Bunga Pinjaman Pengadaan Cadangan Pangan Diharapkan 4,75 Persen
Badan Pangan Nasional berharap bunga pinjaman pengadaan cadangan pangan pemerintah bisa sebesar suku bunga acuan BI saat ini. Subsidi bunga pinjaman itu sangat diperlukan Bulog yang tengah ditugasi menyerap 1,2 juta ton.
Oleh
Hendriyo Widi, BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah akan memberikan subsidi bunga pinjaman kepada Perum Bulog dan badan usaha milik negara kluster pangan untuk pengadaan cadangan pangan pemerintah. Badan Pangan Nasional berharap bunga pinjaman itu bisa sebesar 4,75 persen.
Kebijakan pemberian subsidi bunga pinjaman dalam rangka pengadaan cadangan pangan pemerintah (CPP) itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 153 Tahun 2022. Regulasi tersebut diundangkan pada 2 November 2022.
Pemberian subsidi bunga hanya berlaku untuk pengadaan 11 komoditas pangan yang ditetapkan sebagai CPP dalam Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah. Kesebelas komoditas itu adalah beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging ayam, telur ayam, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.
Penyelenggara pengadaan CPP itu adalah Bulog dan badan usaha milik negara (BUMN) lain yang bergerak di sektor pangan. PMK 153/2022 hanya membolehkan penyelenggara CPP tersebut mendapatkan pinjaman dari bank milik negara dengan jangka waktu pinjaman paling lama enam bulan.
Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA) Arief Prasetyo Adi, Rabu (9/11/2022), mengatakan, besaran plafon, suku bunga, dan subsidi bunga pinjaman ditentukan dalam rapat koordinasi antara Kementerian Keuangan, NFA, dan Kementerian BUMN. Sumber dana subsidi bunga pinjaman itu berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
“Saat ini, NFA masih berkoordinasi dengan Kementerian BUMN dan Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) untuk menghitung besaran bunga pinjaman dan subsidi bunganya. NFA berharap suku bunga pinjaman itu sebesar suku bunga acuan Bank Indonesia, BI 7-day Reverse Repo Rate, yang saat ini 4,75 persen,” ujarnya ketika dihubungi di Jakarta.
NFA berharap suku bunga pinjaman itu sebesar suku bunga acuan Bank Indonesia, BI 7-day Reverse Repo Rate, yang saat ini 4,75 persen.
PMK 153/2022 juga mengatur formula subsidi bunga pinjaman, yakni besaran subsidi dikalikan dengan baki debet dikalikan dengan hari bunga dan dibagi 360 hari. Besaran tingkat bunga itu dapat dievaluasi kembali paling cepat tiga bulan dalam rapat koordinasi. Evaluasi itu mempertimbangkan usulan NFA, Kementerian BUMN, dan ketersediaan alokasi anggaran.
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Aestika Oryza Gunarto menuturkan, BRI menyambut baik kebijakan pemberian subsdi bunga pinjaman untuk pengadaan CPP. Kebijakan itu diperlukan untuk mendukung ketahanan pangan nasional yang penugasannya diberikan kepada Bulog dan BUMN Pangan.
“Terkait besaran tingkat bunga, BRI akan menganalisnya berdasarkan prinsip kehati-hatian mengingat saat ini belum terdapat skema pembiayaan dan jaminan yang ditetapkan,” tuturnya.
Kehadiran PMK 153/2022, memberikan angin segar bagi Bulog dan BUMN Pangan. Dengan subsidi bunga, mereka bisa mendapat pinjaman dengan tingkat bunga lebih rendah dari bunga pinjaman komersial.
Saat ini, Bulog tengah diminta memperkuat cadangan beras pemerintah sebanyak 1,2 juta ton di tengah tingginya harga gabah dan beras di tingkat petani. Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto menegaskan, Bulog telah menyediakan dana untuk menyerap gabah dan beras petani berapapun jumlahnya.
“Kami sudah bekerjasama dengan Himbara untuk modal penyerapan beras petani. Jadi tidak ada kendala nominal pendanaan. Sejak awal tahun hingga 3 November 2022, kami telah membeli beras petani sebanyak 830.000 ton,” kata Suyamto melalui siaran pers di Jakarta.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, realisasi pengadaan beras program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KSPH) secara nasional per 4 November 2022 sebanyak 845.310 ton. Adapun untuk wilayah DKI Jakarta sebanyak 55.226 ton beras.
Harga beras
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga beras pada tahun ini mulai merangkak naik sejak Agustus 2022. Harga beras pada waktu itu Rp 11.555 per kilogram (kg), kemudian naik menjadi Rp 11.720 per kg pada September 2022 dan Rp 11.850 per kg pada Oktober 2022.
Sementara berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, per 9 November 2022, harga rata-rata nasional beras medium kualitas I dan kualitas II masing-masing Rp 12.250 per kg dan Rp 12.200 per kg. Harga tersebut masih sama seperti pekan sebelumnya.
Beras operasi pasar seharga Rp 8.900 per kg memang mulai tersedia di sejumlah pasar tradisional di DKI Jakarta. Namun jumlahnya masih belum masif, sehingga belum cukup siginifikan menurunkan harga beras.
Pada Senin lalu, pemerintah kembali menggelar operasi pasar beras di sejumlah pasar-pasar tradisional di wilayah DKI Jakarta. Dalam operasi pasar itu, pemerintah menjual beras medium seharga Rp 8.900 per kg.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menyatakan, beras operasi pasar seharga Rp 8.900 per kg memang mulai tersedia di sejumlah pasar tradisional di DKI Jakarta. Namun jumlahnya masih belum masif, sehingga belum cukup siginifikan menurunkan harga beras.
NFA tengah memobilisasi stok beras Bulog dan dari beberapa daerah untuk operasi pasar beras di 153 pasar tradisional. Beras Bulog yang dimobilisasi dari Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat masing-masing sebanyak 6.000 ton dan 9.845 ton, sedangkan dari Bulog sebanyak 14.000 ton.