Sejumlah emiten peritel di Bursa Efek Indonesia membukukan kinerja positif pada triwulan III-2022. Daya beli masyarakat yang membaik di tengah pemulihan ekonomi pascapandemi dinilai turut mendukung capaian itu.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hingga triwulan III-2022, emiten peritel membukukan kinerja baik. Daya beli masyarakat yang terus membaik dinilai turut mendukung kinerja keuangan emiten pada sektor ini.
Peritel multikanal PT Mitra Adiperkasa Tbk mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada triwulan III-2022. Pada periode yang sama tahun 2021, Mitra Adiperkasa membukukan kerugian bersih Rp 114,8 miliar, sementara pada triwulan III-2022 membukukan laba Rp 1,8 triliun.
Pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan bersih yang naik hingga 55,8 persen dari Rp 12,1 triliun menjadi Rp 18,8 triliun hingga 30 September 2022. Laba usaha bertumbuh dari Rp 388 miliar menjadi Rp 2,2 triliun.
”Kami mempererat hubungan dengan para mitra brand internasional terkemuka dengan investasi pada teknologi baru untuk meningkatkan kinerja gerai dengan fitur yang disempurnakan secara digital,” kata Ratih D Gianda, VP Investor Relation Corporate Communication and Sustainable Mitra Adiperkasa Group, Rabu (2/11/2022).
Kinerja tersebut, kata Ratih, mencerminkan daya tahan Mitra Adiperkasa di tengah pandemi Covid-19 dan kembali melanjutkan rencana pertumbuhan jangka panjang untuk berbagai kanal penjualan secara daring, luring, lokapasar, ataupun distribusi kepada berbagai usaha kecil dan menengah. Sepanjang triwulan III-2022, Mitra Adiperkasa membuka 91 gerai baru, termasuk Foot Locker, Skechers, Boots, Digimap, Starbucks, dan Subway.
”Kami memperkirakan Mitra Adiperkasa akan terus berekspansi pada tahun 2023 mendatang. Hubungan Mitra Adiperkasa dengan mitra globalnya dengan menginvestasikan teknologi baru pada kapabilitas toko dengan digital akan memberikan pengalaman bagi para pembeli,” kata analis Mirae Aset Sekuritas, Christine Natasya.
Christine juga mencermati, dalam dua tahun terakhir, Mitra Adiperkasa memiliki fondasi yang solid untuk melampaui berbagai guncangan ekonomi, seperti gangguan rantai pasok global dan tekanan inflasi.
Ramayana
Sementara itu, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk juga membukukan kinerja positif. Pendapatan Ramayana hingga akhir September 2022 naik 21,4 persen secara tahunan dari Rp 1,97 triliun menjadi Rp 2,4 triliun. Penjualan barang beli putus menyumbangkan pendapatan terbesar, yakni senilai Rp 1,86 triliun, meningkat dari Rp 1,57 triliun pada triwulan III-2021.
Pendapatan Ramayana hingga akhir September 2022 naik 21,4 persen secara tahunan dari Rp 1,97 triliun menjadi Rp 2,4 triliun.
Sumber pendapatan lain adalah komisi penjualan konsinyasi yang naik dari Rp 400 miliar menjadi Rp 534 miliar pada triwulan III tahun ini. Sementara laba tahun berjalan Ramayana meningkat 189,12 persen dari Rp 102,8 miliar menjadi Rp 298 miliar.
Dilihat dari sebaran geografis, kontributor terbesar adalah penjualan dari toko yang berada di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Nilainya mencapai Rp 1,57 triliun. Menyusul kemudian penjualan dari toko di Sumatera senilai Rp 407 miliar, toko di Sulawesi dan Papua senilai Rp 218 miliar, dan toko di Kalimantan yang mencapai Rp 203 miliar.