenomena gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang belakangan terjadi, termasuk menimpa perusahaan sektor industri digital, disebabkan oleh tekanan makroekonomi yang cukup berat pascapelonggaran pembatasan sosial pandemi Covid-19. Misalnya, kenaikan inflasi, tren penyesuaian suku bunga, pelemahan daya beli, risiko geopolitik, dan model bisnis yang berubah signifikan.
”Pascapembatasan sosial, rata-rata perusahaan mulanya berharap ada kenaikan jumlah konsumen dan profitabilitas layanan yang kontinu. Akan tetapi, harapan ini pupus ketika konsumen di Indonesia dan Asia Tenggara berhadapan dengan kenaikan inflasi pangan dan energi sekaligus,” katanya.
Terkait dengan sektor industri teknologi, Bhima memandang hampir sebagian besar usaha rintisan yang melakukan PHK massal pernah disebut ”Pandemic Darling” atau perusahaan yang meraup kenaikan nilai pembelian (GMV) selama puncak pandemi 2020–2021. Karena valuasi tinggi, mereka dipersepsikan mudah cari pendanaan baru. Ditambah lagi, di kalangan perusahaan sektor teknologi sempat melakukan perekrutan yang agresif dan massal. Banyak pendiri dan CEO kelewat optimistis.
Realitanya, banyak investor menjauhi perusahaan dengan valuasi tinggi, tetapi profitabilitas rendah atau model bisnisnya tidak berkelanjutan. Akibat kelebihan pekerja, biaya operasional perusahaan membengkak.
Lebih jauh, lanjut Bhima, pelajaran penting yang bisa diambil pengusaha dari fenomena ini adalah tumbuh lebih organik dan berorientasi pada profitabilitas sehingga perekrutan tenaga kerja dapat rasional. Pengusaha perlu mencermati dinamika risiko bisnis jangka menengah sehingga tidak kelewat optimis saat memutuskan ekspansi. Perusahaan juga perlu mencermati kenaikan jumlah pengguna secara alamiah karena kebutuhan konsumen bukan hanya pengguna baru yang tertarik tawaran promo.
”Tren freelancer justru diperkirakan menarik dibandingkan terikat sebagai karyawan tetap di perusahaan digital. Pasar tenaga kerja semakin fleksibel. Kesenjangan penghasilan antarpekerja terampil teknologi digital bisa melebar antara pekerja yang cepat adaptasi dan punya banyak proyek lepas dengan pekerja yang keterampilannnya tidak terlalu dibutuhkan pasar,” ujarnya.
Board of Member Asosiasi Modal Ventura untuk Start Up Indonesia Edward Ismawan Chamdani, saat dikonfirmasi, mengatakan, pihaknya percaya sejumlah perusahaan rintisan bidang teknologi di Indonesia mencari talenta-talenta berbakat dan terampil kendati mereka sedang memprioritaskan kesehatan arus kas. Mereka memprioritaskan strategi mengejar untung dalam mempersiapkan ketatnya pendanaan.
Pekan ini, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mengumumkan pemangkasan 12 persen karyawan tetap atau sekitar 1.300 orang. Pemangkasan karyawan ini dilakukan demi meningkatkan efisiensi. Keputusan GoTo ini menambah deretan fenomena perusahaan rintisan bidang teknologi di Indonesia yang melakukan PHK.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dalam laporan studi ”Dampak Penetapan Batas Atas Biaya Komisi pada Industri Digital Indonesia” menyatakan, hingga 30 Oktober 2022, terdapat 14 perusahaan digital di Indonesia melakukan PHK. Mereka adalah Shopee Indonesia, Line, Mamikos, Xendit, Tokocrypto, Lummo, Pahamify, beres.id, Zenius, Link Aja, JD.ID, TaniHub, Fabelio, dan Uang Teman.