Lima Negara Anggota ASEAN Tanda Tangani Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan
Kemudahan sistem transaksi di lima negara ASEAN juga sebagai bentuk perluasan kerja sama bilateral yang telah terjalin selama ini. Kerja sama ini untuk mempermudah transaksi keuangan lintas negara.
Oleh
Ayu Octavi Anjani
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Lima bank sentral negara ASEAN sepakat memperkuat dan meningkatkan kerja sama konektivitas pembayaran demi mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Kerja sama tersebut bertujuan mendorong pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, dan inklusif.
Perwakilan kelima bank negara ASEAN tersebut adalah Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) menandatangani nota kesepahaman (MOU) Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan. Penandatanganan ini dilakukan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Senin (14/11/2022).
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, adanya kerja sama konektivitas pembayaran ini sebagai bentuk dukungan terhadap transformasi digital bagi pelaku UMKM. Kemudahan sistem transaksi di lima negara ASEAN juga sebagai bentuk perluasan kerja sama bilateral yang telah terjalin selama ini.
”Konektivitas pembayaran kawasan bertujuan mempermudah masyarakat di lima negara anggota ASEAN untuk melakukan transaksi ketika berkunjung ke negara-negara tersebut, seperti membeli oleh-oleh makanan atau pakaian,” ujar Perry.
Perry menambahkan, turis yang berkunjung ke lima negara ASEAN tersebut dapat membantu UMKM di masing-masing negara dengan sistem pembayaran yang cepat dan mudah. Selain itu, pengunjung negara-negara tersebut juga dapat bertransaksi dengan menggunakan mata uang lokal tanpa harus menukar terlebih dahulu.
Adapun skema kerja sama konektivitas sistem pembayaran yang diterapkan lima bank sentral negara ASEAN itu adalah metode pindai kode unik (quick response Indonesia Standard/QRIS) dan fast payment. Skema kerja sama konektivitas pembayaran kawasan ini dinilai mampu mendukung kinerja perdagangan, pariwisata, dan investasi.
Dengan adanya konektivitas pembayaran kawasan, Deputi Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas Mamerto E Tangonan mengatakan, hal itu akan memberikan akses yang lebih luas untuk pasar di lima negara ASEAN yang terlibat kerja sama. Para pelaku UMKM dan sektor pariwisata akan lebih mudah, cepat, dan nyaman dalam mengirim uang ke akun bank berbeda dengan biaya yang lebih murah.
Managing Director Monetary Authority of Singapore Ravi Menon menilai konektivitas pembayaran kawasan menjadi momentum penyelarasan G20 dengan upaya ASEAN dalam mengatasi isu pembayaran lintas batas, memulihkan ekonomi pascapandemi, membuka kesempatan usaha, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
”Saya melihat kebanyakan negara Asia sudah menerapkan sistem pembayaran yang cepat dan saat ini terdapat dasar untuk menghubungkan sistem itu di lintas batas, dimulai dari lima bank sentral negara ASEAN ini,” ucap Ravi.
Dalam pidato sambutannya, Presiden Joko Widodo mengatakan, kemudahan akses pembayaran yang terkoneksi akan berdampak besar terhadap kinerja sektor perdagangan, pariwisata, dan UMKM. Hal itu dapat mendorong pemulihan ekonomi, terutama untuk mendorong penetrasi UMKM di pasar global.
Wanita dan anak muda
Populasi Asia Tenggara mendekati 500 juta jiwa dan kebanyakan dari mereka adalah pelaku UMKM. Selain itu, para pelaku UMKM ini mayoritas wanita dan anak muda. Misalnya, Indonesia memiliki 65,5 juta UMKM dan 60 persen dari pelaku UMKM tersebut merupakan para perempuan sebagai tulang punggung keluarga.
Konektivitas pembayaran kawasan mampu membantu para pelaku UMKM yang didominasi perempuan dan anak muda untuk meningkatkan perekonomian mereka. Selain itu, menurunkan warisan transformasi sistem transaksi digital yang saling terkoneksi.
”Konektivitas pembayaran kawasan ini adalah langkah paling masuk akal untuk menghubungkan sistem pembayaran di lima bank sentral negara ASEAN agar para pelaku usaha dapat mengirim uang saat itu juga dengan menggunakan ponsel dan identitas digital,” ujar Gubernur Bank Negara Malaysia Shamsiah Yunus.
Konektivitas pembayaran kawasan saat ini masih fokus di tingkat UMKM di lima negara ASEAN yang terlibat. Namun, tidak menutup kemungkinan akan dijalankan pada usaha yang lebih besar lagi.