PT Goto Gojek Tokopedia Tbk akhirnya mengumumkan pemangkasan 12 persen karyawan tetap atau sekitar 1.300 orang. Pemangkasan karyawan ini menjadi bagian dari langkah efisiensi.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Di tengah ketidakpastian dan beberapa risiko global belakangan ini, banyak pembenahan yang harus dilakukan perusahaan agar dapat bertahan. Pada sektor jasa teknologi, berbagai perusahaan teknologi meningkatkan efisiensi, di antaranya dengan mengurangi pekerja. Tindakan ini tidak hanya dilakukan perusahaan berbasis teknologi di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri.
Setelah beberapa hari diterpa rumor, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk akhirnya mengumumkan pemangkasan 12 persen karyawan tetap atau sekitar 1.300 orang. Pemangkasan karyawan ini dilakukan demi meningkatkan efisiensi.
”Layoff merupakan salah satu bentuk perampingan biaya dari perusahaan. Hal ini merupakan normal dalam sebuah business cycle,” kata analis Sucor Sekuritas, Paulus Jimmy, di Jakarta, Jumat (18/11). Perampingan ini buruk bagi karyawan, tetapi bagi perusahaan merupakan hal yang baik. Seusai pengumuman pemangkasan karyawan tersebut, harga saham Goto naik 2,6 persen menjadi Rp 220 per saham.
Seusai pengumuman pemangkasan karyawan tersebut, harga saham Goto naik 2,6 persen menjadi Rp 220 per saham.
Faktor pemberat, seperti ketidakpastian global, kenaikan bahan bakar, pangan, hingga kenaikan tensi geopolitik, membuat perlambatan ekonomi. ”Wajar saja jika situasi ini menyebabkan fenomena pemutusan hubungan kerja termasuk di perusahaan teknologi. Di sisi lain, kenaikan suku bunga global untuk melawan inflasi menjadi terkait satu sama lain,” tutur Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas.
Kenaikan tingkat suku bunga cenderung berdampak buruk pada saham-saham di sektor teknologi. Rasio harga saham terhadap pendapatan menjadi meningkat dan dividen menurun. Suku bunga tinggi akan memperlambat laju arus kas dan bisa jadi memangkas investasi untuk inovasi pada perusahaan teknologi.
Kinerja
Ryan Winipta, analis CGS CIMB, mengatakan dalam risetnya, manajemen sudah mencermati ada potensi perlambatan gross merchandise value karena potensi kenaikan harga bahan bakar minyak dan inflasi. Secara umum, Goto menargetkan untuk mencapai kembali modal dan contribution margin (CM) pada kuartal pertama 2024 dengan asumsi kerugian CM yang lebih kecil di kemudian hari.
”Risiko yang mungkin dihadapi Goto adalah kompetisi yang semakin ketat. Sebaliknya, katalis positif adalah profitabilitas yang lebih baik dan lebih cepat dari prediksi,” ujar Ryan melanjutkan.
Risiko yang mungkin dihadapi Goto adalah kompetisi yang semakin ketat. Sebaliknya, katalis positif adalah profitabilitas yang lebih baik dan lebih cepat dari prediksi.
Hingga kuartal kedua 2022, nilai transaksi bruto atau gross transaction value Goto naik 39 persen menjadi Rp 151 triliun dari periode sama tahun lalu. Adapun pendapatan kotor naik 45 persen menjadi Rp 5,5 triliun. Pada kuartal ketiga ini, Goto menargetkan GTV sebesar Rp 151 triliun-Rp 156 triliun dan pendapatan kotor sebesar Rp 5,7 triliun-Rp 6 triliun.
Dalam keterangan tertulisnya, manajemen Goto mengatakan, tantangan makroekonomi global berdampak signifikan bagi para pelaku usaha. Goto juga perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan.
Pada akhir kuartal kedua 2022 Goto berhasil menghemat biaya struktural sebesar Rp 800 miliar dari berbagai aspek, seperti teknologi, pemasaran, marketing, dan outsourcing. Tim manajemen Goto juga telah sepakat mengembalikan sebagian gaji mereka untuk mendukung langkah penghematan tersebut.
Goto meyakini, langkah tersebut tidak memengaruhi layanan kepada konsumen serta mitra pengemudi dan pedagang. Goto akan fokus bisnis pada tiga layanan, yaitu on-demand, e-commerce, dan financial technology. Pertumbuhan ketiga lini bisnis ini dinilai paling konsisten.
Di luar negeri, perusahaan jasa teknologi yang juga mengurangi pekerjanya dengan berbagai alasan antara lain adalah Meta, Amazon, SEA Group, dan Twitter. Menurut Reuters, Amazon menargetkan pengurangan 10.000 karyawan hingga tahun depan. SEA Group, perusahaan internet terbesar di Kawasan Asia Tenggara, induk dari lokapasar Shopee, diperkirakan akan memangkas 7.000 pekerja atau 10 persen dari total pekerjanya.