Nokia Rakit Ponsel Pintar di Batam, 50.000 Unit Diproduksi Per Bulan
Nokia mulai merakit ponsel pintar ”entry level” di pabrik PT Sat Nusapersada, Batam. Selain Nokia, PT Sat Nusapersada juga merakit ponsel Xiaomi, Asus, dan Huawei.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM KOMPAS — HMD Global menggandeng PT Sat Nusapersada untuk merakit dua tipe ponsel pintar di Batam, Kepulauan Riau. Menurut rencana, setiap bulan pabrik di Batam akan merakit 50.000 unit ponsel pintar merek Nokia.
General Manager HMD Global Indonesia Hero Tjokroardi, Selasa (8/11/2022), mengatakan, ini adalah pertama kalinya Nokia merakit ponsel pintar di Batam. Dua tipe ponsel pintar Nokia yang mulai dirakit di Batam adalah C21 Plus dan C31.
”Dua tipe smartphone itu akan dipasarkan dengan harga di bawah Rp 2 juta. Dengan dua tipe itu, kami ingin membidik pasar smartphone sejuta umat,” kata Hero seusai meninjau pabrik perakitan di Batam.
Nokia, yang dulu menjadi penguasa pasar featured phone di Indonesia, tengah berupaya melakukan penetrasi ke pasar ponsel pintar. Ponsel pintar Nokia itu akan dipasarkan ke masyarakat umum lewat jaringan gerai Erajaya Group.
Deputi CEO Erajaya Group Hasan Aula mengatakan, kerja sama perakitan antara HMD Global dan PT Sat Nusapersada merupakan wujud dukungan terhadap peraturan pemerintah mengenai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Ia berharap langkah itu dapat meningkatkan tenaga kerja dan memberikan kontribusi positif di bidang ekonomi kepada warga Batam.
Direktur Operasional PT Sat Nusapersada Bidin Yusuf menambahkan, pihaknya menyiapkan lima jalur produksi khusus untuk merakit ponsel pintar Nokia. Jalur produksi itu mampu merakit maksimal 150.000 unit ponsel per bulan.
Pada masa pandemi Covid-19, kami justru mendapat pesanan sampai lebih dari 1 juta unit smartphone per bulan. (Bidin Yusuf)
”Untuk saat ini, kami baru memproduksi 50.000 smartphone Nokia per bulan. Untuk serapan tenaga kerja lebih kurang ada 100 pegawai yang kami rekrut untuk merakit smartphone Nokia,” ujar Bidin.
Selain merakit ponsel pintar Nokia, PT Sat Nusapersada juga merakit sejumlah merek lain, seperti Asus, Xiaomi, dan Huawei. Dengan tenaga kerja 2.000 orang, PT Sat Nusapersada mampu merakit 800.000 unit ponsel per bulan.
”Itu sudah agak berkurang. Pada masa pandemi Covid-19, kami justru mendapat pesanan sampai lebih dari 1 juta unit smartphone per bulan,” ucap Bidin.
PT Sat Nusapersada melakukan perakitan ponsel pintar dengan skema completely knocked down (CKD). Artinya, mereka mendatangkan komponen-komponen ponsel pintar dari luar negeri lalu merakitnya menjadi ponsel utuh di Batam.