Upaya Mengurangi Emisi lewat Transparansi Perdagangan Karbon
Carbon Knowledge Hub merupakan upaya kolaboratif dengan BloombergNEF dalam memuluskan dekarbonisasi di sektor industri. Platform tersebut akan bermanfaat bagi komunitas bisnis terkait pasar karbon.
Oleh
Axel Joshua Halomoan Raja Harianja
·4 menit baca
DOKUMEN KADIN
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid (tengah) dan Ketua B20 Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani (kiri) dalam acara Bloomberg New Energy Finance atau BNEF Summit di Nusa Dua, Bali, Sabtu (12/11/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Sebagai bagian dari hasil kerja B20 Indonesia, Kamar Dagang dan Industri Indonesia dan Bloomberg New Energy Finance atau BNEF, Sabtu (12/11/2022), meluncurkan Carbon Knowledge Hub. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi emisi karbon melalui perdagangan karbon yang transparan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, Carbon Knowledge Hub merupakan upaya kolaboratif dengan BloombergNEF dalam memuluskan dekarbonisasi di sektor industri. Ia mengatakan, platform tersebut akan bermanfaat bagi komunitas bisnis dalam meningkatkan pemahaman terhadap pasar karbon.
“Saya mengajak semua pimpinan perusahaan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan melalui platform ini guna meningkatkan partisipasi lebih luas untuk terlibat pada pasar karbon, baik wajib maupun sukarela,” kata Arsjad pada acara BNEF Summit di Nusa Dua, Bali, Sabtu yang diselenggarakan secara hibrida.
Arsjad menyampaikan, platform yang bisa diakses umum ini membuka peluang besar bagi perusahaan serta pembuat kebijakan untuk memperoleh wawasan guna meningkatkan implementasi pasar karbon.
Ia melanjutkan, jumlah instansi pemerintah dan perusahaan yang terlibat untuk menjajaki perdagangan karbon sebagai komitmen mencegah perubahan iklim, semakin meningkat. Bagi sektor bisnis, pasar karbon menawarkan peluang ekonomi.
Permasalahan yang mengemuka, menurut Arsjad, perdagangan karbon merupakan hal yang baru serta kompleks, melibatkan aset dalam jumlah besar, mekanisme, sistem, hingga beragam pemangku kepentingan.
“Carbon Knowledge Hub menyediakan informasi dengan transparansi serta kredibilitas yang diperlukan melalui materi komprehensif terkait panduan, fakta terperinci, serta sumber daya lain yang berasal dari pemberi layanan riset strategis terkemuka BloombergNEF,” ujar Arsjad.
Sebelumnya, dalam acara Side Event B20 Summit, Kadin Indonesia sebagai penyelenggara forum B20 mengadakan ajang Net Zero Summit. Kadin meluncurkan inisiatif program Net Zero Hub untuk mendampingi sektor industri melakukan dekarbonisasi berdasarkan standar Science Based Targets Initiative (SBTi) yang berlaku secara internasional.
Program itu digagas Kadin bersama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP). Kadin Net Zero Hub akan menjadi wadah bagi korporasi dan pihak lainnya yang memilih untuk melakukan dekarbonisasi industri lebih cepat dari seharusnya. Terkait hal ini, Arsjad mengatakan, prioritas untuk mempercepat dekarbonisasi adalah memperkuat kerja sama internasional.
“'Kemitraan harus digandakan ke negara-negara berkembang lainnya untuk memastikan bahwa kita dapat segera mencapai target zero emission,” ucap Arsjad.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sopir bus menyantap makanan di dekat bus berbahan bakar solar di terminal Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, yang digunakan untuk menampung bus listrik, Rabu (9/11/2022). Pemerintah menyiapkan 30 unit bus listrik berukuran sedang dan satu bus listrik berukuran besar sebagai sarana transportasi komuter untuk melayani para delegasi menuju lokasi pertemuan KTT G20. Bus listrik buatan PT INKA tersebut digunakan untuk mendukung konsep kegiatan KTT G20 tahun ini yakni transisi energi menjadi ekonomi hijau untuk menangani perubahan iklim.
Dalam acara yang sama, Ketua B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, B20 memungkinkan perusahaan dan pembuat kebijakan menjadikan transisi energi sebagai salah satu permasalahan global paling mendesak. Carbon Center of Excellence, lanjut Shinta, merupakan salah satu program B20 yang bertujuan memberdayakan perusahaan agar terlibat aktif dalam perdagangan karbon, melalui pengetahuan terkait karbon.
“Kerja sama dengan BloombergNEF selaku managing partner dari Carbon Knowledge Hub merupakan suatu cara untuk menggenjot kolaborasi lintas negara dengan dukungan dari pemimpin berbagai industri global dan organisasi multinasional yang merupakan mitra donor dan pendukung,” kata Shinta.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) BloombergNEF Jon Moore menambahkan, pihaknya merasa terhormat memperoleh kesempatan berkolaborasi dengan B20 maupun Kadin Indonesia.
“Pasar karbon memainkan peran signifikan dalam transisi energi, dan peran penting tersebut akan terus ditingkatkan. Kemudahan akses dan pemahaman yang diperoleh dari Carbon Knowledge Hub merupakan salah satu bagian yang sangat penting,” kata Moore.
Berbagi pengalaman
Carbon Knowledge Hub menyediakan berbagai informasi yang memuat pandangan dan pengalaman beragam pakar pasar karbon. Materi yang tersedia menargetkan berbagai tingkatan keahlian dari pemula hingga pengguna yang telah memiliki level pengetahuan lebih luas, serta mencakup informasi yang dibutuhkan pasar karbon, baik yang wajib maupun sukarela. Carbon Knowledge Hub dapat di akses pada www.b20-carbon-excellence.org.
Co-Lead (Practice Hub) dari B20 Carbon Center of Excellence, Agung Wicaksono dalam pernyataan tertulis mengatakan, bagi B20 Indonesia, pasar karbon menjadi hal strategis untuk mempercepat transisi energi yang adil. “Oleh karenanya, kami berharap agar perusahaan terdorong untuk berpartisipasi pada pasar karbon ketika mendapatkan pemahaman dan wawasan lebih banyak untuk kemudian bersedia berbagi pengalaman melalui Carbon Knowledge Hub,” ucap Agung.
Sementara Dharma Djojonegoro, Co-Lead (Knowledge Hub) dari B20 Carbon Center of Excellence mengatakan, “B20 Carbon Center of Excellence merupakan platform di mana perusahaan dapat bekerja sama untuk mendapatkan pemahaman komprehensif terkait isu karbon dalam rangka mempercepat transisi energi yang adil dan berkelanjutan,” kata Dharma.
Komitmen untuk melakukan transisi energi menuju emisi nol bersih telah disampaikan pemerintah Indonesia sejak tahun lalu. Komitmen itu ditegaskan dalam Konferensi Perubahan Iklim (COP 26) yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Awalnya, Indonesia menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Target itu kemudian direvisi menjadi lebih tinggi, yaitu sebesar 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030. Indonesia juga mempercepat target nol emisi karbon atau net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. (Kompas.id, 12/11/2022). (Z13)